抖阴社区

Kerja Kelompok

Mulai dari awal
                                        

“Ya elah, ‘kan bisa dibungkus tuh makanan dari kafetaria,” ucap Oliver memancing Alfaro.

Alfaro hanya mengedikkan bahunya acuh. Seorang pria yang berusia hampir setengah abad memasuki kelas mereka guna mengisi jam pelajaran pertama. Pria itu terkejut saat mendapati Aurel hadir di kelasnya. Pasalnya sedari kelas sebelas gadis itu hampir tidak pernah mengikuti jam pelajaran pertama.

Mr. Ace membiarkan Aurel yang tengah terlelap. Ia mulai menerangkan materi hari ini mengenai ‘Peran Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia’. Mr. Ace meminta muridnya untuk berkelompok berpasangan sesuai nomor absen. Secara kebetulan Alfaro dan Aurel menjadi satu kelompok karena absen mereka yang berdampingan.

Karena sampai detik ini Aurel masih belum bangun, Alfaro memutuskan untuk pindah ke tempat duduk Gladys. Sejenak Alfaro menatap Aurel, ternyata gadis itu benar-benar terlelap. Paras laksmi milik Aurel tampak tenang dan lugu. Tidak tega sebenarnya Alfaro untuk membangunkan gadis itu yang terlihat sangat lelah.
Alfaro menepuk pelan bahu Aurel.

“Aurealia, wake up,” titah Alfaro cukup lembut.

Aurel hanya menggumam kecil tapi masih tidak ada niat untuk membuka matanya. “Aurealia, let’s wake up. Kita harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mr. Ace,” tutur Alfaro berbisik.

Perlahan Aurel mulai membuka matanya, ia terkejut saat mendapati wajah Alfaro yang berada di depannya. Spontan Aurel mendorong tubuh Alfaro hingga laki-laki itu hendak ke jengkang.

“What the fuck are you doing here?” sentak Aurel yang mengundang perhatian satu kelas.

“Aurel, I would like y'all to group in pairs according to your attendance numbers. Kebetulan kamu memang berkelompok dengan Alfaro. Kerjakan tugas saya dengan tenang,” urai Mr. Ace.

“Why am I in the same group as him? I want to switch groups,” protes Aurel kesal.

“Tidak bisa, Aurel.”

“Ayo kita kerjakan tugas kita, Aurealia,” ajak Alfaro tenang.

Aurel tampak celingukan mencari keberadaan teman-temannya. Cintya tersenyum lebar memberikan jari jempol ke arah Aurel, sementara Giselle memberi kode agar gadis itu semangat. Gladys yang duduk di meja tengah melambaikan tangan, gadis itu tengah gembira karena duduk di samping crush nya.

Di samping Aurel, Alfaro sudah mengotak-atik Ipad-nya untuk mencari materi yang mereka butuh kan. Merasa diperhatikan Alfaro menoleh ke arah Aurel yang sedang menatapnya dengan muka datar seperti masih tidak terima.

“Gue dikte, cepet lo ketik,” titah Alfaro menyerahkan MacBooknya.

“I don't want to be in a group with you, mending gue kerjain sendiri,” ucap Aurel mendumel.

“Let's do it, so it can be finished quickly,” ujar Alfaro tidak mengindahkan protes-an Aurel.

Mr. Ace menahan tawanya melihat interaksi Aurel dan Alfaro. Meski terus protes tapi akhirnya Aurel juga tetap mengerjakan tugasnya. Bel berbunyi membuat Mr. Ace menyuruh mereka melanjutkan pekerjaan itu di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

“Kapan kita lanjutin tugas ini?” tanya Alfaro membereskan barang-barangnya.

“Biar gue yang lanjutin,” putus Aurel enggan mengerjakannya bersama Alfaro. Pasalnya sedari tadi Alfaro selalu saja protes dan membuatnya kesal.

“It can't be like that, ‘kan ini tugas kelompok,” protes Alfaro.

“Tenang, gue bakal tetep tulis nama lo,” timpal Aurel acuh.

“Gue gak mau cuman numpang nama. Kita kerjain pulang sekolah nanti, Where do you want us to do it?” putus Alfaro sepihak.

“Kok lo ngatur gue?” ucap Aurel tidak terima.

“Okay at your house after school later. Makan gih bekal dari gue sebelum Mrs. Arabella datang.” Aurel menatap Alfaro tidak percaya. Dia kesal karena sedari tadi laki-laki itu terus memerintahkannya.

Gladys yang kembali ke bangkunya terkekeh melihat muka kesal Aurel. Dia menyenggol lengan Aurel pelan sembari menaik turunkan alisnya. “Jangan terlalu benci sama Alfaro, Rel. Nanti kena karma lo suka sama dia,” ucap Gladys.

Aurel mengacuhkan Gladys ia memilih memainkan ponselnya. “Nih bekal lo dari Alfaro,” ucap Gladys memberikan bekal dari Alfaro tadi.

“Buat lo aja, gue gak laper,” tolak Aurel.
“Seriously? Kelihatannya enak banget ini,” goda Gladys membuka kotak bekal itu.

Di dalam kotak bekal dari Alfaro terdapat omelette yang terlihat menggiurkan dengan dua potong sandwich isian daging serta sayur. Minumannya Alfaro memberikan sekotak susu full cream favorit Aurel. Aurel mengintip isi bekal dari Alfaro dengan ekor matanya, beberapa detik kemudian ia merampas kotak bekal itu dari tangan Gladys.

Gladys tertawa kecil melihat Aurel yang mulai menyantap omelette buatan Alfaro. Cintya dan Giselle yang baru saja kembali ke meja mereka menatap heran Aurel yang tengah makan dengan tenang.

“Bekal dari doi emang gak ada tandingannya ya, ‘kan?” goda Giselle.
“Pelan-pelan, Rel. Kita gak akan minta kok,” tegur Cintya saat Aurel tersedak karena ucapan Giselle tadi.

Alfaro tersenyum tipis melihat Aurel memakan bekal darinya, dia mulai menyadari jika saat ini Aurel sudah mulai menurut. Terbukti minggu ini Aurel sudah tidak lagi bolos di jam pelajaran pertama.

“Kalau suka bilang, Al.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last AssignmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang