抖阴社区

Bab 8

149 18 34
                                        

"THORN!"

BRAKK!!.

Seketika tubuh Solar pun terpental cukup jauh dari mobil yang menabraknya. Tubuhnya kini di penuhi dengan banyak luka lecet, serta luka serius di kepala belakang. Sedangkan Thorn, hanya bisa terdiam di trotoar, jantungnya berdegup tidak karuan.

Fang pun segera berlari ke arah mereka, yang kini tengah di kerumuni oleh orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut.

"Solar?" Fang pun segera menghampiri tubuh Solar yang bersimbah darah di tengah jalan. Karena kejadian itu, Solar pun dilarikan ke rumah sakit terdekat.

****
Di rumah sakit, kini bukan hanya tubuh Thorn yang gemetar, tapi Fang juga ikut gemetar, dia panik, dan merasa kalut, dia tidak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri atas kejadian ini.

Fang tadi sempat menghubungi Hali, karena Solar membutuhkan transfusi darah. Sedangkan supir pribadi Thorn dan Solar, segera menghubungi Amato.

"Fang? Thorn?" Ucap Hali begitu sampai di depan ruang UGD.

"Kak Hali!" Thorn pun segera bangkit dari kursinya dan memeluk tubuh Hali. Hali yang selama ini tidak dekat dengan Thorn maupun Solar, membalas pelukan itu dengan tulus.

KLEK!

"Keluarga pasien atas nama Solar Rastaputra?" Ucap Suster itu, yang baru saja keluar dari ruangan Solar.

"Iya, saya kakaknya" Ucap Hali,

"Pasien atas nama Solar membutuhkan transfusi darah dengan golongan darah AB, sesegera mungkin, kebetulan stok darah AB di rumah sakit ini sedang kosong, jadi diantara kalian siapa yang bersedia mendonorkan darahnya untuk pasien?" Tanya Suster itu ramah.

Hali dan Fang pun saling tatap, dengan tatapan mata penuh tanya.

"Biar saya saja Sus" Ucap Fang.

"Baiklah, jika begitu ikut saya, untuk melakukan beberapa tes" Fang pun mengikuti Suster itu.

"Maaf Kak, Thorn bohong, sebenarnya Thorn dan Solar, bukan anak kandung Ayah Amato, tapi Ayah Chiko" Ucap Thorn, mendongak menatap mata Hali dengan wajah ketakutan.

"Jadi, lo sama Solar adik kandungnya Fang?" Tanya Hali, mengguncang bahu Solar.

Thorn pun mengangguk, namun kembali menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Hali. Seketika pelukan Hali terlepas, dan tatapan matanya kosong.

Namun seketika lamunan Hali buyar, setelah ada yang menepuk bahunya.

"Hali, bagaimana kondisi Solar, apa Dokter sudah keluar?" Tanya Amato yang tiba-tiba berada di dekat mereka.

****
Sedangkan di tempat lain....

Angga saat ini sedang menemani Ice di ruangannya, sudah 3 hari Ice dirawat, namun Dokter masih belum mengizinkannya pulang.

KLEK!

Angga dan Ice pun menoleh secara bersamaan.

"Blaze?" Angga segera menghampirinya ke dekat pintu.

"Aku hanya ingin tahu keadaan Ice" Ucap Blaze to the point.

"Masuk saja, Ayah akan menunggu di luar" Ucap Angga, diapun berjalan keluar, membiarkan Blaze dan Ice berdua saja.

"Gimana kabar lo Ice?" Tanya Blaze, sambil duduk di kursi yang tersedia di sana

"Gue baik-baik aja kok, sini naik" Ucap Ice, menepuk bagian kasur di sebelahnya.

"Gue lagi nggak pengen rebahan, nanti lo kesempitan kalau gue ikut naik ke kasur" Ucap Blaze menolak.

"Nggak kok, kasur ini lebih dari cukup buat kita berdua, please gue kangen sama lo" Ucap Ice memohon. Blaze pun mau tidak mau menuruti ucapan Ice.

"Kata Dokter, umur gue nggak lama lagi, setelah itu, lo bakal dapatin kasih sayang orang tua kita sepenuhnya" Ucap Ice, sambil memeluk Blaze.

"Ice jangan ngomong kayak gitu, hidup dan mati itu cuma Tuhan yang tahu, Dokter itu cuma memprediksi, gue yakin lo pasti bakal sembuh Ice" Ucap Blaze, namun tak kunjung disahuti oleh Ice, rupanya Ice sudah lebih dulu tertidur sebelum mendengarkan ucapan Blaze.

"Capek banget ya, sampai-sampai lo lebih suka berada di dunia mimpi daripada dunia nyata" Ucap Blaze, sambil memandangi wajah Ice, yang kini bahkan lebih pucat dari biasanya.

****
Blaze pun keluar dari ruangan Ice, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan di sana sudah ada Angga dan Dewi, yang sedang duduk di kursi tunggu

"Ayah" Panggil Blaze.

"Ada apa Blaze?" Tanya Angga, yang bangkit dan menghampirinya.

"Aku, setuju untuk melakukan operasi itu" Ucap Blaze, membuat Dewi juga ikut menghampirinya.

"Apa kamu serius Blaze?" Tanya Dewi meyakinkan.

"Aku serius, tapi tidak sekarang, aku masih butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya, bagaimanapun juga, Ice juga harus tahu tentang hal ini" Ucap Blaze.

"Terimakasih sayang, nanti kita beri tahu pelan-pelan ya" Ucap Dewi lantas memeluk Blaze dengan erat.

"Blaze, terimakasih banyak, Ayah berjanji, tidak akan membencimu lagi" Ucap Angga, menarik Blaze ke dalam pelukannya.

****
Fang baru saja keluar dari ruangan transfusi darah, setelah mendonorkan darahnya, dia merasa sangat lemas. Dia berjalan sambil berpegangan pada dinding di sekitarnya.

"Kamu? Dasar kurangajar, supir saya sudah menceritakan semuanya, kamu yang udah buat Solar kecelakaan kan? Kali ini kamu tidak akan luput dari kemarahan saya" Ucap Amato sambil memukul Fang secara membabi buta.

"Ayah, cukup Ayah, jangan sakiti Fang, ini bukan salahnya, semua ini sudah takdir" Ucap Hali melerai mereka.

"Kamu lebih membelanya? Kamu memang sama sekali tidak peduli pada adik-adikmu. Ingat Hali sekarang Solar jadi buta, gara gara-gara dia" Tunjuk Amati pada Fang.

"Apa, Solar buta Om? Jika begitu saya rela mendonorkan mata saya untuk Solar, Om, sebagai permintaan maaf saya pada Solar" Ucap Fang menawarkan diri.

"Tidak segampang itu Bodoh, Solar mengalami kebutaan permanen, dia akan buta seumur hidupnya, dan itu semua karena kamu" Ucap Amato.

"APA?" Tanya Fang terkejut.









Happy reading ya guys

  Sesuai janjiku Author akan upload 2 bab hehe

Semoga suka ya sama cerita Author yang asal-asalan

See You 👋😁











BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang