Gempa dan Taufan kini sudah selesai dimakamkan, Amato pun segera kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi Halilintar.
Di rumah sakit, Halilintar tampak menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Sampai sekarang dia masih belum menerima kepergian adiknya
CEKLEK!
Amato kini mulai memasuki ruang rawat halilintar, dia menghela nafas panjang saat melihat kondisi Halilintar yang tidak bergeming saat dirinya datang.
"Ayah tahu kamu pasti merasa sangat kehilangan atas kepergian adikmu. Ayah minta maaf karena sudah menjadi Ayah yang buruk bagi kalian semua" Ucap Amato, sambil menggenggam tangan putranya.
"Jangan memintaku bertahan, saat semuanya sudah hancur berantakan" Ucap Hali, merespons ucapan Ayahnya.
"Semuanya masih bisa diperbaiki, kita masih punya Solar, Ayah janji kita akan menemukan adikmu secepatnya" Ucap Amato.
"Tapi Solar bukan adikku Ayah" Ucap Hali, memeluk Ayahnya sambil menangis.
Kali ini Amato tidak ingin menanggapi ucapan Hali, karena dia tahu pikiran putranya sedang kalut.
****
Di ruangan lain, saat ini Angga sedang tertidur di sofa dengan posisi duduk, setelah kembali dari pemakaman Taufan dan Gempa, dia segera kembali ke rumah sakit untuk menjenguk putranya yang masih koma.Sedangkan Dewi, langsung pulang ke rumah, karena Ice sudah diijinkan pulang dari rumah sakit.
"Ayah..." Ucap seseorang membangunkannya, Angga pun membuka matanya dan dia terkejut melihat seseorang yang kini berdiri di hadapannya.
"Blaze, kamu sudah bangun? Akhirnya kamu kembali sayang, Ayah sudah tahu kamu pasti akan selamat" Ucap Angga lantas memeluknya dengan erat.Blaze melepaskan pelukan itu sambil menangis.
"Ayah salah, aku tidak akan kembali, bukankah hidupku tidak penting bagimu, tolong lepaskan aku, biarkan aku pergi" Ucap Blaze, membuat Angga keheranan.
"Maksud kamu apa? Kamu mau pergi kemana Blaze?" Ucap Angga kebingungan.
"Ragaku sudah tidak bisa kembali lagi Ayah, tubuhku memang masih disini, tapi aku sudah lama pergi. Sekarang aku hanya menunggu keputusan Ayah untuk melepaskanku" Ucap Blaze.
"Tidak bisa Blaze, apa yang harus Ayah katakan pada Ice jika kamu pergi?" Ucap Angga mengguncang tubuh Blaze dengan kasar.
"Ayah, Ayah harus melepaskan aku, jika tidak maka Ayah akan kehilangan kedua putramu?" Ucap Blaze, lantas menghilang dari sana.
Tiba-tiba Angga terbangun dari tidurnya, karena handphonenya berdering.
DRRT!! DRRT!!
"Iya halo Dewi, ada apa?"
'Mas, Ice tidak ada di kamarnya, tadi habis minum obat aku memintanya untuk istirahat, jadi aku tinggalkan dia untuk membereskan rumah, tapi tiba-tiba dia hilang, dia tidak ada di kamarnya, aku sudah mencarinya kemana-mana tapi dia tidak ada' Ucap Dewi panik di telpon.
Angga pun menoleh ke arah Blaze, yang masih terbaring di ranjangnya, dia jadi teringat dengan ucapan Blaze dalam mimpinya.
"Baiklah Dewi, aku akan segera mencarinya" Ucap Angga lantas menutup telpon.
****
Kini, Ice sedang berada di sebuah jembatan, dimana di bawahnya terdapat sungai yang arusnya sangat deras.'Jika kepergianku mampu melepaskan semua kutukan dalam hidupmu, baiklah akan aku lakukan' Ucap Ice dalam hati, sambil menghembuskan napas pelan.
"Whale, aku tahu kamu sangat suka berenang kan? Aku tidak bisa berenang, tapi aku tetap ingin berenang bersamamu" Ucap Ice kepada bonekanya, boneka paus yang diberikan oleh Blaze di hari ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.
Ice pun kini memberanikan diri menaiki pembatas jembatan, dia memeluk erat bonekanya dan segera melompat pada sungai yang mengalir di bawahnya.
Tidak butuh waktu lama, kini napasnya mulai tersengal, dadanya terasa sangat sakit, apalagi dengan kondisi paru-parunya yang masih belum stabil.
'Tunggu Blaze, gue pasti akan bantuin lo, gue nggak akan pergi tanpa lo, begitupun lo nggak akan pergi tanpa gue' Ucap Ice dalam hati sambil menahan rasa sesaknya.
Happy reading ya guys
Maafkan Author yang lama menghilang dibalik tumpukan kerjaan 🙏
Sekarang Author coba untuk update lagi, tapi masih slow update ya
See You 👋😁

KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
FanfictionBROKEN, mungkin itulah yang telah terjadi pada mereka Jangan memintaku untuk bertahan disaat semuanya telah hancur berantakan ~ Halilintar Kenyataan telah menghancurkan hidupku, hingga tak ada alasan untuk bertahan ~ Taufan Jika di dunia ini saja...