抖阴社区

07

13.9K 2.3K 55
                                    

Tell me I can't and that's way I will.

Meskipun Niar tidak mengatakan apa pun tentang keputusan Keenan untuk menariknya ke kantor pusat, Yasser ternyata sudah tahu. Pria itu mendatanginya di meja kerjanya sambil mengucapkan, "Selamat ya, Niar. Untuk promosimu."

Ucapan yang segera ditanggapi dengan heboh oleh teman-temannya yang lain.

"You deserve it," kata Yasser sebelum meninggalkan Niar menuju ke kantornya sendiri.

"Mbak," tegur Wury.

Niar menoleh sambil mengerutkan kening. "Iya?"

"Ehm ... kenapa ya, saya berpikir kalau Pak Yasser sengaja menjual perusahaan ini ke Cakra Grup, memastikan Mbak Niar sudah aman di posisi yang pantas, dan beliau akan mengundurkan diri," kata Wury dengan wajah serius.

"Ah, kamu ini ada-ada aja," bantah Niar. "Nggak mungkin lah Pak Yasser akan semudah itu meninggalkan perusahaan ini. SBP ini obsesi beliau lho, jangan salah."

"Dulu mungkin obsesi beliau, Mbak. Sekarang nggak lagi."

"Ngawur aja kamu," Niar tertawa kecil pada perkataan Wury. Tetapi tatapan matanya tidak bisa lepas dari ruangan Yasser. Setelah menimbang beberapa lama, akhirnya gadis itu memutuskan untuk mendatangi pria itu. Dia Yasser, sahabat lamanya. Dan mengakhiri segala ketidaknyamanan komunikasi di antara mereka berdua.

Yasser sedang duduk di belakang meja kerjanya, sambil membaca dokumen, ketika Niar masuk setelah mengetuk pintunya pelan. Pria itu menyambut kedatangan Niar sambil tersenyum.

"Ni ...."

"Bang," potong Niar yang memutuskan untuk melepaskan segala formalitas untuk sementara.

"Duduk deh," Yasser menunjuk pada kursi di depannya.

"Chika belum datang?" tanya Niar setelah mengempaskan diri di kursi.

Yasser tertawa. "Mungkin juga nggak bakal ngantor hari ini. Semalam dia japri katanya sedang menuju ke Singapura buat antar mamanya, atau entahlah."

Niar menyeringai. "Bang Yasser nyaman dengan kondisi kayak gini?"

"Awal-awal memang nggak nyaman. Tapi lama-lama pasti akan terbiasa. Chika nggak cocok gantiin kamu. Tapi dia punya label Cakra di belakang namanya, membuatnya bisa melakukan apa saja."

"Kalau Bang Yasser mau, Ridwan bisa diplot di posisi lamaku. Dia udah siap."

Yasser mengangguk. "Memang. Peluang paling besar untuk menggantikan kamu memang dia. Dan Wury yang akan mengawal di bagian administrasinya. Karena dia tahu semuanya." Yasser, Niar, disusul Wury dan Ridwan, adalah orang-orang dari generasi pertama sejak perusahaan ini didirikan. "Kapasitas kamu meleibihi kapasitas aku, Wury, dan Ridwan digabung jadi satu."

"Lalu kenapa aku dilepas, Bang?" tanya Niar dengan suara tercekat. "Apakah Bang Yasser sudah nggak mau lagi aku kerja di sini? Sebenarnya Bang Yasser tinggal bilang ...."

"Niar, masalahnya nggak sesederhana itu. Tapi untuk mempersingkat penjelasan kenapa kamu harus dilepas adalah karena kantor ini sudah tidak layak buatmu. Kapasitas kepemimpinanku udah nggak bisa mengkover kemampuan personalmu, Ni. Kamu harus pergi dan keluar dari sini demi sesuatu yang jauh lebih besar. Sebelum kamu menyesal karena menyia-nyiakan waktu berada di tempat sekecil ini."

"Tapi Bang ...."

"Niar, sekali ini aja dengerin aku, ya. Udah, tinggalin SBP selagi sempat. Pergi. Kamu bisa berkembang jauh lebih baik di tempat lain. Mungkin kamu akan menemukan peluang baru, tantangan baru, mungkin juga ketemu jodohmu."

Beyond The EdgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang