抖阴社区

Part 21?

4 0 0
                                        

Happy reading ✨

_
-

                                                                 

"Kak, di rumah ada siapa aja?" tanya Azela.

"Cuma kita berdua," jawab Fatir sembari mengemasi barang-barang Azela yang berantakan ke tempatnya semula.

"Gue boleh keluar bentar, nggak?"

"Nggak," jawab Fatir dengan ketus.

"Kenapa?" tanya Azela yang mulai terpancing emosi.

Fatir mengembuskan napas pelan. "Lo masih sakit. Kalau terjadi apa-apa gimana? Siapa yang mau tanggung jawab." Jika sudah begini Fatir akan bersikap seperti emak-emak yang memarahi anaknya.

"Hari ini lo harus istirahat dan duduk di rumah," titahnya.

"Pokoknya gue tetap pengen keluar." Azela keukeuh dengan pendiriannya.

Fatir menatap Azela datar kemudian menghela napas jengah. "Istirahat di rumah atau keluar bareng gue." Mata Azela membelalak.

"Y-ya, nggak bisa gitu dong."

Fatir mengangkat bahunya. "Terserah."

Azela menatap Fatir dengan sinis kemudian berdecak kesal. "Yaudah," pungkasnya.

🍂🍂🍂

Azela memegangi kepalanya melihat kelakuan Fatir yang terlalu berlebihan memandangi rumah Raka. Saat ini, laki-laki itu tengah duduk di kursi besar milik Darren. Ia terlihat anteng duduk di sana dengan kacamata yang bertengger di hidungnya sembari membaca dan membalik halaman buku.

"Dia siapa?" bisik Raka yang mengamati Fatir dengan wajah polosnya, mendadak kepalanya terasa pusing kala mencoba mengingat di mana ia pernah bertemu dengan Fatir. Raka menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing yang begitu hebat, ia tidak ingin membuat Azela khawatir.

"Nggak tahu. Gue nemu di jalan terus gue pungut. Siapa tahu bisa bermanfaat," jawab Azela asal.

"Kita kebelakang aja, yuk," ajak Azela meninggalkan Fatir seorang diri di ruangan besar penuh buku itu. Masih belum sadar jika Raka tengah memegangi kepalanya.

.

"Tumben, belakangan ini kamu nggak ke sini?" Azela hanya tersenyum tipis dengan wajah pucatnya.

"Kamu sakit?" tanya Raka yang tampak khawatir melihat wajah Azela yang tak seperti biasanya.

Gadis itu menggeleng pelan dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

"Aku kedalam bentar, ya."

Sembari menunggu Raka, Azela menyapukan pandangannya ke sekeliling, ia duduk di teras belakang yang disekelilingnya dihiasi bunga mawar yang dirawat oleh Raka. Dan ditengah-tengah taman itu ada sebuah kolam ikan yang berukuran panjang empat meter dan lebar tiga meter. Dan dipojok taman ada kran dan selang air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Meskipun sudah sering datang bermain kesini, Azela baru menyadari taman belakang ini memang indah apalagi disuguhi pemandangan bunga mawar yang dirawat dengan baik.

Dan jika dilihat lebih teliti lagi, taman belakang ini berhadapan langsung dengan kamar Azela. Lebih tepatnya dengan jendela kamarnya.

"Nih, minum dulu." Raka menyodorkan segelas teh hangat pada Azela. Aroma bunga melati langsung menyeruak di indera penciumannya.

Takdir dan lukanya(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang