Selena, seorang peneliti jenius sekaligus mahasiswi S3, tiba-tiba terjebak dalam novel populer sebagai Amara, antagonis naif bin goblok yang rela menyerahkan keperawanannya demi Adrian, tokoh utama pria yang tak mencintainya.
Bagian anjingnya adalah...
Original Female Leadmerujuk pada karakter utama perempuan dalam versi novel asli, dalam konteks ini OgFL yang dimaksud adalah Rose.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Ara sedang menikmati waktu luangnya bersama mamanya di mall. Mereka jarang sekali punya kesempatan seperti ini, menghabiskan waktu berdua tanpa gangguan.
"Gimana, Ra? Mama pilih yang ini atau yang tadi?" tanya mamanya sambil memegang dua gaun. Ara tersenyum, melihat mamanya yang terlihat antusias berbelanja.
"Yang itu aja, Ma. Warnanya lebih cocok buat acara kantor besok," jawab Ara sambil menunjuk gaun berwarna pastel. Mamanya tersenyum puas, lalu menggandeng tangan Ara sambil berjalan menuju kasir.
"Kamu sendiri nggak mau beli apa-apa, Ra?" tanya mamanya lagi, memperhatikan putrinya yang tampak asyik melihat-lihat.
Ara menggeleng pelan. "Ntar deh di toko lain. Yang di toko ini bukan selera aku."
Saat itu, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sosok yang familiar. Rian? Mata Ara sedikit membulat saat melihatnya. Tapi yang lebih mengejutkan, di sebelahnya ada Rose.
Ara sebenarnya tidak begitu kaget sih melihat Rian dan Rose di satu tempat, mengingat di novel asli, Rian, Zach, dan dirinya adalah teman masa kecil. Mereka bertiga sudah mengenal satu sama lain sejak lama.
Tapi itu kan baru terungkap di bagian tengah novel.
Sedangkan novel baru dimulai sekitar seminggu kemarin.
Karena itu juga membuat Ara berpikir kalau oh pantas saja Zach dan Rian segitu mudahnya tertarik sama Rose. Ternyata sebelumnya mereka pernah jadi teman masa kecil yang begitu dekat.
Tapi yang membuatnya heran adalah Rian selama seminggu ini belum pernah menunjukkan ketertarikan yang nyata ke Rose kok tiba-tiba ke mall bareng?
Mencurigakan.
Rian kan berbeda dengan Zach yang akhir-akhir ini menunjukkan ketertarikan nya pada Rose terang-terangan.
"Ra? Kamu dengerin Mama nggak?" tanya mamanya, menyadarkan Ara dari lamunannya.
"Oh, iya Ma. Sorry, tadi ke-distract sedikit," Ara berusaha tersenyum sambil menepis pikirannya tadi.
Ia menatap Rian dan Rose dari kejauhan sekali lagi sebelum akhirnya kembali fokus ke mamanya. Untuk saat ini, Ara memilih tidak terlalu memikirkannya.
***
Saat itu suasana kantin cukup ramai, siswa-siswa asyik dengan makanan mereka masing-masing. Ara duduk bersama Lucy, tertawa kecil sambil menikmati seporsi bakso yang baru saja ia beli.
"Eh lo kalau udah selesai makan tungguin gue dong. Kebelet berak nih," izin Lucy sebentar lalu pergi ke kamar mandi dekat kantin.