Sudah satu minggu Yangyang berada dirumah sang Ibun, begitu juga pertanyaan yang sama selalu berulang dari Jisung.
"Ma, kenapa papa tidak menjemput kita? Apa karena Jisung sudah sehat? Kalau begitu Jisung sakit lagi saja supaya papa menjemput Jisung"
"Jisung, kamu kenapa berbicara seperti itu? Tidak baik, mengerti?"
Jisung hanya melihat sang Mama tanpa mengatakan ia mengerti atau tidak. Ia berfikir jika ia sakit kembali maka mereka akan bisa tinggal bersama lagi merawat Jisung yang sakit.
Jisung berjalan ke arah ruang keluarga di sana ada Sungchan yang sedang mengambar setelah selesai sarapan. Sang kakak memutus kan menetap lebih lama, Sungchan juga sedang libur musim dingin, sedangkan suaminya sudah lebih dulu kembali ke kanada, nanti jika sang kakak ingin pulang, suaminya akan menjemput mereka kembali.
"Kamu bicara apa sama Jisung kenapa wajahnya masam begitu?"
"Dia menanyakan Jaemin akan menjemput kami kapan"
"Lalu?"
"Aku hanya menjawab seperlunya"
"Kenapa tidak menelpon dia saja"
"Dia saja tidak mencari anaknya"
"Mungkin dia sibuk?"
"Mungkin"
Saat kakak beradik itu sedang ada di dapur menyiapkan makanan ringan, mereka di kejutkan dengan kehadiran Renjun.
"Kau! Kapan kau datang?" Yangyang memekik kaget.
"Kau seperti hantu, Renjun" sang kakak berkacak pinggang.
"Aku sudah mengirimkan pesan tapi tidak ada satu pun yang kau balas Yangyang"
Yangyang menghela napas.
"Ayo ikut dengan ku"
"Renjun"
"Kak tolong jaga anak-anak sebentar ya, aku dan Yangyang memiliki urusan sebentar"
Renjun dengan tidak sabarnya menarik tangan Yangyang.
"Tunggu, biarkan aku berganti baju dulu"
Renjun melepaskan tanga Yangyang dan membiarkan sepupunya untuk berganti pakaian.
Renjun mengendarai mobilnya cukup santai, mereka tidak berbicara sama sekali. Yangyang merasa gugup ia sama sekali tidak ingin tau sebenarnya, namun disisi lain ia penasaran.
Setelah mereka memarkirkan mobil, Renjun berjalan terlebih dulu. Ruangan itu ada di vvip, cukup berkelas dan ternyata seseorang terbarinh disana dengan berbagai alat medis bersarang ditubuhnya yang kecil nan kurus.
Mereka melihat di balik pintu kaca, mereka bisa melihat keadaan di dalam sana, Renjun tidak ingin memaksa Yangyang untuk masuk dan bertemu satu sama lain.
"Dia pasien prof yang aku ceritakan, wanita itu sudah koma lima tahun lalu. Sampai sekarang tidak ada tanda-tanda akan siuman"
Di dalam sana, perawat sedang memberika injeksi dan mengganti beberapa alat, yang memang seharusnya sudah diganti. Di dalam sana sangat sibuk, dan Yangyang bisa melihat seseorang di dalam sana sedang menunggu kesadaran seseorang itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yangyang berfikir, apa enaknya bertahan lima tahun tanpa wanita itu sadar?. Bahkan lelaki yang ia tunggu sudah hadir dan akan terbebas dari setatus pernikahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yangyang bisa melihat Jaemin begitu perhatian dengan mencoba membenarkan bantalan agar wanita itu nyaman.
"Kamu sudah tanya pada Jaemin siapa dia?"
"Bukan ranah ku untuk bertanya, Renjun"
Renjun mengerut tidak senang, sepupunya ini benar-benar keras kepala.
"Kamu istrinya"
"Akan menjadi mantan, aku akan berperan sebagai ibu dari anaknya saja"
"Yangyang"
"Tidak apa-apa, mari kita pergi"
Yangyang dengan jalan cepat, ia butuh udara segar. Renjun mengikutinya dan duduk di sebelah Yangyang yang berada di taman rumah sakit.
"Ayo main ke rumah ku, kita tanya Jeno. Aku rasa dia tau siapa wanita itu"
Awalnya Yangyang ragu, tapi atas bujukan Renjun ia mau ikut ke rumahnya. Setelah sampai, meeeka langsung masuk dan mendapati Jeno sedang memasak.
"Sudah pulang sayang?"
"Iya sudah, aku membawa tamu"
"Oh.. Yangyang juga di sini"
"Hai Jen, maaf harus bertamu di waktu libur"
"Tidak apa-apa, malah kami sangat senang kedatangan tamu"
Setelah Jeno menyelesaikan masaknya, mereka bertiga makan bersama. Setelah makan Renjun menanyakan kepada suaminya tentang apa yang mereka lihat di rumah sakit tadi.
"Siapa wanita itu? Mustahil kamu tidak tau mas"
Jeno sedikit panik, dia berteman baik dengan Jaemin dan itu tak terelakan, Jeno hanya takut misinformasi dan salah berbicara.
"Tidak apa-apa Jeno, katakan saja yang kamu ketahui. Dan ceritakan yang menurut kamu bisa diceritakan"
"Sebenarnya sebelum bertemu kamu, Jaemin memiliki kekasih. Tapi itu ditentang oleh Daddy nya, karena suatu hal. Aku tidak tau hal itu apa, Jaemin tidak pernah mengatakan alasannya secara gamblang. Tapi yang aku tau itu ada hubungannya dengan orang tua wanita itu, sampai dia bertemu dengan mu. Mereka benar-benar dipisahkan"
Yangyang terdiam mendengar cerita itu, jadi benar Jaemin memiliki kekasih sebelum mereka menikah.
"Jaemin anak yang cukup tertata kehidupannya, segala sesuatunya sudah diatur oleh orang tuanya. Bahkan soal pasangan juga mereka sudah menyiapkannya"
"Terkahir mereka berkencan, di aquarium park. Saat itu Jaemin sangat bahagia, ia kira bisa mempertahankan semuanya, namun ketika ia pulang berkencan, ia harus merelakan kekasihnya dan ia di perkenalkan dengan mu"
Yangyang seakan ditarik ke masa lalu, sepertinya ia pernah melakukan sesuatu. Tubuh Yangyang tersentak kaget.
"Ada apa Yang?"
"Aku sepertinya pernah bertemu dengan sepasang kekasihnya. Saat itu ulang tahun ku, aku dan teman-teman pergi ke aquarium park. Saat itu ada sepasang kekasih meminta tolong agar mengambil gambar mereka, aku dengan senang hati mengambil gambar mereka. Dan itu persis dengan gambar yang berada di rumah, aku tidak sengaja menemukannya. Dan itu Jaemin bersama kekasihnya?"
Baik Renjun dan Jeno saling menatap, bukan kah mereka ini sangat berjodoh? Bahkan sebelum mereka tau bahwa mereka dijodohkan mereka sudah bertemu.
"Setelah pulang dari sana juga ayah ku mengatakan aku akan dijodohkan, dan bertemu dengan keluarga Jaemin"
Ini seperti benang merah yang kusut, mereka seperti ditakdirkan untuk bersama. Yangyang masih dalam ketidak percayaannya, jika semesta sudah bermain mau berada di belahan bumi manapun jika memang takdirnya pasti akan dipertemukan. Tapi sayang kisah mereka harus berakhir sampai disini