抖阴社区

1 (Profesional Hater)

170K 6.2K 264
                                    

Ayow jangan lupa vote dan spam komen yang banyak!

Ayow jangan lupa vote dan spam komen yang banyak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Game Start!

**

Selena memijat pelipisnya yang sudah berdenyut-denyut sejak pagi.

"Disertasi ini kapan selesainya sih..." desahnya, frustasi. Sambil mendengus, ia mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan, menyerupai sarang burung setelah berjam-jam mengurung diri di ruang kerja.

Mendapatkan gelar sarjana dan magister saja sudah merupakan perjuangan yang melelahkan. Kini, usahanya mengejar gelar doktor di program S3 membuatnya merasa hampir gila.

(Ket: disertasi adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S3 (doktor).)

Belum lagi tumpukan dokumen penelitian dan data eksperimen di meja menjadi saksi bisu kesibukannya. Tugasnya sebagai peneliti di bawah instansi pemerintahan di bidang fisika eksperimental menuntut lebih dari sekadar pengetahuan teori.

Ia seringkali dihadapkan pada simulasi kompleks, analisis data eksperimen, dan pengujian teori-teori baru untuk proyek yang didanai penuh oleh pemerintah.

Setiap hari, Selena harus berurusan dengan angka, perhitungan akurat, dan laporan teknis yang tidak bisa dikerjakan setengah-setengah.

Proyeknya menuntut ketelitian dan kesabaran yang ekstra, terutama karena hasil penelitiannya memiliki implikasi besar pada sektor teknologi pertahanan negara.

Tidak jarang, ia bekerja lembur hingga malam, memastikan seluruh data yang diolahnya benar-benar akurat.

"Aduh... kepala gue bisa meledak kalau kayak gini terus," keluhnya, melemparkan pandangan lesu ke layar komputer. Disertasi dan penelitian sialan ini membuatnya muak.

Selena menatap layar komputernya sejenak. Lelah. Pikiran untuk rehat sejenak terasa begitu menggoda.

"Baca novel dulu kali ya, suntuk begini bikin otak beku," gumamnya pada diri sendiri, seraya membuka aplikasi e-book di tabletnya.

Akhirnya, ia membuka salah satu novel yang sedang viral dengan ulasan bagus di mana-mana. Judulnya, Rose Loves Reds. Di tengah lelahnya dunia riset dan tumpukan data, Selena berharap cerita romantis ini bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari realita yang menegangkan.

Ceritanya hanyalah tentang anak baru yang cantik yang bisa masuk ke SMA swasta mahal dan elit karena kepintarannya. Disana, ia bertemu dengan para tokoh utama lelaki.

Para Bad boy. Cowok-cowok nakal yang seksi. Red flag.

Oleh karena itu, judulnya Rose Loves Red (Rose mencintai Merah. Merah disini menuju ke Red Flag)

Zach dan Adrian.

Baru setengah jalan, Selena sudah merasa bosan. Novelnya lumayan bagus, gaya bahasanya juga rapi. Hanya saja, antagonisnya terlalu bodoh dan bukan tandingan Rose yang pintar dan cerdik.

Amara, sang antagonis hanyalah anak kaya manja yang hanya bisa mengandalkan uang dan kecantikannya. Aslinya, ia bodoh dan lemah!

Bayangkan! Ia bahkan dibodohi oleh Adrian (salah satu pemeran utama pria) yang menyuruhnya membully Rose. Dan Amara mau-mau saja disuruh membully Rose, karena Adrian berjanji akan mencintainya kalau Amara mau melakukan itu.

Nah, sekarang tebak apa alasan Adrian menyuruh Amara membully Rose?

Yapp, agar Adrian bisa jadi superhero yang menolong Rose setelah dibully oleh Amara.

Salah satunya adalah saat Amara mengunci Rose di gudang. Memang benar, Amara berhasil mengunci Rose. YA TAPI ROSE MEMBAWA HP WAKTU DI KUNCIIN DI GUDANG

LALU APA GUNANYAAA???

Tentu saja Rose langsung menghubungi guru untuk membukakan pintu gudangnya lewat chat.

Lalu Rose balas dendam pada Amara dengan membantai dan mempermalukannya saat presentasi biologi di kelas dan memukul bola volley dengan kencang ke tubuh Amara saat praktek olahraga dengan dalih tak sengaja. Rose ini kuat fisik dan pintar.

"Buset, ini siapa yang antagonis anjir..." Selena agak heran plus merasa kasihan atas ketidakberdayaan dan kebodohan Amara.

Selena tak sanggup membaca novel sampai akhir. Ia bahkan tak tahu dengan siapa Rose berakhir. Zach atau Adrian.

Paling parah, disini bahkan disebutkan bahwa sebelumnya Amara telah menyerahkan keperawanannya pada Adrian hanya karena agar disukai olehnya dan mau mau saja beberapa kali tubuhnya dimanfaatkan oleh Adrian.

"Aduh tolol deh tololll...."

Selain seorang peneliti, Selena adalah seorang kritikus handal-hater lebih tepatnya. Ia mengkritik apapun yang menurutnya janggal, lalu menghujat dengan kejam. Ciri khas seorang netizen.

Tak sanggup lagi, Selena, yang juga sebagai seorang profesional hater menulis review dan ulasan buruk tentang novel tersebut di forum.

Selenkucingmiaw
Ini novel sampah bener dah. Tokoh antagonisnya goblok dan gak sepadan sama protagonis. Ceritanya jadi mudah ketebak, ga menarik, dan aduuh gue bahkan gak kuat baca sampe akhir!

Sebenarnya, novelnya tidak seburuk itu sih. Entahlah, Selena hanya perlu sesuatu sebagai pelampiasan untuk ia hujat saja. Hanya itu cara untuk melampiaskan emosinya karena sedang muak.

Setelah menulis komentar durjana seperti itu. Selena malah mengantuk dan ingin tidur sejenak karena kecapekan.

Ia melirik laptopnya yang masih menyala dengan draft disertasi yang ia acuhkan saat membaca novel.

"Semoga bangun bangun disertasi gue udah kelar." Selena beranjak ke kasur dan memeluk gulingnya, bersiap mendapat mimpi indah. Yah. Semoga saja.

Tring!

Marryqueen (author) react to your comment

Marryqueen (author)
Buat aja cerita lo sendiri. Banyak bacot jadi orang


***

(19+)

Selena membuka mata, mendapati dirinya sedang menindih cowok tampan yang memasang raut wajah bosan.

"Udah capek diatas, hm?" Bisik lelaki itu, tangannya hinggap di pinggang Selena.

Ah, jadi apakah sekarang Selena sedang mimpi basah?

Mata Selena berkaca-kaca karena kegirangan. Seumur hidup waktunya habis untuk melakukan penelitian dan belajar tanpa pernah bersenang-senang.

Akhirnya, pertama kalinya dalam hidup ia bermimpi sedang melakukan hubungan badan. Bersama orang yang luar biasa tampan pula!

Baiklah, saatnya mempraktekkan tontonan porno yang selama ini ia lihat. Selena menggigit bibirnya nakal, pria dibawahnya ini benar-benar tipenya. Selain tampan, ia juga punya vibes ala bad boy dan kasar di ranjang.

Oh, kapan lagi ia mimpi seenak ini?


--TBC--



I Am The Smart And Flirty Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang