抖阴社区

SCORE 100 [TAHAP REVISI]

By TahuTuyul

323K 24.6K 911

Setelah pergantian direktur, Taruya High School memperkenalkan tiga sistem yang akan mengubah sekolah ini sel... More

PROLOG 鉁旓笍
- PERMULAAN -
1. [馃敂] - Ctrl + N
2. HCE - 8_3_5
3. HCE - 12_1_14_20_1_9
4. HCE - Windows
5. HCE - Esc
6. HCE - Ctrl & Tab
7. HCE - ENTER
8. HCE - CTRL + TAB
9. HCE - 2_1_12_1_16
10. HCE - PRIN SCRN
11. HCE - NUM LOCK + Asterisk sign (*)
12. HCE - Ctrl + A
13. HCE - Escape ( Esc )
14. HCE - Backspace (S)
15. HCE - F1!
16. HCE - VIP Computer Room
17. HCE - F3 [ 2,5-2,3-2,6 ]
18. HCE - "Korban Tak Bersalah"
19. HCE - NUM LOCK + Minus Sign (-)
20. HCE - ( Na ) & ( K ) = ( IA )
21. HCE - SHORTCUT
22. HCE - Maheswari's Diary
23. HCE - Maheswari
24. HCE - P鈫扵H鈫扨-TH鈫扠T-KT鈫扢KA-MKA鈫扢KU
25. HCE - Ctrl + C & Ctrl + V
26. HCE - CAPS LOCK
27. HCE - Menuju 鈭 ( 11_5_13_1_8 )
28. HCE - 4_6_0_0
29. HCE - y - ( -6 ) = x - 4 / 2 - ( -6 ) = 1 - 2
30. HCE - SPASI ( Line Spacing )
31. HCE - "Manusia Sempurna"
32. HCE - CaC鈧 + Pasir + H鈧侽 = Api
33. HCE - D.S & 3脳
34. HCE - 11_12_15_18_15_6_15_18_13
35. HCE - LEFT Arrow
36. HCE - Only 4
37. HCE - 9x - 7i > 3 ( 3x - 7u )
38. HCE - Pak Lukman
39. HCE - CTRL + F4
40. HCE - Delete 3
41. HCE - CTRL + TAB
42. HCE - Plan WGU or Score 100
43. HCE - CTRL + ESC
44. HCE - Jay
45. HCE - Gadis Beranting Emas Berlian
46. HCE - F10 Kunci
47. HCE - ALT + SPACEBAR
48. HCE - II
49. HCE - Zay
50. HCE - CTRL + SHIFT
51. HCE - Random Access Memory ( RAM )
52. HCE - CTRL
53. HCE - C3H6O ( 58,08 g/mol. 56 掳C )
54. HCE - He-Van
55. HCE - CTRL + W
56. HCE - Ruang TU
57. HCE - Little Finger_Arterial Vessels
58. HCE - Get Out If You Want To Be Safe.
59. HCE - 2,7_1,3_1,7_3,6_1_1,5
60. HCE - H虏0_0虏H_S0虏_0H_H0_H虏0
61. HCE - Si Hoodie Hitam
62. HCE - 0HA_H03_H_( Hidden )
63. HCE - 0HA_H03_H_( Hidden ) II
64. HCE - CTRL + SHIFT + F6
66. HCE - She Is A 'Keyboardist'
67. HCE - The Evil 'Tetikus'
68. HCE - New Member HCE
SEASON 2?
SEASON 2!!!

65. HCE - CTRL + ALT + BREAK

3K 270 7
By TahuTuyul

[ 65. HCE - CTRL + ALT + BREAK ]

Merasa filling tidak enak, Dion segera melangkah mundur kemudian berlari untuk menjauh dari ruangan itu. Untung saja Dion sudah menjauh, sebab selepas ia pergi, si Hoodie Hitam misterius itu baru saja keluar sembari memainkan cutter dengan bunyinya yang terdengar nyaring di sepanjang lorong ini.

➖🔰➖

Sudah sekitar sepuluh menit Samuel dan teman-temannya berjalan cepat di lorong bawah tanah ini, akan tetapi mereka tak kunjung dapat bertemu dengan Kai, Hella dan Tata. Sebenarnya mengapa tempat ini banyak yang berkelok-kelok dan ada juga yang lurus tanpa ujung? Seberapa jauh niat orang yang membangun lorong ini sampai bisa seniat ini? Lagipula, untuk apa alasannya?

Nafas Langit naik turun karena kelelahan sejak tadi berjalan tanpa istirahat. "Tunggu bentar woi! Capek banget gua! Ini kapan kelarnya sih?"

Samuel dan yang lain menoleh ke belakang karena gerutuan Langit itu.

Evan memutar bola matanya malas sembari berdecak. "Heh, kalo nyali lo cuma segitu, bilang aja. Mulai besok angkat kaki dari HCE."

"Ck, gua nggak pernah bilang gua takut, bangsat." Langit mengelak dengan otot rahangnya yang mengeras.

"Oh? Iya? Masa sih?" Evan bertanya dengan nada yang mengejek Langit.

Langit tertawa kecil sembari manggut-manggut pelan. "Lo mendingan diem aja. Nilai lo aja lebih rendah daripada gua, so, the one in power is me, got it?"

Evan membalas dengan tawa kecil. Pemuda itu mulai melangkah mendekati Langit dan langsung menarik kerah seragamnya dengan geram. Evan mulai berbicara dengan nada dingin bersama otot rahangnya yang mengeras. "Heh cupu, jangan lupa siapa yang mendapat posisi lima besar di top 15 siswa-siswi dengan nilai terbaik. Lo cuma di posisi nomor 7, jadi turunkan sikap belagu lo. Karena gue lebih tinggi. Gue selangkah lebih hebat daripada lo."

Langit berusaha relaksasi dengan nafas dalam agar ia bisa mengontrol emosionalnya dan tidak ribut di tempat yang tidak seharusnya seperti saat ini.

"Kenapa lo diem? Ucapan gue benar kan? Oh, lo udah mengakuinya? Bagus. Jadi gue nggak perlu repot-repot yakinin lo." Evan bertepuk tangan dengan pelan membuat Langit kini mulai kembali tersulut emosi. "Ternyata lo sama direktur THS sama aja. Tau nggak persamaannya? Sama-sama licik dan dengan mudah bisa membuat nyawa orang lain habis di tangan sendiri."

Langit mengepalkan jemarinya, sungguh ia sudah tak kuat menahan amarahnya. "SIALAN LO, EVAN!" Langit melayangkan satu tinjuan yang mengarah pada wajah Evan.

Akan tetapi, Samuel cekatan menggenggam pergelangan tangan Langit membuat pergerakannya terhenti. "Berhenti, bego. Lo berdua adalah orang bodoh yang selalu mentingin ego daripada keadaan sekali. Jangan buat keributan. Sekali lagi ada yang membuat kericuhan di tempat ini, jangan harap bisa hidup dengan tenang untuk selamanya." Ancaman Samuel disahut oleh ekspresi termangu Farhan.

Tumben banget, si Samuel ngancem gitu nggak main-main! Mana suaranya kedengeran dingin banget lagi! Batin Farhan tak menduga ini akan terjadi.

Di sela mereka semua tengah bertengkar, tiba-tiba saja dari arah belakang muncul Tata, Kai dan Hella yang tengah berlari.

"T-Tata?" Samuel berucap dengan nada gugup ketika melihat Tata berlari ke arahnya dengan wajah panik.

Tata berhenti berlari tepat di depan Samuel. Nafasnya begitu naik turun dan sulit untuk berbicara sekarang.

"Ada apa, Ta?!" Samuel bertanya sembari menggoyangkan sedikit kedua bahu Tata.

"Ta-tadi.. Tadi ada yang ngejar.. Dia pakai Hoodie Hitam.. Bawa cutter!" Tata menjawab dengan nafasnya yang masih belum stabil.

"Sekarang masih?!" tanya Samuel dengan wajah yang ikut panik.

Tata menggeleng dengan cepat. "Nggak tau!"

Samuel dan yang lain spontan melihat sekitarnya untuk berwaspada.

Jay lantas nyaris memeluk Kai seerat mungkin karena takut gadis itu terluka, namun Kai dengan cepat menghindar sebab agamanya melarang hal seperti itu kepada bukan muhrimnya.

Jay spontan memahaminya. "Lo nggak pa-pa kan, Kai?" tanya Jay dengan nada gusar.

Kai manggut-manggut dengan raut wajah yang terlihat takut dan panik. "Tadi mereka tiba-tiba ngejar! Aku takut!"

Langit memanggut paham. "Kayaknya kita harus maju deh, Sam, sepertinya ini nggak jauh di belakang sana pasti ada si Hoodie Hitam yang mengejar Tata, Kai dan Hella," usul Langit.

Samuel mengangguk pada Langit. "Gua setuju. Ayo!"

Mereka spontan berlari maju untuk sekiranya bisa sedikit menjauh dari kejaran si Hoodie Hitam misterius yang mengejar Tata, Kai dan Hella.

➖🔰➖

Sudah sekitar lima menit HCE berlari, dan kini langkah mereka perlahan mulai pelan sebab sudah kelelahan sejak tadi tak beristirahat.

"Hah... Haduh... Kaki gue kayak mau lepas!" keluh Farhan sembari memegang kedua lututnya. "Bentar dulu, Sam... Gue.. Nafas gue kejepit!"

Samuel pun berhenti sembari menempelkan punggungnya di dinding lorong ini. Wajah yang basah karena keringat bercucuran, kepala yang menengadah ke atas dengan kedua mata yang dipejamkan lelah. Kali ini sungguh Samuel sudah sangat-sangat letih dan tak bisa berlari lagi, tenaganya sudah terkuras sejak tadi.

"Hoodie Hitam tadi.. Itu siapa ya? Kenapa dia bisa di sini juga?" tanya Tata sembari menaruh kedua tangannya di pinggang bersama nafasnya yang naik turun. "Jangan-jangan, orang tadi itu adalah pelaku dari semua teror yang berlaku di SMA ini?! Dan dia juga adalah orang yang selama ini dibalik layar mengatur kejahatan di THS ini?!"

"Masuk akal sih.. Tapi, kamu yakin beneran begitu?" Hella bertanya dengan lengan kiri dan samping krik kepalanya yang menempel di dinding.

Tata menggelengkan kepalanya. "Gue nggak bisa pastiin itu."

"Tadi kenapa kalian bisa dikejar orang berhoodie? Emangnya kalian ngapain pas dia ketemu kalian?" tanya Jay penasaran.

"Tadi, pas Hella lagi jalan di paling belakang, katanya tiba-tiba dia mendengar suara cutter. Firasat Hella berubah jadi nggak enak. Akhirnya, Hella kasih tau aku sama Tata buat lari. Saat lari, kita bertiga malah semakin jelas mendengar suara cutter itu mendekat ke arah kita.

"Nah, sampai sekarang, aku dan Tata belum liat wujudnya gimana, yang pasti mungkin Hella udah lihat," Kai menjelaskan dengan nada bicaranya yang mulai tenang. "Jay, aku takut kita semua kenapa-kenapa karena ulah BBO.. "

Jay tersenyum hangat pada Kai. "Nggak usah cemas, ayo berusaha agar kita semua bisa baik-baik aja."

"Jangan pergi tinggalin aku, Jay, aku takut," Kai berucap.

"Iya, cantik," Jay menjawab dengan nada halus seraya menatap wajah Kai yang mungil itu.

Semua sorot mata anggota HCE teralih pada Hella. "Eh buset, itu beneran, La? Lo liat orang tadi kayak gimana?" tanya Farhan dengan wajah tercengang.

Hella manggut-manggut dengan cepat. "Cutternya juga aku liat berdarah!"

Belum selesai tegang karena dikejar si Hoodie Hitam itu, tiba-tiba di depan mereka yang terdapat belokan kanan dan kiri muncul seorang pemuda yang habis berlari sama seperti HCE.

Seluruh sorot mata pun kini tertuju pada satu arah, yaitu pada pemuda yang baru saja tiba di depan HCE ini.

"Dion?" Tata memanggil untuk memastikan apakah ini benar-benar Dion atau justru orang lain yang menyamar.

Dion dengan nafas yang naik turun mulai mendonggakkan kepalanya menatap lurus ke arah anggota HCE. "Kalian udah di sini? Mana Karin? Dia luka nggak?"

Benar-benar si Dion ini ya, yang pertama dikhawatirkan keadaannya adalah gadis pujaan hatinya terlebih dahulu daripada anggota HCE lainnya. Sungguh bucin ya guys.

"Tanyain aja Karin duluan. Kita gimana, hah? Dasar Pengkhianat!" Farhan mengomel sembari menyilangkan kedua tangannya depan dada.

Dion menghela nafas berat sembari memejamkan matanya letih.

Kai yang sedang melihat Dion kini melangkah mundur karena melihat sosok pria yang berjalan dari arah Dion tadi muncul dan kini berdiri di belakang Dion. Dengan langkah mundur dan ekspresi takut, Kai menabrak Tata yang berada di belakangnya nyaris membuat dirinya sendiri jatuh karena tersandung kehilangan keseimbangannya.

"Lo kenapa, Kai?" tanya Tata sembari memegang kedua bahu Kai dari belakang mencegahnya untuk terjatuh.

Pertanyaan yang dilontarkan Tata membuat perhatian anggota HCE lainnya kini menatap Kai yang terlihat takut akan sesuatu itu.

"I-itu, di belakang kamu.. " Kai menudingkan jari telunjuknya yang sedikit gemetar kepada Dion.

Samuel dan yang lainnya spontan melihat ke arah belakang Dion. Selepas melihatnya, ekspresi wajah mereka langsung berubah penuh ketakutan. Yang sejak tadi letih dan bisa sedikit bernafas lega, kini kembali berubah menjadi raut wajahnya tegang yang bercampur detak jantung yang berdetak mulai kencang.

Melihat ekspresi HCE yang seolah takut akan sesuatu yang berada di belakangnya, Dion merasa gusar dan merasa enggan untuk menoleh ke belakang. Namun, jika ia tidak kunjung menoleh ke belakang, bisa-bisa seseorang yang ada di belakang Dion ini menyerang atau justru membunuhnya sekarang juga. Dengan memberanikan dirinya, Dion perlahan berbalik badan sembari melangkah menjauh dari orang asing di belakangnya. Tubuh Dion seketika membeku kala melihat orang yang di belakangnya adalah Pak Hendra yang berdiri tegak sembari memakai jas hitam rapi tampak seperti layaknya seorang direktur kaya raya.

[ Bersambung ]

➖🔰➖

See you next episode!

•••

Continue Reading

You'll Also Like

14.1K 1.3K 31
Pernyataan kelima siswa yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan peringkat satu paralel membuat penyelesaian kasus menjadi makin rumit. Pasalnya, mer...
THE IMPOSTOR? By lafrah

Mystery / Thriller

890 113 6
[ON GOING] 鈿狅笍FOLLOW DULU SEBELUM BACA鈿狅笍 JANGAN SILENT READ YA!!! KARNA VOTE DAN KOMEN KAMU AKAN SANGAT BERHARGA BAGI PENULIS:) Happy read all;) The g...
731K 35.1K 37
Haura Audie Lesham, gadis berparas cantik yang dikenal sebagai badgirl di SMA Ganesha. Gadis yang semula terkenal akan kenakalannya, kini sudah berub...
153K 15K 33
Sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu. Dimana kita mendapatkan ilmu pendidikan untuk masa depan. Namun, bagaimana jika sekolah justru membuat kita...