抖阴社区

Find - 26

1.4K 125 22
                                        

Saat ini Zafran dan Vardhan sedang makan buah yang sebelumnya mereka berdua beli karena kelima kakak mereka belum pulang. Mungkin nanti saat menjelang sore baru akan pulang.

"Terus nanti kita ujian praktik gimana?" Pertanyaan itu lolos dari bilah bibir Vardhan saat tiba-tiba teringat ujian

"Ke sekolah."

"Kapan?" Tanyanya dengan mata berbinar

"Bulan depan."

"Yes!!!!!" Serunya dengan penuh semangat

"Hanya satu hari dan kita selesaikan semua ujian praktik kita dalam satu hari penuh," ucap Zafran yang membuat Vardhan menatap horor ke arahnya

"Yang benar aja! Otak mungil gua apa kabar?"

Zafran bergidik acuh dan melanjutkan memakan buahnya yang belum habis. Dirinya membiarkan Vardhan akan berekspresi apa menanggapi perkataannya. Biarkan Vardhan bertindak sesukanya sebelum Zafran akan memberikan persiapan ketat agar keduanya selesai secara bersama.

"Wih.... kembar bungsu pada apa nih?"

Suara Ghauts membuat Vardhan menengok ke arahnya dan menatapnya tajam.

"Gua sama Arya mau quality time dulu, Aa' jangan ganggu!"

"Idih gayanya sok quality time, tugas tuh pikirin, Dek," cibirnya

"Gampang itu. Hus... sana A', ganggu orang lagi quality time," usirnya yang membuat Ghauts mau tak mau pergi dengan senyuman

Baru saja Vardhan berhasil mengusir Ghauts, Arzan datang dan langsung menarik lengan Zafran yang masih sibuk dengan buahnya.

"Ge, tunggu dulu," cegahnya

"Awas, Dek. Ini penting!"

"Penting apa sih, Ge. Gua lagi quality time sama Arya."

"Nanti lagi, sekarang gua ada urusan sama dia," menunjuk Zafran

"Udah, Shak. Bentar aja," selanya saat melihat Vardhan akan berbicara

"5 menit."

"20."

"5."

"20."

"5"

"15 menit gua selesai," menarik tangan Zafran tanpa memedulikan Zafran yang kesulitan menyeimbangkan langkahnya dengan Arzan

Arzan membawa Zafran menuju kamarnya yang berada di lantai 1. Arzan langsing mengunci pintunya agar tidak ada yang datang dan mengacau semuanya.

"Gua nggak suka basa-basi dan jawab jujur!"

Arzan mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan video yang dikirim oleh Adnan, "siapa orang itu?"

Zafran diam. Dirinya tidak tahu kalau di halaman belakang sekolah terdapat cctv, setaunya tidak ada.

"Jangan mengelak, Zafran!!!"

"Ini masalah gua, Ge."

"Jawab jujur apa susahnya?" Nadanya terdengar menuntut

"Gua udah dewasa dan bisa urus masalah gua sendiri. Terima kasih sudah peduli dan tolong buka pintunya."

Arzan menggeram marah dan melempar ponselnya tepat di samping Zafran membuat Zafran berjengit kaget. Sorot mata Arzan memancar kemarahan. Zafran bahkan menelan salivanya berat karena tatapan dari Arzan.

Arzan perlahan mendekat ke arah Zafran dengan tatapan tajamnya membuat Zafran terdiam. Ingatan Zafran kembali ke beberapa hari yang lalu saat Rean menghajarnya habis-habisan. Sorot mata Arzan saat marah benar-benar mirip dengan Rean. Pantas saja tidak ada saudaranya yang berani menentang Arzan meskipun Adnan adalah sulung, pikirnya.

Find Happiness || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang