2 hari berlalu.
Hari senin akhirnya tiba dan santa sudah kembali ke apartemennya dari hari minggu kemarin.
Apartemennya dalam keadaan rapih dan juga bersih karena ada leng disini menepati.
Dengan bermain ponsel, santa menghangatkan sayur yang di bawakan ibunya kemarin untuk ia sarapan pagi ini.
Lengso menyiapkan meja makan, ia sempat melirik kearah santa yang masi enggan menceritakan tentang dirinya dan juga perth.
Leng yakin, perth pergi menemui santa karena hari jumat lalu ia bertanya kepada ohm apakah pria itu masuk atau tidak, dan jawaban ohm adalah tidak.
5 menit berlalu, santa datang dengan sayur yang ia hangatkan ke meja makan.
Lengso memberikan sepiring nasi kepada santa dan ikut duduk di depannya"Bagaimana kabar ibumu?" Tanya leng, mencoba membuka percakapan pagi ini
Santa menatap lengso sembari tersenyum "Baik, ia sedikit lebih gemuk sekarang dan bertanya tentangmu semalam. Kau harus ikut denganku lain kali"
Leng mengangguk sebagai jawaban lalu menyantap makanannya, pikirannya buntu.
Ia tak bisa bertanya secara terus terang kepada santa tentang perth yang menemuinya, akhirnya leng memutuskan untuk fokus kepada makanannya saja
Ia lihat santa yang tiba tiba saja sudah beranjak tanpa menghabiskan makanannya "kau sudah?" Leng menatap santa yang mendekati wastafel
Santa kembali dan meraih ponselnya, hendak memakai sepatu "aku tak begitu berselera, duluan ya. Tolong kuncikan pintunya" Lalu santa menghilang di sebalik pintu, meninggalkan leng yang masi menyantap sarapannya.
Lengso menghela nafas, santa bersikap jauh dari biasanya dan itu benar benar terasa aneh.
07;09
Santa sampai di parkiran sekolah lebih cepat dari biasanya.
Ia berjalan menuju kelasnya dengan pelan sembari melihat sekeliling sekolah yang masi sepi, hanya ada satu dua orang murid yang baru datang.
Langkah santa terhenti disaat tiba tiba saja sosok perth ada di hadapannya "aku memanggilmu sedari tadi" tutur perth yang datang dari arah belakang santa
Santa mengerjapkan matanya pelan, apakah ia termenung pagi ini ?
"Lalu?aku sibuk" Santa berjalan melalui perth begitu saja.
Sudah di katakannya bukan bahwa santa tak ingin bertemu dengan perth lagi.
Tapi mengapa pria itu justru ada di hadapannya sekarang?
"Santa, aku tak menipumu" perth berjalan beriringan dengan langkah kaki santa
"Mungkin benar aku mendekatimu demi earth yang meminta tolong, tapi percayalah aku tulus ada di dekatmu"
Santa tak perduli, ia masih tetap melangkahkan kakinya tanpa berniat menatap, berhenti atau mendengarkan perkataan membual perth
Jika ingin jujur, santa hanya malu.
Malu akan dirinya sendiri yang begitu mudah di bodohi oleh perth dan earth sehingga berhasil menjadi bahan olokan dua pria itu.
"Santa aku tak berbohong, aku benar benar-
"Benar benar apa?benar benar seorang penipu?kau seharusnya jujur padaku sedari awal perth.
Aku tak perduli apapun alasanmu menerima permintaan earth.
Tapi mengetahui dirimu bersamanya membuat skenario terlebih dahulu untuk mendekati diriku membuat perasaanku seperti di permainkan!"Santa akhirnya menghentikan langkahnya, ia menatap perth dengan mata yang mulai memerah menahan tangis "apa kau menikmatinya?kau menertawakanku bersama earth di luar sana? Kau senang saat aku merasa tersiksa dengan hubungan earth dan kekasihnya?kau bahkan tersenyum kan saat itu?jawab aku!jawab!kau bilang kau tak berbohong padaku sekarang?!AKU TIDAK PERDULI!AKU TAK PERDULI KARENA SEDARI AWAL KAU SUDAH MEMBOHONGIKU SIALAN!"
Semua ingatan santa saat pertama kali bertemu dengan perth terus terusan berputar sehingga ia merasa begitu bodoh karena tak menyadari apa maksud perkataan dan kejadian kejadian kebetulan yang tak masuk akal itu
Santa mengusak rambutnya dengan kasar, ia merasa begitu frustasi atas apa yang baru saja menimpanya " menjauhlah perth, hanya itu yang bisa membuatku memaafkanmu"
Santa berjalan meninggalkan perth, lagi.
Perth menatap kepergian santa yang menuju kearah belakang sekolah.
Dengan menghela nafas pelan, ia mengusap wajahnya.
Perth berlari mengejar santa untuk memastikan pria itu baik baik saja.
Dengan berlindung di sebalik pohon besar, perth menatap santa yang tengah menduduki diri di salah satu kursi panjang sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangan
Dapat perth lihat bahu yang bergetar itu dengan jelas, perasaan bersalahpun menutupi seluruh hatinya hingga berhasil membuat hancur secara berkeping keping pula.
Rasa ingin memeluk tentu ada, namun amarah santa kepadanya begitu memuncak sehingga ia pasti akan di pukul jika mendekati pria itu lagi.
Jadi biarlah, perth biarkan santa marah dan mencaci dirinya terlebih dahulu.
Jika keadaan sudah membaik, perth akan kembali mendekati diri kepada santa.
Perth harap itu semudah seperti yang ia pikirkan
Bersambung...
Sampai jumpa minggu depan ^^
Pai pai
