抖阴社区

#25.

269 16 5
                                        

Alina tiba di rumah kontrakannya sekitar pukul sembilan malam setelah tadi sempat mengobrol sedikit dengan Nesa di rumah sakit sekaligus menemani wanita itu di sana. Awalnya Alina berniat menunggu Elgara lebih dulu, namun karena cowok itu tak kunjung kembali juga ke rumah sakit, Alina pun memutuskan untuk pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya. Alina tidak tau jelas Elgara pergi kemana, tapi yang jelas cowok itu sempat berpamitan bahwa ada hal penting harus segera ia urus hari ini juga, maka dari itu Elgara tidak bisa berlama-lama berada di rumh sakit untuk menemani sang Bunda karena urusan yang katanya penting itu.

Alina sempat menaruh rasa curiga pada cowok itu tapi Alina juga tak begitu ambil pusing dengan urusan cowok itu diluaran sana, toh bukan urusannya juga.

Baru saja Alina bisa bernapas lega saat sudah duduk di kursi rumahnya yang berbahan dari kayu itu, tubuhnya benar-benar kelelahan hari ini, padahal jika diingat hari ini ia tidak begitu melakukan pekerjaan yang berat mengingat hari ini ia tidak pergi bekerja di cafe bang Dirga. Namun entah kenapa rasanya ia benar-benar kelelahan hari ini.

Tiba-tiba dari arah belakang, ia merasakan ada yang menepuk pelan pundaknya. Alina memuta kepala ke belakang, dilihatnya sang mama yang berdiri tepat di belakangnya dengan seulas senyuman tipis. Gadis itu lantas berdiri memutar tubuhnya menghadap penuh ke arah sang mama dengan raut terkejut yang kentara sekali di wajahnya yang sedikit pucat.

"Mama," ucap gadis itu dengan suara tercekat.

"Hmm, apakah kamu rindu dengan mama mu ini?" tanya wanita cantik itu.

Alina tak bergeming, jujur saja dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam Alina masih sangat merasa kesal dengan wanita itu atas perbuatan yang wanita itu buat padanya. Rasa sakit hati atas perbuatan sang mama juga hingga saat ini masih ada bahkan ia sempat berpikir untuk membenci sang mama. Sebab, menurutnya apa yang dilakukan mamanya itu sudah benar-benar keterlaluan.

"Al, kenapa diam saja?" Melihat sang anak yang hanya diam membuat Rissa bingung. Kenapa dengan anak gadisnya ini?

Kepala Alina menggeleng samar. Lidahnya seakan kelu untuk mengeluarkan suara.

"Kamu marah sama mama, hm?" tanya wanita itu sambil menyentuh pelan kedua bahu sang anak.

Alina masih tak bergeming.

Rissa menghela napasnya pelan. Tangan yang semula menyentuh pundak Alina kini beralih menarik pelan lengan gadis itu untuk kembali duduk di kursi panjang ruang tamu rumahnya.

Alina menatap mamanya bingung terlebih dengan tingkah aneh wanita itu padanya.

Rissa merangkul pundak anak gadisnya dan mengelus punggung anak itu lembut. "Maafkan mama, ya?" ucap wanita itu lembut.

Kening Alina mengernyit, merasa heran dengan ucapan mamanya. Benarkah wanita yang kini tengah merangkul tubuhnya ini mamanya? Wanita yang telah tega menjualnya dan menjadikan dirinya sebagai jaminan hutangnya? Kenapa aneh sekali tiba-tiba berlaku lembut dan aneh seperti sekarang? Sebenarnya ada apa? Apa lagi rencana wanita itu setelah ini?

Dalam hati Alina menerka-nerka yang tidak-tidak perihal sikap mamanya yang menurutnya aneh.

"Al, kamu dengar mama kan?" tanya wanita itu.

Alina mengangguk pelan.

Wanita itu tersenyum tipis. "Mau maafkan mama kan?" Ulang wanita itu dengan suara yang tak kalah lembutnya seperti tadi.

"Mama sakit ya?" Alih-alih menjawab pertanyaan sang mama, Alina justru melontarkan pertanyaan yang sejak tadi mengganjal di kepalanya.

"Tidak, mama sehat. Memangnya mama kenapa?" tanya wanita itu bingung sekaligus heran.

Garis yang MemisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang