Daryl menatap Vieran lebih lama kali ini. Baru sadar kalau ada sesuatu yang beda.
Bukan cuma sikapnya, tapi… tampangnya juga.
Rambut yang biasanya ditata rapi dengan gaya agak feminim, sekarang sedikit berantakan dengan cara yang justru bikin dia kelihatan lebih… keren? Wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum manis dan ekspresi ramah, sekarang cuma datar—tanpa ekspresi, tanpa kepalsuan.
Bahkan cara dia berdiri, cara dia menatap, semuanya berubah.
Vieran nggak lagi kelihatan kayak banci kelas.
Dia kelihatan—Daryl nggak percaya dia bakal berpikir ini—ganteng.
Tapi bukan ganteng yang biasa.
Ganteng yang… berbahaya.
"Kenapa diem?" suara Vieran menyusup ke telinganya, nadanya rendah, hampir seperti bisikan.
Daryl mengerjap, buru-buru mengalihkan tatapannya. "Nggak. Cuma… lu kenapa tiba-tiba keliatan beda?"
Vieran menaikkan sebelah alis, lalu menyeringai kecil. "Beda gimana?"
Daryl mengalihkan pandangan ke samping, nggak nyaman. "Lu tau sendiri."
"Gua tanya, Dar," Vieran melangkah lebih dekat, membuat Daryl otomatis mundur. "Beda. Gimana?"
Daryl mendecak kesal. "Sial, lu berubah jadi nyebelin banget."
"Udah dari dulu."
"Nggak, maksud gua…" Daryl meliriknya lagi, lalu berdecak. "Gua nggak ngerti, tapi lu beda. Kayak… lebih cowok."
Vieran menatapnya sejenak, lalu tiba-tiba tertawa kecil—tapi bukan tawa yang ramah atau manis seperti biasanya. Lebih ke… mengejek?
"Jadi," katanya pelan, nada suaranya agak malas. "Lu lebih suka yang ini?"
Daryl spontan mendengus. “Jangan geer.”
Vieran hanya menatapnya dengan tatapan malas, seolah menilai sesuatu.
Lalu, dia mengulurkan tangan.
Daryl otomatis tegang. "Ngapain?"
Alih-alih menjawab, Vieran meraih dagu Daryl dengan dua jarinya, mengangkatnya sedikit.
Sentuhan itu ringan, tapi cukup buat Daryl membeku.
Jantungnya otomatis berdebar lebih cepat—bukan karena terpesona atau apa, tapi lebih ke… waspada.
Sial, ini pertama kalinya dia ngerasa kalau Vieran—orang yang dulu dia pikir cuma sekadar bocah aneh di kelas—benar-benar… berbahaya.
"Dengar, Dar," bisik Vieran, suaranya pelan tapi tajam. "Gua nggak peduli lu suka yang mana. Karena mulai sekarang, gua nggak bakal pura-pura lagi."
Daryl menelan ludah.
Sial.
Orang ini bukan cuma berubah.
Dia nggak tersentuh.
Daryl menelan ludah. Entah kenapa, ada sesuatu di sorot mata Vieran yang bikin dia merinding.
Dingin. Tak tersentuh. Berbahaya.
Dan lebih buruknya lagi—Daryl nggak bisa membaca orang ini sekarang.
"Nggak bakal pura-pura?" ulang Daryl, suaranya terdengar lebih kecil dari yang dia inginkan.
Vieran melepaskan dagu Daryl dengan gerakan santai, seakan sentuhan tadi nggak berarti apa-apa. Dia menyandarkan tubuhnya ke dinding, memasukkan tangan ke saku celana, lalu menghela napas kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In You [SELESAI]
Teen FictionApa yang terjadi ketika cowok banci jadi seme-nya? ? BL STORY? Homophobic manjauh sana. ? Cover sumb pin. ? Cerita hasil pemikiran aku sendiri, jadi kalo ada kesamaan dari alur, tokoh, atau apapun itu murni ketidak sengajaan. ? Tidak ada unsur pemak...