抖阴社区

                                    

Beberapa staf sedang berdiskusi tentang apa yang akan mereka siapkan selanjutnya.
Dan manager Hyung sedang sibuk dengan telepon yang menempel di telinganya.

"Bagus sekali, kita datang di waktu yang tepat.."

Beberapa staf berjalan melalu mereka, Mereka tersenyum kemudian menunduk ketika melihat mereka bertiga yang berdiri bersampingan yang terlihat sedang mencari sesuatu.

Tapi di penglihatan mereka, tidak ada sosok orang yang ingin mereka kejutkan dengan kedatangan mereka.
Sampai manager Hyung akhirnya memperhatikan mereka bertiga yang berdiri kebingungan.

Manager Hyung di sana akhirnya menghampiri mereka bertiga, yang masih berdiri tidak bergerak dari tempat mereka berdiri..

"Aku tidak melihat Jaemin di mana pun". Ucap Jeno karena lelah dengan matanya yang terus mencari.

"Aku juga." Ucap setuju Haechan saat Jeno berbicara.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

Manager Hyung datang dengan pertanyaan saat menghampiri mereka bertiga.

"Ah. Kami hanya ingin melihat Jaemin. Tapi aku tidak melihatnya di mana pun Hyung.
Apa Hyung melihatnya?". Jawab Renjun

"Mmm, Aku sedang berbicara di telepon jadi aku tidak memperhatikannya, Mungkin dia pergi ke toilet."

"Oh.."

Renjun mengalihkan pandangannya pada Haechan dengan ekspresi yang bingung dengan apa yang ingin dia katakan setelahnya, meminta Haechan untuk membatunya mengatasi kecanggungan di antara mereka.

Haechan menangkap sinyal itu, kemudian segera memberikan satu cup kopi yang telah Renjun beli sebelumnya.

"Ah, Hyung pasti lelah,, Ini..
Ini kopi yang Renjun beli untuk staf yang sudah bekerja keras sampai sekarang. Termasuk Hyung juga tentunnya."

"Oh. Wah.. Terimakasih."

"Tentu saja, Karena Renjun kami sangat baik seperti seorang malaikat. Haha"

"Ah. benar. Terimakasih Renjun-ssi."

"Aah.. Tidak. Jangan dengarkan apa yang di katakan Haechan. Ini hanya sebuah kopi.. Ha ha"

Renjun merasa terlalu canggung karena dia akan melihat Jaemin di sini, dia juga terlalu sungkan untuk berinteraksi dengan staf yang ada di sana.

Namun karena ada Haechan semua berjalan dengan santai, mereka membagikan satu cup kopi untuk satu orang. Dan untung saja kopi yang Renjun beli tidak kurang untuk mereka bagikan ke para staf.

Renjun di banjiri ucapan terimakasih dari para staf di lokasi syuting Jaemin,
Mereka menjadi sangat memberuntungkan Jaemin karena memiliki teman sebaik Renjun, dari apa yang mereka katakan satu sama lain.

Tapi orang yang sesungguhnya mereka datangi masih belum menunjukan batang hidungnya, sampai waktu break hampir habis.

Setelah membagikan habis kopi yang dia beli, tinggal satu cup yang tersisa dengan isi kopi yang berbeda. Itu bagian Jaemin. Tapi mereka masih belum menemukan orang itu.

"Kenapa dia sangat lama hanya pergi ke toilet?". Keluh Haechan yang sudah mulai tidak sabar menunggunya.

"Dia menghabiskan waktu satu jam hanya untuk mandi, Jadi itu masuk akal jika dia buang air besar selama setengah jam dan buang air kecil selama 15 menit. Haha.." Saut Jeno yang menjadikan Jaemin sebagai lelucon.

"Hahaha.. Haha.."

Haechan menertawakan lelucon Jeno, sementara Renjun hanya berdiam diri sambil menunggu Jaemin kembali.
Tidak ada waktu yang bisa membuat Renjun dapat sesabar sekarang.
Dia masih memegang kopi yang dia beli untuk Jaemin.

Ketika Jeno dan Haechan sedang asik bercanda, Jaemin datang dengan seorang wanita di sampingnya. Itu tidak lain adalah pemeran utama wanita yang bermain bersama Jaemin Kim Ji In.

Renjun sudah melihat mereka dari jarak yang cukup jauh dari tempat para staf berada, mereka berjalan sangat pelan sambil berbicara kemudian saling tertawa satu sama lain. Jaemin sudah memegang kopi di tangannya begitu juga dengan wanita yang ada di sampingnya.
Sebenarnya Jaemin tidak pergi ke toilet, tapi dia pergi keluar untuk membeli kopi bersama pemeran utama wanita.

Itu sangat aneh, Renjun merasa perasaan sangat tidak tenang. Sesuatu terasa telah menusuk hatinya, sangat menyakitkan meskipun Renjun tidak mengerti apa itu. Saat rasa sakit yang Renjun rasakan merambat ke seluruh perasaannya yang tersisa, dia segera menunduk untuk menghindari apa yang dia lihat sebelumnya.

Ini sangat berbeda dari biasanya, Renjun tidak bisa mengontrol perasaan aneh yang dia rasakan sekarang, tubuhnya sedikit gemetar menahan rasa aneh yang membuat dadanya berdebar dengan kecemasan yang memenuhi isi pikirannya.

Wajahnya seketika menjadi pucat,
Renjun merasa lebih aneh lagi saat mataya hampir mengeluarkan air mata.

Haechan yang masih bercanda dengan Jeno tidak memperhatikan kedatangan Jaemin, dia hanya memperhatikan ketika ekspresi wajah Renjun seketika berubah pucat dengan keringat yang mengalir di dahinya.

Renjun terus menunduk, tidak bisa di sembunyikan jika wajah Renjun menunjukan kalo dia sedang mencemaskan sesuatu, itu yang tertampilkan di mata Haechan sampai Haechan berpikir kalo Renjun sakit.

"Renjun-ah kamu baik-baik saja?" Tanya Haechan khawatir dengan keadaan Renjun.

"Uh? Ah.. Aku.. Aku baik-baik saja." Ucap Renjun yang terlihat linglung ketika menjawab Haechan

Renjun sangat baik menyembunyikan kesakitannya, tapi efek dari apa yang sudah dia tahan muncul ke permukaan sampai Haechan dan Jeno bisa melihatnya dengan jelas.

Haechan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Renjun, tapi jika dia mencoba mencari tahu mungkin dia akan mendapatkan jawabannya.

Jeno melihat ke arah Renjun setelah Haechan berbicara seperti itu, dan benar saja. Wajah Renjun sangat pucat sampai ujung jarinya juga ikut memutih.

"Wajah mu sangat pucat". Ucap Jeno yang memerhatikan secara jelas wajah Renjun.

"Mungkin karena semakin lama udaranya semakin dingin".

Tidak ada yang terpikirkan oleh Renjun, dia hanya menjawab dengan apa yang terlintas di pikirannya sesaat.

"Tapi kamu berkeringat begitu banyak" Jawab Haechan yang merasa aneh dengan tingkah Renjun tiba-tiba

Renjun tersentak, di segera memastikan dengan menyentuh dahinya. Dan benar saja keringat sudah banyak bermunculan di dahi Renjun.

Haechan seperti langsung mengerti jika, Renjun seperti menahan sakit yang tidak ingin dia tunjukan pada orang lain.

Karena apa yang dia katakan sebelumnya seperti omong kosong, Renjun jadi tidak bisa menjawab Haechan setelah di tampar kenyataan yang membuatnya kebingungan.

Renjun menatap Haechan dengan tatapan memohon untuk tidak perlu membahasnya lagi,
Dan seperti biasa meskipun terkadang mereka sering bertengkar,
Haechan sangat paham dengan keadaan Renjun ketika dia dalam keadaan yang tidak perlu di ketahui olehnya. Haechan hanya harus mengerti dan diam untuk membantu Renjun meskipun dia tidak tahu masalahnya apa. hanya diam, itu sangat cukup membantu bagi Renjun.



***







?,?????. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang