Setelah insiden mendebarkan yang hampir menggagalkan syuting MV mereka, suasana di ruang istirahat terasa lebih tenang. Namun, rasa penasaran masih menggantung di benak para member Treasure. Mereka tahu ini bukan pertama kalinya Yoshi menghadapi ancaman, tapi kejadian tadi membuktikan bahwa musuh mereka tidak akan berhenti begitu saja.Yoshi duduk di sofa dengan napas teratur, mencoba menenangkan pikirannya. Junghwan tetap berada di sisinya, menggenggam tangannya seolah ingin memastikan bahwa Yoshi baik-baik saja. Sementara itu, yang lain mulai berbicara satu per satu.
"Kita gak bisa terus kayak gini," kata Jihoon akhirnya. "Mereka menyerang kita saat syuting, siapa yang bisa jamin mereka gak bakal menyerang di lain waktu?"
Hyunsuk mengangguk setuju. "Aku rasa kita harus lebih siap. Kalau kita gak bisa menghindari pertarungan, setidaknya kita harus bisa melindungi diri dengan lebih baik."
Sebelum pembicaraan bisa berlanjut, pintu ruang istirahat terbuka, menampilkan Kanemoto Daichi yang masuk dengan aura yang langsung memenuhi ruangan. Para member otomatis berdiri tegak, menunjukkan rasa hormat.
Kehadiran Daichi dan Hadiah Tak Terduga
"Ayah?" Yoshi mengangkat alis, sedikit terkejut dengan kedatangan pria itu.
Daichi melangkah masuk dengan tenang, matanya tajam meneliti kondisi mereka satu per satu. "Aku mendengar insiden yang terjadi saat syuting kalian," ucapnya datar, tapi penuh makna.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya pada Yoshi, meskipun nadanya lebih seperti perintah untuk menjawab daripada sekadar kekhawatiran biasa.
Yoshi mengangguk. "Aku baik-baik saja, Ayah. Kami semua baik-baik saja."
Daichi melirik ke arah para member yang kini menatapnya dengan campuran rasa hormat dan kewaspadaan. Dia kemudian memberi isyarat ke belakang, dan dua orang pria berbaju hitam masuk membawa sebuah peti kayu besar berukiran naga emas.
"Aku datang bukan hanya untuk memastikan keadaan kalian," ujar Daichi sambil melangkah mendekati peti itu. "Kalian semua sudah berlatih keras bersama Yoshi. Aku bisa melihat bahwa kalian memiliki potensi untuk lebih dari sekadar idol. Kalian bukan hanya sahabat dan rekan Yoshi, tapi juga keluarganya."
Semua member saling bertukar pandang.
"Dan karena itu..." Daichi menaruh tangannya di atas peti, lalu membukanya perlahan. "Aku memberikan kalian warisan dari keluarga Kanemoto—12 senjata pusaka leluhur kami."
Warisan Klan Kanemoto
Begitu peti terbuka, para member melihat 12 senjata indah berkilauan, masing-masing dengan ukiran khas dan desain unik. Beberapa berbentuk pedang, beberapa berupa belati, dan ada pula yang tampak seperti senjata tradisional Jepang lainnya.
Mata Haruto membesar saat melihat salah satu pedang di dalamnya. "Ini... ini asli?"
Daichi tersenyum tipis. "Setiap senjata di dalam peti ini memiliki sejarah panjang dalam keluarga kami. Mereka telah digunakan oleh para leluhur Kanemoto dalam berbagai pertempuran dan sekarang, aku mempercayakan mereka kepada kalian."
Junghwan menatap Yoshi sekilas sebelum kembali menatap Daichi. "Tapi... kenapa kami?"
"Karena kalian adalah orang-orang yang paling dekat dengan anakku," jawab Daichi tanpa ragu. "Dan karena aku tahu, jika sesuatu terjadi, kalian tidak akan tinggal diam. Kalian akan melindungi Yoshi, sama seperti dia melindungi kalian."
Yoshi menghela napas. "Ayah, mereka idol, bukan prajurit."
"Tapi mereka juga bagian dari keluargamu," Daichi membalas cepat. "Dan keluarga Kanemoto selalu melindungi orang-orang yang mereka anggap berharga."
Satu per satu, Daichi mulai memberikan senjata kepada masing-masing member, menjelaskan makna dan sejarah di baliknya.
Hyunsuk menerima sebuah katana dengan ukiran phoenix, melambangkan kepemimpinan dan keberanian.
Jihoon mendapatkan nodachi (pedang panjang khas Jepang), mewakili kekuatan dan tanggung jawab sebagai pelindung.
Junkyu diberikan sepasang sai (senjata bertangkai pendek), yang melambangkan ketangkasan dan keseimbangan.
Jaehyuk menerima sebuah tanto hitam (belati pendek khas Jepang) yang dirancang untuk serangan cepat dan mematikan.
Mashiho mendapatkan kusarigama (senjata rantai dengan sabit kecil), menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas dalam bertarung.
Asahi diberikan shuriken kuno dengan ukiran unik, sebagai simbol ketepatan dan kejeliannya.
Doyoung menerima naginata (tombak panjang Jepang), yang melambangkan pertahanan dan keuletan.
Yedam mendapatkan busur Jepang (yumi) yang terkenal dengan presisi tinggi, mencerminkan kejernihan pikirannya.
Haruto diberikan sebuah wakizashi (pedang pendek Jepang), simbol ketekunan dan loyalitas.
Jeongwoo menerima sepasang tonfa (senjata bertangkai), mewakili kegesitan dan semangat bertarungnya.
Junghwan diberikan tantō khusus yang telah dimodifikasi, dengan ukiran naga emas—simbol bahwa dia bukan sekadar penerima pusaka, tetapi juga calon pemimpin masa depan keluarga Kanemoto.
Saat Junghwan menerima tantō itu, Daichi menatapnya dengan tajam. "Jaga baik-baik ini. Senjata ini adalah tanda bahwa kau adalah bagian dari keluarga Kanemoto."
Reaksi Para Member
Seluruh ruangan dipenuhi rasa kagum dan keterkejutan. Mereka semua memegang senjata mereka dengan hati-hati, merasakan betapa berharganya warisan yang baru saja mereka terima.
Jeongwoo yang masih terkejut akhirnya tertawa kecil. "Jadi... kita ini idol sekaligus prajurit keluarga mafia sekarang?"
Doyoung menatap naginatanya dengan takjub. "Gak nyangka aku bakal megang senjata sungguhan kayak gini."
Junkyu memainkan sai di tangannya. "Jadi, kita bakal mulai latihan pakai ini juga?"
Yoshi menatap mereka dengan perasaan campur aduk, lalu menoleh ke ayahnya. "Ayah, kau benar-benar serius soal ini?"
Daichi hanya tersenyum. "Aku tidak pernah main-main, Yoshi."
Setelah beberapa saat, Daichi akhirnya menepuk bahu Yoshi. "Kau telah memilih orang-orang yang tepat untuk berada di sisimu. Aku hanya memastikan mereka memiliki perlindungan yang cukup untuk tetap berada di sisimu dalam segala situasi."
Yoshi menghela napas, lalu tersenyum kecil. Dia tahu bahwa ini bukan sekadar pemberian senjata biasa. Ini adalah tanda kepercayaan.
Dan dengan ini, Treasure tidak hanya menjadi grup idol biasa. Mereka kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar—melindungi satu sama lain.
TO BE CONTINUE

KAMU SEDANG MEMBACA
MAKNAE NAFSUAN
FanfictionPROLOG Menjadi idol K-Pop adalah impian yang udah gue kejar sejak lama. Gue latihan bertahun-tahun, ninggalin kehidupan remaja biasa, dan berusaha jadi yang terbaik. Gue pikir, debut bakal jadi pencapaian terbesar dalam hidup gue. Tapi ternyata, set...