Paginya sekitar pukul 6, Danesh diminta untuk membangunkan sang adik bungsu karena sudah waktunya sarapan. Sebelum ia benar-benar naik ke lantai atas, Rean berpesan untuk membangunkan Zafran juga.
Kamar pertama yang di kunjungi Danesh adalah kamar Vardhan. Hal yang terlihat adalah kamar itu kosong. Mungkin Vardhan ada di kamar mandi, pikirnya. Tapi kenyataannya kamar mandi juga kosong. Danesh mengangkat sebelah alisnya untuk memikirkan sebuah kemungkinan di mana adik bungsunya itu berada. Lalu Danesh segera menuju kamar Zafran karena ia pikir bisa saja Vardhan berasa di sana.
Dugaannya benar, Vardhan ada di sana bersama Zafran dengan keadaan keduanya masih tidur dan saling memeluk satu sama lain. Danesh tersenyum melihat interaksi kedua adik bungsunya. Ponsel yang berada di saku celananya, ia keluarkan untuk memotret dua adik bungsunya itu.
"Menggemaskan," batinnya yang melihat hasil jepretannya
Danesh kembali memasukkan ponselnya dan mulai mengguncang ringan tubuh Zafran.
"Dek, bangun dulu."
Zafran yang memang mudah terbangun pun langsung membuka matanya. Dengan perlahan, Zafran melepaskan kedua tangan Vardhan yang masih memeluknya erat. Tak ada tanda-tanda Vardhan terganggu pun membuat Zafran langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh wajah.
Danesh yang masih di sana dapat melihat wajah Zafran yang baru bangun tidur itu. Danesh baru sadar jika wajah adiknya yang satu itu tak kalah menggemaskan dari Vardhan. Kenapa dia baru sadar ya.
Zafran keluar dari kamar mandi dan baru menyadari jika Danesh masih berada di kamarnya.
"Shaka biar gua aja yang bangunin," ucapnya pada Danesh
"Gapapa, biar Mas aja. Kamu ke bawah gih, disuruh ikut sarapan bareng sama papa."
Dirasa tak ada reaksi apapun, Danesh kembali bertanya.
"Kenapa? Kok diam gitu?"
"Gapapa, gua sarapan belakangan aja."
"Bareng lah, lo udah lama nggak sarapan semeja sama kita."
"Belakangan aja."
"Nurut ya, Dek, atau mau Mas gendong?"
Zafran menampilkan wajah datarnya. Kalau sudah begini bagaimana bisa ia menolak.
Vardhan bangun setelah beberapa kali Zafran menepuk pelan pipinya.
"Ngantuk, Arya...." rengeknya
"Sarapan dulu, besok gua bikinin salad ya? Hari ini gua ada urusan ke sekolah," ucapnya lembut
Lagi dan lagi Danesh terdiam. Kata-kata yang keluar dari mulut Zafran untuk Vardhan lebih lembut daripada untuknya dan saudaranya yang lain.
Vardhan merentangkan tangannya dan disambut baik oleh Zafran yang langsung menggendongnya ala koala. Danesh bahkan terkejut melihat Zafran yang kuat menggendong Vardhan.
"Dek, biar gua aja yang gendong," menawarkan diri
"Nggak, gua mau di gendong Arya," tolak Vardhan
Zafran hanya tersenyum tipis dan membawa Vardhan menuju meja makan. Setibanya di sana pun yang lainnya memasang wajah terkejut yang sama seperti Danesh saat melihat Zafran datang dengan menggendong Vardhan ala koala.
Zafran mendudukkan Vardhan di salah satu kursi dan ia pun ikut duduk di sebelah Vardhan. Kursi keduanya memang bersebelahan karena permintaan dari Vardhan. Danesh juga baru saja tiba.
"Ekhemm.... silakan sarapan."
Keadaan hening tercipta di antara keluarga tersebut. Semuanya fokus pada sarapannya. Bahkan setelah selesai sarapan pun belum ada percakapan. Sampai sang kepala keluarga Pradipta membuka suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Find Happiness || END
FanfictionZafran hanya ingin tahu apa itu definisi dari kebahagiaan. Dirinya yang malah memiliki mindset bahwa kebahagiaan dalam hidupnya adalah bisa menjaga dan membahagiakan keenam saudaranya yang tak mengerti apapun tentang dirinya. Zafran yang selalu men...