抖阴社区

「 Four 」

Mulai dari awal
                                    

Tanpa sadar Guanlin mengangguk senang. "Baguslah" katanya. "Oh ya, pulang sekolah Alin boleh main ke rumah Injun?"

"Ah, Injun harus izin dulu ke aunty, sekarang kan yang ngurusin Injun aunty" jawab Renjun. Sedikit ada rasa kecewa terdengar dari nadanya.

Guanlin menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. "Nggak apa-apa, Alin ngerti kok" jawabnya sembari menggenggam tangan Renjun.

"Nanti kalo di bolehin sama aunty akan Injun kasih tau Alin secepatnya, Injun janji" Renjun mengulurkan tangannya dengan jari kelingking yang mengacung. Guanlin membalasnya.

"Oke, Injun utang satu janji sama Alin ya" balas Guanlin dengan menautkan jari kelingkingnya.

Renjun hanya membalasnya dengan tersenyum dan melanjutkan acara makannya.

Setelah beberapa menit, Renjun dan Guanlin keluar dari kantin karena sudah selesai dengan urusan makannya. Karena waktu jam selesai istirahat masih lama keduanya berjalan ke arah belakang sekolah untuk memetik buah jambu biji yang memang milik sekolah.

"Kertas, gunting, batu, yang kalah harus manjat" tantang Guanlin.

"Oke!" Jawab Renjun percaya diri.

"안 내면 진 거 가위바위보! (An naemyeon jin geo gawibawibo!)"

Renjun mengeluarkan batu begitupun dengan Guanlin. Renjun mengulanginya sekali lagi dan ternyata dirinya kalah. Tangannya mengeluarkan kertas sedangkan Guanlin gunting. Mau tidak mau Renjun harus manjat.

"Alin jaga bawah, nanti kalau Injun jatuh Alin tangkep ya" wanti Renjun sebelum dirinya memanjat pohon yang bahkan sangat besar tersebut.

Guanlin tak menjawab, ia hanya asik tertawa mendengar kepolosan dari temannya. Bagaimana dirinya bisa menangkap Renjun kalau jatuh, ia bahkan tak tahu kapan tepatnya Renjun akan jatuh. Tapi semoga tidak, karena Renjun kalau sudah nangis susah di tenanginnya.

"Petik yang banyak biar bisa di bawa ke kelas!"

"Alin diem dulu, Injun takut!"

Dengan segenap keberanian akhirnya Renjun berhasil memanjat dan duduk di salah satu dahan pohon tersebut. Dahannya cukup kokoh mampu menahan berat badan Renjun.

Renjun pun mulai mengambil jambu yang dekat dengan tempatnya, lumayan banyak juga ternyata. Renjun menjatuhkan jambu tersebut ke arah Guanlin untuk di tangkapnya. Sekitar 6 buah di dapatnya akhirnya Renjun turun.

"Bagi 2" kata Renjun.

Guanlin mengangguk dan menyerahkan 3 buah jambu ke Renjun. "Injun pinter milihnya, mateng semua udah gitu gede-gede lagi" puji Guanlin.

Pipi Renjun bersemu merah saat mendapatkan pujian dari temannya itu. Ia menarik tangan Guanlin untuk duduk di bangku dan mulai memakannya.

"Renjun, uncle nggak bisa jemput kamu sekarang karena masih banyak hal yang harus di urus di perusahaan"

"Oh oke, nggak apa-apa uncle. Injun bisa pulang naik bis"

"Nggak, uncle nggak izinin. Kamu nanti di jemput sama si kembar, tadi uncle udah kabarin"

"Eh, nggak usah uncle. Sekolahan kakak kan berlawanan sama sekolah Injun, Injun bisa kok pulang sendiri"

"Renjun, ikutin apa kata uncle"

Tut!

Panggilan tersebut di matikan sepihak oleh uncle Johnny. Renjun memanyunkan bibirnya kesal dan di masukkannya handphone tersebut ke dalam saku celanananya.

Kakak | Norenmin ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang