抖阴社区

Eternity - 02

759 97 16
                                        

Zafran sedang menunggu Vardhan yang katanya sudah berjalan menuju parkiran. Kenyataannya, sudah sedari 15 menit yang lalu Zafran menunggu Vardhan tanpa ada tanda-tanda kehadiran Vardhan. Entah sudah berapa kali Zafran menghela napasnya.

"Arya, maaf."

Suara itu terdengar tepat saat Zafran melihat jam yang melingkar apik di pergelangan tangan kirinya. Matanya menatap malas ke arah Vardhan dan menengadahkan tangan kanannya.

"Apa?" Heran Vardhan

"Kunci motor."

"Buat apa? Kasha yang bawa."

"Bawel! Lo pasti capek, semalem juga nggak pulang, gantian!"

"Arya...."

"Sstt..... bawel."

Zafran menarik tas Vardhan dan langsung mengambil kunci motor yang memang biasa Vardhan masukkan ke dalam tas. Setelah berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan, Zafran mulai menaiki motor Vardhan dan memberikan helm cadangan yang selalu ada di motor Vardhan.

Vardhan hanya bisa pasrah jika seperti ini. Meskipun sekarang statusnya adalah seorang kakak, tetap saja Zafran jauh lebih dewasa dibandingkan dirinya yang biasanya di manja.


.


.


.


.


"Lho, kamu ada jadwal apa hari ini?" Vardhan heran saat dirinya di bawa ke rumah sakit oleh Vardhan. Vardhan sedikit lupa dengan jadwal Zafran karena setahunya, Zafran akan ke rumah sakit saat jadwal transfusi atau bertemu Vania.

"Kak Vania," sahutnya sembari memasukkan kunci motor ke dalam tasnya

Zafran berjalan lebih dulu diikuti oleh Vardhan di belakang. Seperti biasanya, Zafran akan menuju resepsionis terlebih dahulu sebelum menuju ruangan Vania.

"Sore, Zafran...." sapa Vania saat melihat siapa orang yang memasuki ruangannya

"Sore, Kak."

"Sama Vardhan? Biasanya sama Liam," ucapnya saat melihat Vardhan yang ikut masuk ke dalam ruangannya

"Tadi sekalian pulang kuliah, Kak."

"Okey."

Vania mempersilakan kedua kakak beradik itu untuk duduk di sofa ruangannya. Vania mengambil duduk di hadapan Vardhan dan menyodorkan beberapa kertas yang sebelumnya sudah di siapkan oleh Vania.

"Kali ini kamu butuh apa?"

"Em... aku mau krayon boleh?"

Vania tersenyum dan memberikan apa yang diinginkan oleh Zafran. Memang metode yang di berikan Vania sedikit berbeda dengan pasien lainnya karena kondisi mentalitas Zafran yang memang sudah parah juga membuat Vania memutar otak untuk terus mencari cara terkait pengobatan Zafran.

"Baru pertama kali ya melihat Zafran seperti ini?" Tanya Vania pada Vardhan yang sedari tadi memerhatikan Zafran

"Iya, Kak."

"Gapapa, setidaknya Zafran sudah ada perkembangan jauh lebih besar dari pada sebelumnya." Vania melihat sebentar ekspresi Vardhan dan melanjutkan pembicaraannya. "Saat pertama kali Zafran di tangani, dia hampir menyakiti dirinya sendiri dan beruntung Liam bisa segera membantu. Yang kedua, kondisinya jauh lebih parah dari yang pertama karena Liam bilang kalau Zafran baru bertemu dengan papanya."

Find Happiness || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang