抖阴社区

「 Four 」

Mulai dari awal
                                    

Tanpa sadar Renjun mengangguk saat selesai membacanya. Entah kenapa ia merasa kalau dirinya mulai di terima setelah sekian lamanya ia berada di sini.

"Makasih kak" gumam Renjun.

Note tersebut Renjun robek-robek menjadi serpihan kecil dan membuangnya di tempat sampah. Dengan langkah ringan dirinya keluar kamar sembari membawa nampan bekas tadi malam. Pandangannya melihat aunty Ten yang sedang sibuk di dapur menyiapkan makanan.

"Pagi aunty!" Seru Renjun dengan meletakkan nampan tersebut ke wastafel.

"Eh, pagi Injun! Tumben udah bangun, biasanya harus di bangunin dulu" ledek Ten.

Renjun tersenyum dan memeluk auntynya. "Nggak dong, sekarang Injun pasang alarm supaya Injun bisa mandiri" Renjun sedikit berbohong. Mana mungkin ia memberi tahu auntynya kalau ia di bangunkan oleh alarm yang di pasang kakaknya. Bisa-bisa kakaknya akan marah padanya.

Ten balas memeluk Renjun dan mencium pucuk kepalanya singkat. "Good boy" puji Ten. "Yaudah, sekarang Injun mandi dulu sana" lanjutnya.

Renjun memberi tanda oke dengan tangannya dan bergegas masuk ke kamarnya untuk mandi. Saat melewati kamar kakak kembarnya, Renjun melihat pintunya sedikit terbuka dan memperlihatkan keadaan di dalam sana.

Jaemin, sedang memeluk Jeno dengan manjanya. Di tambah Jeno yang mengusap-usap punggung Jaemin. Mungkin Jaemin tengah menangis.

Tatapan Renjun bertemu dengan mata tajam milik Jeno. Renjun sempat terkejut saat tertangkap basah sedang mengintip, tapi Jeno justru malah tersenyum hingga menampilkan mata bulannya membuat Renjun bernafas lega. Senggaknya Jeno tidak akan marah padanya.

Mungkin.

『•• KAKAK ••』

"Injun!"

Renjun yang tengah fokus membaca buku kini mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang memanggilnya. Renjun tersenyum dan menggeser duduknya agar orang itu bisa duduk di sampingnya.

"Kenapa, Lin?" Tanya Renjun.

Orang itu yang ternyata Guanlin menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Alin cariin dari tadi ternyata ada di perpus" katanya.

Renjun mengalihkan pandangannya kembali ke buku. "Nanti ada ulangan fisika, makanya Injun mau belajar"

Guanlin mengambil buku yang di pegang Renjun dan meletakkannya agak jauh dari empunya. "Nggak perlu belajar juga Injun udah pinter kok, kasian otak Injun yang terus-terusan di kasih rumus, mending ke kantin yuk!" Ajak Guanlin.

"Lagi nggak mood" balas Renjun dengan berusaha mengambil bukunya kembali.

"Alah sok-sokan, nanti maagnya kambuh ngeluh sakit" sindir Guanlin dengan menjitak pelan kepala Renjun.

Yang di jitak hanya nyengir tanpa dosa. "Emang cuma Alin yang ngerti Injun, yuk kantin!" Renjun menarik tangan Guanlin keluar dari perpustakaan dan membawanya ke kantin.

Sesampainya di kantin Renjun dan Guanlin berbaris untuk mengambil bagiannya, setelah dapat mereka mencari tempat kosong dan berakhirlah mereka di meja paling pojok, berdekatan langsung dengan parkiran motor.

"Jun, Alin boleh nanya?" Tanya Guanlin.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan Renjun mengangguk mengiyakan.

Guanlin yang mendapat persetujuan langsung membuka mulutnya bertanya.

"Kemarin Injun pergi dari rumah?"

Renjun sedikit kaget dengan pertanyaan yang di lontarkan kepadanya namun ia bisa langsung menetralisirnya. "Niatnya gitu, tapi nggak jadi kok. Lagian kalo Injun pergi mau tidur dimana?"

Kakak | Norenmin ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang