抖阴社区

Chap 10 Mediasi Terakhir

Mulai dari awal
                                    

Xiaojun merasa emosional, dan membuat sang anak takut.

"Mom, jangan marah.. uchan takut"

Sungchan yang duduk di belakang bersama Auntynya mendekat ketakutan.

"Maaf kan mom kamu ya sayang. Mom lagi sensitif"

Yangyang mencoba memberi pengertian pada Sungchan agar anak itu tidak takut pada sang ibu.

"Apa kita sudah bisa pergi sekarang? Kamu sudah lebih baik? Kalau belum kita tidak akan berangkat"

Mark mencoba menenangkan Xiaojun yang masih cukup emosional.

"Kak, yang ingin berpisah aku. Lagi pula aku santai saja, kenapa kakak begitu emosional?"

Yangyang mencoba mencairkan suasana.

"Dasar adek menyebalkan, ayo jalan. Aku sudah lebih baik"

Mark menjalankan mobilnya, mereka harus mengisi tenaga setelah melewati hari ini.

Yangyang hanya diam, perhari ini pengajuan cerai sudah naik ke pengadilan. Saat melamun Yangyang di kejutkan dengan getaran di telepon genggamnya.

 Saat melamun Yangyang di kejutkan dengan getaran di telepon genggamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yangyang terdiam, siapa wanita itu? Kenapa Jaemin disana? Apa Jaemin tidak bisa datang karena urusan ini? Dia harus mendatangi seseorang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yangyang terdiam, siapa wanita itu? Kenapa Jaemin disana? Apa Jaemin tidak bisa datang karena urusan ini? Dia harus mendatangi seseorang?.

Sebelum makan siang bersama mereka menjemput Jisung dari TK nya, lalu mereka pulang kerumah Ibun kembali ke rumah Ibun.

~~~~~~~

Malam ini Yangyang mencoba berbicara dengan sang Ibun, hasil dari mediasi tadi pagi. Ibunnya menyayangkan keputusan mereka namun apa daya, Ibun merasa tidak ada hak lagi untuk menahan mereka.

Setelah berbicara dengan sang Ibun, Yangyang berpamitan ingun berbicara bersama sang kakak. Namun di depan pintu dia bisa mendengar percakapan kakaknya dan kakak ipar.

"Kamu kenapa dari tadi melamun terus hmm?"

"Gak ada"

"Kamu dari tadi diam saja, makan malam juga diam saja. Biasanya kamu paling berisik"

"Aku... khawatir dengan Yangyang"

"Apa yang kamu khawatirkan? katakan pada ku"

Sang suami mencoba memeluk sang istri.

"Kamu tau kan Ibun dan Ayah pernah berpisah dulu, adanya Yangyang karena mereka rujuk kembali. Aku tidak mau itu terjadi pada adik ku, selama ini adik yang selalu aku jaga dan sayang. Kenapa harus dia kak?"

"Hey sayang, tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada Yangyang percayalah, dia orang yang baik. Tuhan akan mengganti kisah yang lebih manis, percayalah"

Xiaojun menangis dipelukan sang suami, dia adalah saksi perpisahan orang tuanya dulu. Setelah mereka memutuskan rujuk maka mereka menghadirkan Yangyang di hidupnya, ia sangat menantikan sang adik, Xiaojun sangat protektif pada sang adik walau mereka sering bertengkar, Xiajun tidak ingin kisah ibunya terulang kembali pasa sang adik.

Maka dari itu Xiaojun berjiwa bebas tidak suka di kekang dan ia beruntung mendapatkan Mark yang sabar menghadapi dirinya.

Yangyang kembali menutup pintu kamar sang kakak, ia tersenyum simpul, ia tau cerita itu dia tau ketakutan sang kakak, sebenarnya dalam keluarganya tidak pernah ada yang memberi tau tentang perpisahan kedua orang tua mereka, dia hanya tau hidupnya setelah dia dilahirkan. Tapi namanya hidup ia tidak bisa mengelak dari cerita-cerita orang terdekat, Yangyang tidak peduli bagaimana orang tuanya dulu, kesalahan apa yang mereka perbuat sampai terjadi perpisahan. Yang ia tau, dia adalah anak yang paling disayang keluarganya dan ia hanya merasakan keluarganya utuh.

~~~~~~~~

Sedangkan di tempat lain, di kediaman Jaemin. Ia baru saja sampai rumah, memijat batang hidungnya. Cukup lelah hari ini, ia duduk di sofa dan melihat sekitar sangat sepi. Ia bangkit dan berjalan ke arah kamar Jisung namun tidak ada orangnya, lalu ia berjalan ke arah kamarnya. Sama tidak ada penghuninya juga.

Setelah beberpa menit ia terdiam, ia baru ingat hari ini mediasi terakhir mereka. Dan keputusan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Ia merogoh telepon genggamnya dan mendial nomor seseorang.

"Halo"

"........." hanya keheningan yang ada, tanpa jawaban.

"Kamu pulang ke rumah ibun?"

"Ya"

"Maaf tadi aku tidak bisa datang"

"Ya, bukan masalah"

Jaemin menghela napas, ia tau Yangyang marah padanya.

"Sudah? Biar aku tutup telep..."

"Jisung disana?"

"Apa harus aku jawab?"

"Kenapsa sangat dingin?"

"Kenapa aku harus hangat?"

Jaemin lagi-lagi memijat pangkal hidungnya, pusing menderanya.

"Jaga diri baik-baik disana"

"Tanpa kamu suruh, aku sangat baik berada disini"

"Baik, kalau begitu aku tutup"

"Ya"

"Selamat mal.."

Tuttt!

Panggilan itu sudah terputus sebelum Jaemin menyelesaikan panggilan teleponnya.

Jaemin meremat telepon genggamnya, ini adalah hal yang terbaik untuk mereka. Untuk dia dan Yangyang, apa itu juga baik untuk Jisung?

.
.
.
.

Tbc

Married Life Simulation | JaemYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang