抖阴社区

64. HCE - CTRL + SHIFT + F6

2.9K 258 7
                                        

[ 64. HCE - CTRL + SHIFT + F6 ]

Tata tersenyum kecut dengan wajah sedikit panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata tersenyum kecut dengan wajah sedikit panik.

Tanpa berlangsung lama pun, akhirnya HCE tiba di depan toilet lantai satu.

"Yang cowok masuk toilet cewek kah?" Farhan bertanya dengan tersenyum kecut.

"Kagaklah. Coba cari di toilet cowok dulu ae kek! Nanya mulu lo!" Tata menjawab dengan ketus.

Farhan pun menghembuskan nafas berat sembari memuat bola matanya malas.

"Udah, jangan ribut. Cepet cari jalannya, bisa jadi Karin ada di dalam sana juga," ujar Samuel.

Evan menaikkan satu alisnya heran setelah menelaah kalimat Samuel tadi. "Kenapa lo berucap seolah tingkat kepercayaan lo lebih tinggi daripada anggota HCE lainnya? Dion juga hilang, kenapa nggak lo sebut? Jangan bilang, lo itu---"

"Halah sotoy lo, Van!" Farhan menepuk punggung Evan.

Samuel hanya memasang wajah dingin pada Evan, kemudian langsung memasuki toilet laki-laki tanpa berbicara apa-apa lagi. Jujur saja, Samuel tidak ingin membuang waktu dengan bertengkar bersama Evan. Baginya itu sia-sia dan merepotkan. Akan lebih baik, jika waktu dan detik ini diisi oleh kegiatan yang menyenangkan dan membantu orang lain maupun diri sendiri.

Anggota HCE yang lain pun mulai memasuki toilet, laki-laki memasuki toilet laki-laki, begitu pun juga dengan perempuan. Saat para gadis memasuki toilet perempuan di lantai satu ini, mereka terkejut---terkecuali Tata yang sudah mengetahuinya---kala melihat mayat seorang siswi yang arterinya digorok.

"Astaga, darahnya.. " Hella membuang pandangannya kepada mayat itu. Sungguh sadis kejadian kali ini.

"Berapa kali dia tusuk sampai-sampai darahnya segini?" Kai termangu sembari melihat daerah sekitar mayat itu yang bersimbah darah.

"Lebih dari sepuluh kali," Tata menjawab.

Hella dan Kai spontan menoleh cepat pada Tata. "Se-serius?" Hella bertanya untuk meyakinkan dirinya.

Tata manggut-manggut.

Hella meringis tak tega melihat kejadian tragis ini. "Aku nggak sanggup lagi liat mayat itu," lirih Hella.

"Ta, kamu ingat nggak di mana letak jalan rahasianya?" tanya Kai menolehkan kepalanya pada Tata.

"Hmm, aduh! Rada lupa gue!" Tata menepuk jidatnya. "Sorry ya, Kai, La. Payah banget gue, kenapa pake acara lupa segala sih? Nyebelin banget! Nggak guna, bego!" gerutu Tata.

"Udah nggak pa-pa, Ta. Ayo cari jalanan pelan-pelan. Hati-hati aja sama sekitar kita." Kai perlahan maju untuk mencari pintu ruang rahasia menuju bawah tanah.

SCORE 100 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang