Jaemin mendekat dan duduk di sofa yang Haechan duduki sebelumnya, dia menatap lurus pada Renjun yang masih terlihat marah.Jaemin.“Apa yang kalian ributkan sekarang?”
Nada suara Jaemin sangat dingin, Jisung dapat merasakan serangan dingin yang menusuk di punggungnya.
Tatapan Jaemin semakin menajam saat mata itu jatuh pada sosok Jisung yang sedang memeluk pinggang Renjun di tangan besarnya.Punggung Jisung terasa seperti akan berlubang karena tatapan Jaemin,
Tangan itu segera menyusut dan kembali ke tempat aman kemudian menjauh dari tubuh Renjun.Karena keberadaan Jaemin yang cukup dekat, emosi Renjun lebih teratur sedikit. Hanya sedikit!
Tapi dia masih ingin melontarkan kata-kata yang akan cukup menindas perasaan Haechan.Renjun berteriak.“SEHARUSNYA AKU TIDAK PERNAH MEMPERCAYAI MU LEE HAECHAN!! AKU AKAN MENGUBUR Mu DI BAWAH Gedung SM!! DAN KAMU TIDAK BISA KABUR DARI MALAPETAKA YANG AKAN MENIMPA MU JUGA!! Ya!!Brengsek!!”
Haechan hanya terkekeh dengan tawa puasnya setalah membuat Wajah Renjun merah karena amarah.
Jisung sendiri sudah tidak tahan dengan setiap tutur kata kasar yang Renjun lontarkan, itulah kenapa dia pelan-pelan mencoba menghentikan Renjun dengan perkataannya juga.
Jisung berkata lirih, “Hyung berhentilah marah-marah”, perkataan Jisung yang itu masih aman, dia kemudian melanjutkan setelah beberapa jeda. “...Kau akan cepat Tua jika terus marah-marah seperti ini,,” pinta Jisung dengan nada polosnya kemudian,
Sementara Jaemin masih memperhatikan mereka dengan ketenangan yang dia kendalikan setelah Jisung melepaskan tangannya dari Renjun.
Kejadian ini cukup cepat saat..
Tangan Renjun terangkat tiba-tiba, dia sudah siap melempar kepalan tangannya pada punggung Jisung namun Jaemin segera datang dan menghentikan tangan Renjun dari aksinya.Jaemin berkata cukup santai namun terdengar sangat tajam pada Jisung. “Jisung-ah,, Cucian mu tidak akan cepat kering jika kamu tidak menjemurnya sekarang,”..
Jisung sangat sering bertingkah bodoh, dan sekarang waktu itu datang. Dia tercengang dengan ekspresi bodoh karena sudah melupakan cuciannya dan malah mengurus urusan Haechan dan Renjun sementara Jeno sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan Meninggalkan sisanya pada Jisung.
Jisung.“Aku sungguh Lupa!” sambil berlari untuk menghampiri cuciannya yang sudah menunggu sedari tadi di mesin cuci, tanpa memperdulikan Renjun lagi.
.
.
Nafas Renjun terhentak sangat keras dia masih mencoba untuk menenangkan dirinya tapi sepertinya itu sangat sulit.
Jaemin mendongak dari punggung kecil Renjun, dengan tawa tanpa suara itu. Dia berhasil membuat Renjun menghembuskan nafasnya dengan berat,. Lagi
Jaemin mungkin tidak salah apa pun tapi Renjun terlalu kesal sampai dia tiba bisa mengontrol lagi emosinya bahkan pada Jaemin sekarang.
Dia berada di Dorm, dan tidak ada kamera di sekitar mereka seharusnya Renjun baik-baik untuk berinteraksi dengan Jaemin tapi dia merasa takut.Jaemin mencoba mempertahankan posisinya, tapi Renjun masih marah dan menolak untuk menoleh ke arahnya. Justru Renjun malah membuang muka dan melirik ke arah lain untuk menghindari tatapan Jaemin, Dia tidak ingin menyalahkan semuanya pada Jaemin yang ada di sampingnya sekarang.
Tapi Jaemin cukup gigih, dia seperti tidak ada niat untuk bergerak sebelum Dapat perhatian dari Renjun.
Posisi badannya tidak berubah, Renjun khawatir jika Jaemin akan pegal kalo dia tidak menuruti apa keinginan nya.
