抖阴社区

「 Eight 」

Mulai dari awal
                                    

"Cowo kan? Yang tegas kalo ngomong!" bentak Jeno. Wajah Renjun ia angkat untuk melihatnya, matanya sudah sembab oleh air mata yang keluar dari sana. Renjun menatap Jeno memohon supaya melepaskannya tapi Jeno justru malah menciumnya.

Tidak, bukan di bibir. Melainkan kedua matanya. Jaemin tak tinggal diam ia membalikkan tubuh Renjun cepat dan mencium bibirnya sekilas.

"Sekarang gw tau apa yang bisa buat lu mungkin akan keluar dari rumah ini, gw melakukan ini semua bukan karena suka sama lu, tapi karena ingin membuat lu menderita" ucap Jaemin dengan menangkup wajah Renjun agar melihatnya.

"Gw udah bersikap jahat sama lu, bentak lu setiap hari, nyuruh ini itu, dan lu melewati semuanya dengan mudah. Tapi ini, gw yakin lu nggak akan bisa bertahan lagi di sini, dengan gw mengusap punggung lu aja air mata udah segini banyaknya, gimana kalau gw menggagahi lu?" Jaemin menggantungkan kalimatnya dan mengusap air mata Renjun.

"Coba pikir, aunty sama uncle pasti akan langsung buang lu saat mereka tahu lu udah nggak suci, gw tinggal akting kalau selama hari ini gw berada di kamar bareng Jeno dan teman-teman gw yang tadi, dan virgin lu di ambil oleh seseorang yang menyelinap masuk ke kamar lu. Jadi nggak sabar gw melihat reaksi aunty sama uncle, pasti kecewa banget" Jaemin tersenyum sinis dan di kecupnya lagi bibir merah Renjun.

"Jangan hiks~" lirih Renjun dengan meremat baju Jaemin. "Injun nggak punya siapa-siapa lagi hiks~"

Jaemin melipat kedua tangannya tak peduli dengan permohonan Renjun. Matanya melirik Jeno yang juga melihat dirinya.

"Sekarang?" Tanya Jeno yang di balas anggukan Jaemin.

Renjun langsung berjongkok saat tangan Jeno menyentuh pinggangnya. Ia berlutut di hadapan Jaemin agar tidak mengambil virginnya.

"Injun mohon hiks~ kakak boleh lakuin apa aja tapi jangan ambil virgin Injun hiks~" Jaemin menatap ke bawah, tepatnya ke Renjun yang tengah memegang kakinya.

"Gw mau lu keluar dari rumah ini" tegasnya.

Renjun menggeleng. "Injun nggak punya siapa-siapa lagi kak hiks~"

"Bukan urusan gw" balas Jaemin acuh.

Jeno berjongkok untuk menyamakannya dengan Renjun, ia memegang pinggang Renjun yang langsung di tepisnya.

"J-jangan sentuh Injun hiks~" peringatnya.

Jeno menarik bibirnya ke sudut menyerupai sebuah seringaian. Ia semakin memainkan Renjun dengan menyentuh berkali-kali tubuh Renjun.

Renjun berusaha menepis tangan Jeno, sekarang ia sudah lupa tentang dirinya yang sedang berlutut. Ia mendorong tubuhnya mundur agar Jeno tidak bisa menggapainya.

"Semakin lu banyak gerak, handuk lu akan semakin terbuka" ucap Jaemin menginterupsi.

Refleks Renjun berdiri dan merapihkan handuknya yang mengendur. Ia berjalan cepat ke arah lemarinya dan mengambil sembarang pakaian lalu di bawanya ke kamar mandi dengan terburu-buru.

"See? Baru begitu aja dia ketakutan setengah mati" ujar Jeno dengan melirik Jaemin.

Jaemin tersenyum sinis dan merangkul kembarannya itu. "Akhirnya otak mesum lu berguna juga" ledeknya dan menidurkan tubuhnya di kasur Renjun.

"Jadi, permintaan maaf gw di terima?"

"Of course!"

Jeno tersenyum dan ikut menidurkan dirinya di kasur Renjun. Ingatannya kembali menerawang saat dirinya balik ke kamar sehabis bercumbu dengan Han.

# Flashback On #

Jeno memasuki kamarnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jaemin. Ia berjalan mendekat dan mengajak Jaemin untuk bicara empat mata. Awalnya Jaemin menolak tapi Seungmin memaksanya membuat Jaemin akhirnya menuruti ajakan Jeno.

Kakak | Norenmin ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang