Happy Reading!
••••
"Sepi banget!"
Celetukan itu dilontarkan Harsa saat dirinya beserta Jauzan, Cakra dan Juju memasuki RAA's Cafe. Yang keempatnya lihat saat ini adalah kekosongan, tidak ada satupun pembeli, yang ada hanya pegawai cafe yang sedang membersihkan meja, ada juga yang sedang duduk di area kasir, terlihat sedang mengaudit laporan keuangan.
"San!"
"Bang Sandy!"
Sapa keempatnya saat mendapati Sandy yang baru saja memasuki kafe, sepertinya Sandy habis membuang sampah, terbukti dari adanya tempat sampah kosong yang dipegang tangan Sandy.
"Eh, kalian!" sapa balik Sandy sembari mencuci tangan di dekat pintu masuk kafe.
"Gue mau nanya, ini kafe kenapa sepi gini sih?" tanya Harsa penasaran. "Gak biasanya sepi kayak gini."
Sandy menghela napas sebelum menjelaskan alasan mengapa kafe bisa sepi seperti ini. "Jadi, ... Kejadian itu yang bikin kafe jadi sepi."
"Beneran ada kecoa di dessert-nya?" tanya Juju mencoba memastikan pendengarannya.
"Iya," jawab Sandy singkat.
"Tega banget itu orang, ish kalau gue tahu orangnya, udah gue samperin ke rumahnya," ucap Cakra penuh penekanan dalam ucapannya.
"Terus, sekarang Kak Rendi dimana?" tanya Jauzan.
"Di ruangannya, disana juga ada Juan sama Bang Tirta."
"Thanks ya, kita masuk." Harsa menepuk bahu Sandy satu kali, dibalas anggukan oleh Sandy yang setelahnya berjalan kearah dapur.
Tok-tok
Juju mengetuk pintu berbahan kaca dihadapannya
"Masuk!" Suara Juan terdengar oleh keempatnya, membuat mereka langsung membuka pintu, dan memasuki ruangan sang kakak.
Saat pertama masuk, keempatnya melihat Rendi yang sedang duduk di sebuah sofa single sembari mengerjakan sesuatu. Tirta yang sedang berkutat dengan komputernya di dekat jendela, sedangkan Juan terlihat sedang memijat bahu sang kakak yang auranya terlihat berbeda, mungkin masih merasa sedikit sedih sebab kejadian yang menimpa kafe.
Harsa, Jauzan, Cakra dan Juju bergantian menyalami tangan ketiga abangnya.
"Lo gak papa kan Kak?" tanya Juju sebenarnya berbasa-basi.
Rendi tersenyum, wajahnya sudah terlihat seperti biasanya. Ia menjawab, "Gak papa."
"Itu pipi lo kenapa lebam gitu Dek?" tanya Tirta menghentikan ketikannya diatas keyboard saat menyadari adanya lebam di pipi Jauzan walaupun samar, sebab sudah diobati.
Jauzan memegang bagian yang memar. "Oh ini, tadi ada sedikit kesalah pahaman di kampus sama temen, alhasil gue kena bogem deh."
"Udah di obatin kan?" tanya Rendi khawatir.
"Udah kok Kak," jawab Jauzan menyimpan tasnya di atas meja. Lalu menduduki sofa panjang yang masih memiliki space kosong
"Jadi, yang Bang Sandy ceritain di depan, tentang kejadian yang menimpa kafe itu beneran ya?" tanya Cakra pelan, takut membuat Rendi kembali muram. Dirinya kembali bertanya bukan karena tidak percaya dengan cerita Sandy, hanya saja ia ingin memastikan sekali lagi, sebab dirinya masih spechlees saat mendengarnya tadi.
Rendi mengangguk.
"Kalian tahu apa maksud orang itu ngelakuin kekacauan ini?" tanya Juju merasa penasaran sekaligus geram.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ?
FanfictionADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! ? NCT Drea...