抖阴社区

Thirty Four

6.6K 518 23
                                    

Daryl memutar matanya, tapi pipinya udah merah. "Lu kenapa sih kalau ngomong suka aneh?"

Vieran nyengir, masih mendekat dengan tatapan jahil yang bikin Daryl makin waspada. "Nggak aneh dong, realistis aja."

Daryl mundur setengah langkah, tapi Vieran langsung menarik tangannya, bikin mereka kembali dekat.

"Nggak usah kabur, Dar. Lu udah di perangkap gua," bisik Vieran, suaranya rendah dan menggoda.

Daryl berdeham, berusaha tetap cool, tapi sulit kalau Vieran udah ngeluarin mode begini. "Perangkap apaan? Kita di rumah lu, bukan di hutan."

Vieran ketawa kecil, tangannya naik ke pipi Daryl, ibu jarinya mengusap sisa krim yang tadi masih nempel di sana. "Biar gua beresin dulu, sayang."

Daryl diam, jantungnya makin nggak karuan. Cara Vieran bicara, cara matanya menatap, bikin suasana berubah drastis.

"Udah bersih?" gumam Daryl, suaranya terdengar sedikit lebih pelan dari biasanya.

Vieran nggak langsung jawab. Dia menatap bibir Daryl sekilas sebelum tersenyum kecil. "Belum."

Sebelum Daryl sempat protes, Vieran mencondongkan tubuhnya dan menyapu bibir Daryl dengan lembut. Sentuhan itu pelan, hampir seperti tanya, tapi cukup buat bikin Daryl nahan napas.

Daryl nggak langsung balas. Otaknya sempat nge-freeze beberapa detik sebelum akhirnya, tanpa sadar, dia menarik kerah kaus Vieran dan membalas ciuman itu, kali ini sedikit lebih dalam.

Vieran mengeluarkan gumaman puas, tangannya turun ke pinggang Daryl, menariknya makin dekat. Nafas mereka saling bercampur, ritme mereka sinkron tanpa perlu banyak kata.

Vieran menarik Daryl lebih dekat, tangan di pinggangnya mengerat, seakan nggak mau kasih ruang buat kabur. Bibir mereka masih bertaut, makin dalam, makin menuntut.

Daryl yang awalnya kaku mulai melembut, tangannya otomatis naik ke belakang leher Vieran, menariknya supaya jarak mereka benar-benar nggak bersisa. Vieran menyahut dengan gumaman rendah, puas karena Daryl mulai membalas tanpa ragu.

Desahan napas mereka bercampur, dan ruangan terasa lebih hangat dari sebelumnya. Vieran nggak tahan buat nggak menjelajah, jemarinya menyusuri sisi tubuh Daryl, menciptakan jejak panas di kulit yang bersentuhan. Daryl menggigit bibir bawah Vieran pelan, sengaja, sebelum akhirnya Vieran membalas dengan ciuman lebih dalam lagi.

Udara di antara mereka jadi tipis, dan tanpa sadar, Daryl terdorong ke sofa di belakangnya. Punggungnya menyentuh sandaran, sementara Vieran setengah menindih, matanya mengunci milik Daryl dengan sorot yang penuh keinginan.

"Lu nggak akan kabur kan, sayang?" suara Vieran terdengar serak, setengah berbisik di telinga Daryl.

Daryl menelan ludah, tapi dia nggak mengalihkan pandangannya. Pipinya merah, napasnya berat, tapi dia nggak berusaha pergi. "Tail lu."

Vieran tertawa kecil sebelum kembali mencium Daryl, kali ini lebih dalam, lebih menuntut. Jemarinya menyusuri kulit Daryl, meninggalkan sensasi yang bikin Daryl gemetar di bawah sentuhannya.

"Engh~" Daryl sontak langsung menutup bibirnya saat satu desahan berhasil kabur.

Vieran terkekeh pelan, lalu membisikkan

"Lebih keras, sayang."

Vieran kembali mencium, namun kini bukan hanya di bibir saja, melainkan turun ke area leher, menjilat leher mulus itu dengan sensual.

"Anh~"

Cup

Slurp

"AKH! LU NGAPAIN!" teriak Daryl saat merasakan lehernya seperti disedot oleh bibir Vieran.

Lost In You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang