抖阴社区

Ch.34

684 110 15
                                        

Hyunjin mendengus keras melihat betapa attention seeker-nya seorang Bangchan pada Jeongin. Jikalau boleh berteriak, maka dia akan berteriak 'PERGI KAU SEKARANG JUGA, BANGCHAN SIALAN!'

Sialnya itu hanya terhenti di angan. Yang mana dia tidak bisa asal berbicara karena kepentingan personal. Rasanya Hyunjin hampir muntah melihat Bangchan yang ber-acting manja kepada Jeongin. Parahnya lagi sang adik malah dengan senang hati meladeni pria berjuluk vampire itu. Berdasarkan kesimpulan Hyunjin, Jeongin terlalu mudah dibodohi.

"Kak Chan, geli. Hahahaha."

Hyunjin melirik dua sejoli yang sedang ber-cuddling ria di atas ranjang. Dia memang sengaja duduk di sofa, berpura-pura membaca buku Teori Evolusi yang baru saja dia beli siang tadi. Tapi lama-lama telinganya terasa panas mendengar suara Jeongin yang terdengar begitu bahagia. Sebenarnya dia kenapa?



Puk!



Hyunjin menutup buku setebal 200 halaman di tangannya dengan sedikit keras untuk menyalurkan rasa emosi yang entah kenapa bisa hinggap di dalam relung hatinya. Coat tebal berwarna marun yang membungkus tubuh tegapnya ia lepas sampai menyisakan kaos oblong berwarna hitam tanpa motif.

Tanpa kata dia berjalan ke arah ranjang, kemudian menarik tubuh kecil adiknya untuk ia peluk dari belakang.

"K-kak Hyunjin?"

Jeongin kaget, cukup kaget karena dengan tiba-tiba badannya terasa melayang untuk sesaat. Dan ketika aroma lembut namun maskulin di saat yang bersamaaan itu menusuk saraf olvaktorinya, ia baru menyadari fakta bahwa Hyunjin kini tidak berjarak dari tubuhnya.

"Ingat kak, aku belum ngerestuin kalian, jadi kak Chan gak usah terlalu berlebihan deketin dia." Hyunjin melirik Bangchan dengan pandangan datar.

Bangchan yang diberi peringatan seperti itu hanya bisa tertawa pelan karena merasa senang dan tau bahwa Hyunjin terpancing. Dia tidak sebodoh itu untuk tidak sadar dengan apa yang terjadi.

"Cepat atau lambat dia bakal jadi pacarku Jin."



Sret!



Satu tarikan kuat Bangchan berikan pada tengkuk Jeongin hingga memaksa pria manis itu tenggelam dalam pelukannya. Tak mau kalah, Hyunjin ikut memeluk pinggang sang adik dan membuat Jeongin terhimpit sempurna di antara tubuh besar Bangchan dan Hyunjin.

Sepasang manik mata dua pria yang dominan saling tatap seolah ada listrik imajiner yang saling terhubung menandakan keduanya sedang mendalami perang tanpa verba.

"Ugh, panas." Jeongin merengek. Jemarinya meremas kaus bagian pinggang milik Bangchan.

"Sorry Je." Chan tersenyum, kemudian melepas pelukannya dan bangkit dari ranjang, kemudian memilih untuk menyamankan diri di sofa.

"Dia punya kamu, seenggaknya buat sekarang." Seringai garang muncul di sudut bibir Chan yang tertarik seakan menantang sebelum pria pucat itu benar-benar terlelap.

Hyunjin meraung dalam hati tak terima dikatai seperti itu. Lagipula, perkataan Chan tidak hanya menyinggung soal dirinya, tapi juga Jeongin. Dia tidak senang sang adik malah terkesan seperti bola yang bisa di oper ke siapapun.

Dengan lembut Hyunjin membalik tubuh adiknya dan membiarkan manik rubah yang lucu itu berbalas tatap dengan maniknya sendiri.

"Kamu ngerasa nyaman sama Bangchan?"

Dengan polos, Jeongin mengangguk.

"Suka? Atau cinta?"

Kali ini Jeongin diam. Antara tidak tahu dan enggan menjawab.

QUERENCIA ? HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang