抖阴社区

Part 13 ?

3 0 0
                                        

Happy reading 💓


_

                                                                  

Setelah melewati gang sempit yang hanya bisa dilalui satu orang kini Azela tiba di rumah Rara. Gadis itu menghirup udara dalam-dalam membiarkan oksigen mengisi paru-parunya.

"Maaf ya, Zel kalau tempatnya kayak gini. Lo pasti nggak biasa 'kan tidur di tempat kayak gini," ujar Rara yang merasa tak enak.

"Santai aja kali, Ra. Nggak masalah selagi masih bisa ditempati," balas Azela, tersenyum manis.

"Lo mau mandi dulu nggak? Biar gue siapin airnya." Azela mengangguk.

Sembari menunggu Rara menyiapkan air untuknya mandi, Azela duduk di atas karpet. Azela menyapukan pandangannya ke sekeliling. Banyak sekali barang yang sudah tidak layak pakai.

"Kakak cantik ini temannya kak Rara?" celetuk Rehan dengan tangan memegang mobil mainan.

Azela tersenyum lembut dan mengangguk.

"Kamu manis banget sih, namanya siapa?" Azela mencubit pipi Rehan yang chubby dengan pelan.

"Aku Rehan kak," jawabnya seraya tersenyum manis. Senyuman yang mirip dengan Rara. Bahkan bola matanya pun sama persis dengan bola mata milik Rara.

"Zel, airnya udah gue siapin," teriak Rara dari arah belakang.

"Oh iya, makasih Ra," balas Azela.

"Kakak pamit mandi dulu, ya," pamit Azela seraya mengacak-acak rambut Rehan.

🍂🍂🍂

Semburat cahaya kemerah-merahan yang hampir ditelan gelap itu hampir menghilang. Meninggalkan langit malam yang sunyi tanpa ditemani bulan maupun bintang. Langit sore itu mendung menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

Angin dingin menusuk permukaan kulit Azela. Gadis itu masih setia berdiri di halaman rumah dengan cuaca yang cukup dingin.

"Emang nggak dingin berdiri di luar?" Rara tiba-tiba muncul dan memegang pundak Azela.

"Dingin sih, tapi suasana di sini sejuk," sahut Azela sambil memandang lurus ke depan.

"Zel..."

Belum sempat Rara melanjutkan ucapannya rintik hujan mulai berjatuhan. Mereka bergegas masuk kedalam rumah sebelum rintik hujan itu berubah menjadi deras.

"Hujannya deras banget," gumam Rara yang melihat derasnya hujan sore itu dengan perasaan cemas. Pikirannya berkelana mencemaskan sang Ibu yang tak kunjung pulang.

"Ra, kita masuk dulu yuk," ajak Azela.

"Kak, Ibu belum pulang?" tanya Rehan. Dilihat dari sorot matanya ia sangat cemas sekarang. Matanya mulai berair menatap halaman rumah yang sudah dibasahi hujan.

"Bentar lagi Ibu pulang kok." Rara memeluk Rehan dan mengelus puncak kepalanya.

Azela hanya diam menatap adik dan kakak itu. Ia mengusap air matanya yang tanpa sadar menetes.

Sontak atensi mereka bertiga teralihkan menatap seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk dengan badan yang sudah basah kuyup. Ibunya Rara.

"Ibu!" Rehan berlari memeluk Ibunya dengan erat. Tak peduli jika tubuh ibunya saat ini sedang basah.

Takdir dan lukanya(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang