? Querencia: a place where one feels at home. ?
? Hyunjin Dom
? Jeongin Sub
? Mature Content (including self harm, depression, blood, etc.)
? Not recommended for underage
? REPUBLISH + REVISI
Note: "Book ini pernah di publish sebelumnya oleh akunku...
Minhyun benar-benar tidak mengharapkan jika ia harus menemukan sosok Jeongin yang tertidur dengan posisi duduk di sofa ruang tamunya.
Anak itu seperti tidak nyaman, terlihat dari ekspresi wajahnya. Pria dewasa itu bergegas menghampiri Jeongin lalu mendudukkan diri di sampingnya.
Ada rasa khawatir saat Minhyun menatap wajah Jeongin yang terlihat sedikit pucat. Wajahnya juga berkeringat. Minhyun takut Jeongin terkena demam.
"Jeongin," Minhyun mengusap ke belakang poni Jeongin yang mulai memanjang dengan pelan.
"Mhhh, Papa?" Jeongin yang merasa terganggu pelan-pelan membuka matanya,dalam hati sedikit merutuk kala merasakan kepalanya berdenyut.
"Kamu pusing?"
Jeongin menggeleng, dia bohong. Kalau boleh jujur sebenarnya kepalanya terasa sakit, tapi Jeongin tidak ingin terlalu membuat papanya khawatir.
"Tapi kamu keliatan pucat. Papa takut kamu demam. Lagian siapa yang suruh kamu tidur disini?"
Yang lebih muda memilih tidak menjawab. Pandangannya di alihkan agar Minhyun tidak bisa menatap kedua matanya.
"Hyunjin mana?" Minhyun mengajukan pertanyaan kembali saat Jeongin enggan membalas pertanyaannya.
"Keluar?" Ucap Jeongin tidak yakin.
"Anak itu, padahal seharusnya dia bantu kamu beres-beres tapi seenaknya malah pergi keluyuran."
"B-bukan salah kak Hyunjin kok Pa. Jeongin tadi emang gak sengaja ketiduran di sini. Lagian Jeongin gak mau ngerepotin kak Hyunjin." Ucap pria manis berbehel itu, sebisa mungkin meyakinkan sang ayah kalau Hyunjin memperlakukannya dengan baik.
"Yaudah, sekarang kamu naik ke kamar, bersihin badan, terus langsung makan. Ayo Papa bantu bawain koper kamu."
Jeongin mengangguk saja dalam diam, kalau boleh jujur sekarang kepalanya semakin terasa sakit.
Sebenarnya Jeongin memiliki penyakit anemia yang sering kambuh, itulah kenapa dirinya kerap kali merasa pusing atau bahkan pingsan tiba-tiba ketika dirinya kelelahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapam malam. Seperti biasa, kediaman keluarga Hwang yang megah terasa sepi karena para penghuninya memang bukan tipe orang yang banyak bicara.
Namun kini rumah menjadi sedikit ramai sejak kedatangan Jeongin. Seperti sekarang, Tuan Hwang bersama dengan anaknya tengah memilah-milah berkas yang akan digunakan untuk proses pindah sekolah.
"Papa gak nyangka kamu ikut kelas akselarasi di sana. Kamu pinter juga ya." Minhyun tersenyum manis melihat beberapa berkas yang ada di tangannya, sesekali matanya melirik Jeongin yang masih serius menulis beberapa hal di atas kertas.
Namun senyumannya sedikit memudar ketika memori masa lalu tanpa di undang terlintas dalam ingatan. Diam-diam Minhyun merasa terenyuh melihat sosok kecil di sampingnya.