抖阴社区

Part 30?

9 0 0
                                        

Fatir si mata-mata
Jadi, Gimana?
Apa yang bakal kita lakuin untuk selanjutnya?




























Happy reading



Beberapa kali Azela menggigit jarinya seraya menatap keluar jendela, memandang jalanan yang basah karena gerimis yang tak kunjung reda sedari tadi. Awan hitam tak beranjak sedikitpun dari tempatnya, tak membiarkan sang mentari menunjukkan eksistensinya sore ini.

.

"Besok kita akan terbang ke Amrik." Sontak Azela menghentikan mengunyah makanannya dan beralih menatap Wulan yang sedang menyendokkan nasi ke dalam piring.

"Tiba-tiba?" Wulan mengangguk.

"Kamu berniat mau menjebloskan Mama ke penjara, kan sayang?" tanya Wulan seraya menyuap nasi ke dalam mulutnya.

Mata Azela membulat. Ia terdiam melihat Wulan yang membalas keterkejutannya dengan senyuman.

"Untuk selanjutnya Mama yang akan mengurus kamu. Semua yang kamu perlukan akan Mama tanggung agar... kamu tidak bisa lagi membantu Raka. Dan juga sebagai permintaan maaf Mama ke kamu karena udah menelantarkan kamu sedari kecil."

.

Azela menghela napasnya dan menoleh kesamping. Ada dua kakak kembarnya yang tak hentinya mengoceh, membicarakan hal yang tak begitu penting. Membuat telinga Azela jengah mendengar suara mereka yang begitu excited. Namun, itu tak menjadi alasan utama hatinya menjadi risau.

Ia khawatir tentang rencana yang sudah mereka siapkan untuk menjebak orangtuanya. Hatinya menjadi gundah karena semuanya tak berjalan sesuai yang direncanakan.

"Kenapa kak Fatir nggak ikut bareng kita?" Itu adalah awal pembicaraan mereka dimulai. Azela sampai lupa menanyakan hal ini karena terlalu sibuk berkelahi dengan pikirannya.

Wulan tersenyum tipis dan berkata, "Dia bukan keluarga kita. Untuk apa mengajak orang asing." Hati Azela mencelos kala mendengarnya.

"Fatir ada urusan di sekolahnya. Lagian kita 'kan cuma nganterin kamu sama Mama ke bandara. Nanti juga bisa ngobrol lewat vidcall," sahut Erdan.

Tiba-tiba mobil berhenti di sebuah restoran. Mereka turun dari mobil dan mampir ke restoran itu untuk mengisi perutnya sebelum melanjutkan perjalanan.

"Aku mau ke supermarket dulu, ya." Azela pergi memasuki supermarket yang berada di samping restoran. Ia ingin membeli beberapa keperluan dan camilan. Namun, tiba-tiba seseorang menarik tangannya.

.
.
.

"Lo ngapain masih di mobil?" tanya Ghavin saat melihat Azela yang sedang tiduran di mobil sambil maskeran. Lelaki itu berniat untuk mengambil handphone-nya yang ketinggalan sekaligus memeriksa Azela yang katanya mampir ke supermarket.

Azela hanya diam sembari mengetikkan sesuatu di HP-nya.

Hari pertama, jangan ganggu. Gue males ngomong sama lo. Bilang ke Mama sama Papa cepetan makannya.

Kening Ghavin mengernyit. Azela sangat aneh menurutnya, namun itu semua tak berlangsung lama karena dua kata pertamanya.

Tak lama kemudian mereka berempat keluar dari restoran dan masuk kedalam mobil.

Takdir dan lukanya(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang