Yoshi duduk di tepi tempat tidurnya, menatap pantulan dirinya di cermin. Matanya menerawang, pikirannya dipenuhi oleh memori Junghwan yang dulu. Dulu, Junghwan adalah anak manja yang selalu menempel padanya, suka merengek minta perhatian, dan selalu mencari pelukan setiap kali mereka punya waktu luang.Tapi sekarang, Junghwan berubah. Dia lebih kuat, lebih dewasa, lebih dominan, dan bahkan bisa dengan mudah menggendong Yoshi kapan saja dia mau. Yoshi suka perubahan itu, tapi dia tidak bisa memungkiri kalau dia juga merindukan sisi manja Junghwan yang dulu.
Saat Yoshi masih larut dalam pikirannya, suara pintu terbuka terdengar, dan tak lama kemudian, dua tangan melingkar di pinggangnya dari belakang.
"Hyung, kenapa melamun?" suara berat Junghwan terdengar lembut di telinganya.
Yoshi tersenyum tipis dan menoleh sedikit ke arah kekasihnya yang kini sudah lebih tinggi darinya. "Aku hanya... merindukanmu yang dulu."
Junghwan mengangkat satu alisnya, penasaran. "Maksudnya?"
Yoshi menatap wajah tampan Junghwan dengan ekspresi campur aduk. "Aku suka Junghwan yang sekarang. Kau makin seksi, makin kuat, makin hot..." Yoshi menarik napas pelan sebelum melanjutkan, "Tapi aku juga merindukan Junghwan yang suka menempeliku seperti anak kecil."
Junghwan terkekeh kecil, lalu mengusap pipi Yoshi dengan lembut. "Hyung, kalau kau ingin aku seperti dulu, cukup bilang saja, sayang."
Junghwan menempelkan bibirnya ke pipi Yoshi sebelum menurunkannya ke leher, memberikan ciuman pelan yang membuat tubuh Yoshi sedikit menegang. "Aku fokus nge-gym dan bela diri juga untuk menjaga berikanku yang indah," lanjutnya sambil mengusap bibir Yoshi dengan ibu jarinya.
Yoshi mengerjap, merasa dadanya hangat karena perhatian Junghwan. Dia tidak perlu mengatakannya dengan jelas, tapi Junghwan selalu tahu bagaimana menenangkan pikirannya.
Namun, mereka tidak menyadari bahwa di sisi lain dorm, Jeongwoo yang baru saja keluar dari kamar mandi tidak sengaja melihat pasangan itu bermesraan di balkon.
Jeongwoo menyipitkan matanya, lalu tersenyum jahil. "Oh? Jadi begini rasanya melihat pasangan lain bermesraan di depan mata?" gumamnya pelan.
Tanpa berpikir panjang, Jeongwoo langsung berlari ke kamarnya sendiri, mengunci pintu dengan cepat, dan menatap Mashiho yang sedang duduk santai di tempat tidur.
Mashiho menatap Jeongwoo dengan bingung. "Woo? Kau kenapa?"
Jeongwoo berjalan mendekat dengan ekspresi menggoda, lalu dengan cepat naik ke atas kasur, mendorong Mashiho hingga terbaring.
"Kekasihku yang imut... aku ingin jatah."
Mashiho mengedip beberapa kali sebelum akhirnya tertawa kecil. "Astaga, kau benar-benar mirip Junghwan. Dasar nafsuan."
Jeongwoo tidak menjawab, dia malah langsung menempelkan bibirnya ke leher Mashiho, menghisapnya pelan hingga suara erangan kecil keluar dari bibir kekasihnya.
Sementara itu, di kamar Junkyu...
Junkyu duduk di kasurnya sambil memainkan ujung bajunya, merasa sedikit gugup. Di sampingnya, Haruto berbaring dengan santai, menatap langit-langit tanpa menyadari bahwa Junkyu sedang menatapnya.
Junkyu menggigit bibirnya sebelum akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.
"Ruto."
"Hm?" Haruto menoleh.
"Aku mau jawab perasaanmu."
Haruto langsung duduk tegak, menatap Junkyu dengan serius. "Dan jawabanmu?"
Junkyu mengulum senyum kecil sebelum menarik kerah baju Haruto dan menciumnya dalam.
Di tempat lain, di kamar Asahi dan Jaehyuk...
Jaehyuk duduk di kursi, memperhatikan Asahi yang sedang menggambar sesuatu. Dia tidak tahu sejak kapan, tapi dia mulai menyukai Asahi. Namun, dia masih belum tahu bagaimana cara menyatakannya.
Tanpa sadar, Jaehyuk berdiri dan berjalan mendekati Asahi.
"Asahi," panggilnya.
Asahi menoleh, "Hm?"
Jaehyuk diam sejenak sebelum akhirnya menarik wajah Asahi dan mencium bibirnya. Asahi terkejut, tapi tidak menolak.
Sementara itu, di kamar Yedam dan Doyoung...
Yedam melihat bagaimana para member lain sibuk bermesraan dengan pasangan mereka masing-masing. Dia terkekeh kecil sebelum akhirnya mendekati Doyoung dan langsung menggendongnya seperti pengantin.
"Kya! Yedam! Turunkan aku!"
Yedam tertawa sebelum membawa Doyoung masuk ke dalam kamar, mengunci pintunya, dan langsung melempar kekasihnya ke kasur.
Malam itu, dorm dipenuhi oleh kehangatan dan cinta, sementara di luar jendela, angin malam berhembus lembut, seolah menjadi saksi bagi para pasangan yang semakin tenggelam dalam dunia mereka sendiri.
----
TO BE CONTINUE
----

KAMU SEDANG MEMBACA
MAKNAE NAFSUAN
FanfictionPROLOG Menjadi idol K-Pop adalah impian yang udah gue kejar sejak lama. Gue latihan bertahun-tahun, ninggalin kehidupan remaja biasa, dan berusaha jadi yang terbaik. Gue pikir, debut bakal jadi pencapaian terbesar dalam hidup gue. Tapi ternyata, set...