Sepasa kekasih yang umurnya sudah sama-sama mencapai kepala empat itu terlihat jauh lebih romantis mengalahkan pasangan-pasangan anak muda yang juga tengah menikmati makan malam di sebuah restoran mewah di tengah kota Jakarta.
Dari raut wajah yang terpancar dari keduanya, kentara sekali jika mereka sedang dalam masa paling bahagia di bumi ini. Berasa dunia milik berdua.
Keduanya seakan mengalam masa puber kedua di masa yang tak lagi muda ini. Seakan tak kenal tempat dan merasa malu dengan sekitar, keduanya benar-benar terlihat sangat mesra hingga membu beberapa orang merasa iri dengan kedekatan mereka. Yang mereka pikirkan adalah keduanya merupak sepasang suami istri yang begitu bahagia dan harmonis. Padahal kenyataannya, mereka hanyalah sepasang kekasih gelap yang berhubungan secara diam-diam dari istri sahnya yang kini sedang berada di rumah sakit sendirian.
Mungkin jika mereka tau kebenarannya, sudah bisa dipastika mereka akan dengan terang-terangan menjudge pria yang kini menjelma sebagai seorang bajingan tengik yang sama sekali tak memiliki perasaan pada istrinya yang malang itu.
Dan mungkin saja jika anak dari pria itu melihat kelakuan bejat dari papanya, anak itu pasti akan langsung menghajar habis pria yang berstatus papanya itu. Tak peduli jika nantinya ia akan dicap sebagai anak tidak tau diri dan tidak tau sopan santun yang paling penting pria brengsek yang menjadi papanya itu berhasil ia beri pelajaran atas apa yang telah dilakukannya selama ini. Terlebih berani menduakan sang ibu di rumah.
Kembali lagi pada kegiatan dua orang yang sedang kasmaran di meja paling pojok dekat dengan jendela kaca besar di sampingnya. Bisa dilihat sang wanita dengan tidak punya rasa malu sedikitpun bergelayut manja pada sang lelaki yang kini berada tepat di sampingnya.
Kedua duduk disebuah sofa panjang yang didepannya terdapat satu meja berbentuk persegi panjang yang diatasnya sudah tertata rapih berbagai macam makanan mahal yang sempat meraka pesan beberapa menit yang lalu.
Tangan sang wanita dengan kemayu nya membelai area jakun sang pria dengan bisikan halus yang sengaja ia keluarkan guna memancing sang kekasih.
Senyum miring itu terlihat di bibirnya yang merah merona saat merasakan gelagat aneh dari sang lelaki.
"Kamu kenapa, mas?" tanyanya.
Sang pria menggeleng pelan, ia sedikit menggeser tubuh dari jangkauan sang wanita untuk mengindari suatu hal yang kemungkinan bisa berakibat fatal nantinya.
"Kok kamu kayak menghindar dari aku? Kamu kenapa sih?" Dengan tidak tau dirinya wanita itu kembali menggeser tubuhnya mendekat pada sang pria. Kepalanya sengaja ia sandarkan pada bahu kokoh pria tersebut namun siapa sangka, alih-alih mendapat usapan halus di bahunya justru kepalanya dijauhkan dengan pelan oleh sng kekasih.
Wanita itu menat sang lelaki dengan kerutan halus di keningnya. "Mas?"
Pria berjas hitam yang dipadukan dengan kemeja warna putih itu menghela napasnya kasar. "Jangan berlebihan, Ris, ini tempat umum. Saya takut ada rekan kerja saya yang melihat kemesraan kita berdua, bisa habis reputasi saya di depan mereka," kata pria itu.
"Oh, oke. Benar itu alasannya 'kan, bukan karena kamu sudah bosan dengan aku?" tanya wanita itu merubah mimik wajahnya jadi serius.
"Apa maksud ucapan mu, Ris? Mana mungkin aku bosan dengan kamu, justru kamu itu seakan candu buat saya. Bahkan rasa-rasanya saya ingin selalu berada di dekat kamu setiap saat. Asal kamu tau rasa cinta saya ke kamu itu masih sama seperti dulu. Saya justru yang merasa ragu denganmu. Apa kamu masih mencintai saya seperti cinta saya ke kamu?"
Wanita yng tak lain adalah Rissa itu seakan termangu dengan tubuhnya yang seakan terasa kaku.
Hening beberapa detik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis yang Memisah
Teen FictionSpin-off dari cerita REYGANSHA bisa dibaca terpisah. *** Menaruh rasa pada seseorang memang tak masalah tapi jikalau rasa cinta itu datang diperuntukkan untuk saudara sendiri bukankah itu sebuah masalah yang besar? Kehidupan Alina Graciella yang mu...