Daryl mulai merasa ada yang aneh. Perjalanan ini terasa lebih lama dari seharusnya. Padahal, kalau dihitung-hitung, pasar sore itu harusnya udah mereka lewati dari tadi.
"Vier," panggilnya, nada suaranya mulai curiga.
"Hmm?" Vieran tetap fokus ke jalan, seolah gak sadar kalau mereka udah melampaui tujuan.
Daryl mempererat pegangan di pinggang Vieran. "Kita ke mana sih? Kok gak nyampe-nyampe?"
Vieran tertawa kecil. "Hah? Ke pasar sore, lah."
Daryl menyipitkan mata curiga. "Bohong. Itu pasar sore tadi kita lewatin, kan?"
"Eh?" Vieran pura-pura kaget. "Serius?"
Daryl mendengus kesal. "Lu pikir gua gak tau jalan, hah? Kenapa lu gak belok?"
Vieran akhirnya tertawa beneran. "Yah, ketauan juga."
Daryl mencubit pinggang Vieran tanpa ampun. "Anjir! Lu sengaja ya?!"
Vieran meringis, masih sambil ketawa. "Sakit, Dar! Pelan dikit napa!"
"Jangan alihin topik! Lu mau ke mana?!" Daryl berusaha menahan senyum, tapi dia beneran kesel juga.
Vieran akhirnya mengurangi kecepatan, lalu menepi di sebuah gang kecil yang agak sepi. Setelah mematikan mesin motor, dia menoleh ke belakang dan tersenyum penuh arti. "Gua mau ngajak lu jalan lebih lama."
Daryl menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Serius lu?"
Vieran mengangkat bahu. "Ya, gua kan bilang gua gak sabar. Lagian, kapan lagi kita bisa jalan berdua gini?"
"Kan masih bisa jalan dilain hari Vieran!!"
Daryl masih ingin ngomel, tapi dia gak bisa menyangkal fakta bahwa dia juga gak keberatan. Tangan yang masih menggenggam Vieran tadi sudah cukup jadi bukti.
"...Lu beneran sengaja muter-muter?" tanya Daryl, masih pura-pura jutek.
Vieran mengangguk santai. "Ya. Gua pengen lebih lama sama lu."
Daryl membuang muka, merasa pipinya mulai panas. "Stres."
Vieran tertawa kecil, lalu menepuk paha Daryl pelan. "Yaudah, sekarang kita ke pasar beneran, deh."
Daryl menghela napas panjang, lalu akhirnya mengangguk. "Tapi lu yang bayar."
Vieran menyeringai. "Tadi juga gua udah bilang mau traktir."
Daryl mendelik. "Gua bakal pesen yang mahal."
Vieran tertawa. "Silakan, sayang."
Daryl lagi-lagi mencubit pinggangnya. "Bangsat."
Vieran hanya tertawa lagi sebelum kembali menyalakan motornya, lalu akhirnya menuju pasar sore—kali ini beneran.
Meskipun perjalanan mereka jadi lebih lama, Daryl harus mengakui... dia gak bener-bener marah.
***
Begitu motor berhenti di depan pasar, Daryl langsung turun dengan kesal. Langkahnya cepat menuju gerbang pasar, matanya menyapu sekitar, berharap masih ada satu-dua stan makanan yang buka. Tapi nyatanya, semua sudah tutup. Lampu-lampu dipadamkan, para pedagang sudah berkemas, dan tempat itu lebih sepi dari yang dia harapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In You [SELESAI]
Teen FictionApa yang terjadi ketika cowok banci jadi seme-nya? ? BL STORY? Homophobic manjauh sana. ? Cover sumb pin. ? Cerita hasil pemikiran aku sendiri, jadi kalo ada kesamaan dari alur, tokoh, atau apapun itu murni ketidak sengajaan. ? Tidak ada unsur pemak...