抖阴社区

Episode 57 - Kejamnya Pengawas Bernama Yoshi

137 9 0
                                        


SUDAH BERAPA KALI KITA MELEWATI INI?

Suara hantaman keras terdengar di ruang latihan dorm. Napas berat memenuhi udara, bercampur dengan keringat yang menetes di lantai. Junkyu terjatuh ke belakang, mengusap dagunya yang baru saja terkena serangan ringan dari Hyunsuk.

“Hyung, lo makin kuat,” gumam Junkyu sambil meringis.

Hyunsuk mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. “Gue nggak tahu ini udah latihan keberapa kali, tapi gue mulai suka.”

Di sisi lain, Jeongwoo dan Doyoung sedang berlatih di bawah bimbingan Mashiho.

“Jangan terlalu kaku, Jeongwoo,” tegur Mashiho sambil melipat tangan. “Kalau lo kaku kayak gitu, lo bakal kalah sebelum mulai.”

Jeongwoo menarik napas dalam dan mencoba lagi. Doyoung, yang sudah lebih terbiasa, justru melangkah lebih agresif, mencoba menyerang balik.

Mashiho tersenyum puas. “Bagus, makin cepet lo nangkep gerakannya, makin gampang lo bertahan di dunia nyata.”

Sementara itu, Jaehyuk sedang mendapat giliran latihan dari Asahi. Tapi Asahi yang biasanya santai malah tampak sedikit canggung.

Jaehyuk mengangkat alis. “Asahi, lo nggak terlalu serius, ya?”

Asahi menahan napas sejenak, tapi sebelum dia bisa menjawab, suara dingin dari belakang membuatnya merinding.

“Asahi.”

Yoshi berjalan mendekat dengan ekspresi tajam. Dia menatap Asahi dalam-dalam, lalu membisikkan sesuatu di telinganya.

“kesampingin yang ada dikepala sama hati Lo, oke?” Yoshi tersenyum miring. “fokus atau lo mau jaehyuk gue yang ngelatih hemm? atau mau gue kasih tahu aja ke dia?”

Asahi langsung kaku. Pupilnya sedikit melebar, sementara Jaehyuk menatapnya penuh tanda tanya.

Mashiho dan Haruto, yang mendengar itu, hanya saling melirik sambil menahan senyum. Mereka sudah tahu. Tapi mendengar Yoshi yang mengatakannya dengan cara yang begitu tajam membuat suasana makin tegang.

“Ayo, fokus,” kata Yoshi akhirnya, meninggalkan Asahi yang masih terdiam.

Di sisi lain, Junghwan sedang sparring dengan Haruto. Tapi yang menarik adalah, Haruto tampak kesulitan.

Haruto menggeram. “Junghwan… lo makin kuat.”

Junghwan menyeringai. “Gue nggak mau kalah dari Yoshi.”

Yoshi, yang melihat dari jauh, hanya mengangkat alis. “Oh?”

Saat latihan selesai, semua member terduduk di lantai, kelelahan.

Hyunsuk mengusap wajahnya. “Gue pikir lama-lama latihan ini bakal lebih gampang, tapi ternyata masih sama beratnya.”

Mashiho terkekeh. “Tunggu aja sampai Yoshi beneran turun tangan buat melatih langsung.”

Junkyu langsung merinding. “Jangan ngomong gitu. Gue masih trauma waktu pertama kali dia marahin gue gara-gara postur gue salah.”

Yoshi hanya tersenyum kecil.

MAKAN MALAM & HADIAH DARI AYAH YOSHI

Setelah mandi dan berganti pakaian, semua member berkumpul di meja makan. Di atas meja, sudah ada hidangan daging sapi yang masih beruap, bersama dengan suplemen yang dikirim langsung dari Jepang.

Jeongwoo menatap suplemen itu dengan ragu. “Ini aman, kan?”

Yoshi mengambil salah satunya dan meneguk tanpa ragu. “Tentu aja aman. Ini dari Ayah gue.”

Jaehyuk menghela napas. “Gue masih nggak terbiasa dengan fakta bahwa lo anak mafia, tapi yaudahlah.”

Saat mereka mulai makan, Yoshi mengeluarkan sebuah kotak kecil dan meletakkannya di depan Junghwan.

Semua member langsung berhenti makan dan menatap kotak itu.

Junghwan menatap Yoshi. “Ini apa?”

Yoshi tersenyum. “Hadiah dari Ayah gue buat calon menantunya.”

Semua member langsung terbelalak.

Jihoon hampir tersedak. “CALEM. CALEON. MENANTU?”

Yoshi mengangguk santai. “Ya.”

Junghwan menelan ludah, lalu membuka kotak itu. Di dalamnya, ada sepasang sarung tangan kulit berwarna hitam dengan lambang Kanemoto di bagian pergelangan.

Haruto bersiul pelan. “Gila, itu spesial banget.”

Mashiho menatap Yoshi. “Jadi, Ayah lo udah beneran mengakui Junghwan?”

Yoshi mengangguk. “Iya.”

Junghwan menggenggam sarung tangan itu. Tatapannya serius. “Gue bakal pakai ini dengan bangga.”

Yoshi tersenyum kecil. “Bagus.”

Setelah beberapa saat hening, Yoshi menatap semua member dengan ekspresi lebih serius.

“Sekarang, ada hal penting yang harus kita bicarakan.”

Semua langsung fokus.

Jaehyuk menelan ludah. “Apa ini sesuatu yang bakal bikin kita pusing?”

Yoshi menyandarkan punggungnya ke kursi. “Mungkin.”

Hyunsuk menghela napas. “Tebakan gue bener.”

Dan dengan itu, malam itu jadi lebih dari sekadar makan malam biasa.

TO BE CONTINUE

MAKNAE NAFSUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang