Bus mulai bergerak, melaju di jalanan yang tampaknya semakin menyempit dan rusak seiring perjalanan mereka menjauh dari kamp medis. Guncangan terasa hebat, membuat para penumpang terombang-ambing. Di luar jendela, pemandangan berubah dari bangunan menjadi pepohonan liar dan tebing bebatuan. Sebagian besar anggota tim diam, menyimpan energi, wajah mereka serius memikirkan apa yang menanti di depan. Jungkook menatap keluar jendela, pikirannya berkecamuk antara prosedur medis darurat dan medan tak dikenal yang akan mereka hadapi.
Sesekali, tanpa sadar, pandangannya tertarik pada sosok Kapten Kim. Pria itu tampak fokus memperhatikan keadaan di luar bus. Namun, saat bus melewati lubang besar dengan guncangan keras, Jungkook sedikit kehilangan keseimbangan. Sebelum ia sempat menahan diri, sebuah lengan kokoh terulur cepat, menahan bahunya agar tidak terbentur ke dinding bus.
"Tidak apa-apa?" Suara rendah Kapten Kim terdengar jelas di tengah deru mesin.
Jungkook sedikit tersentak, menarik diri dengan cepat. "Aku baik-baik saja. Terima kasih." Ada rona samar di pipinya, entah karena terkejut atau karena kontak fisik yang tak terduga itu. Kapten Kim menarik tangannya kembali tanpa komentar lebih lanjut, wajahnya kembali datar seolah tidak terjadi apa-apa. Namun, Jungkook bisa merasakan perhatian singkat itu.
Bus melaju di sepanjang pinggir tebing, namun tidak berlangsung lama. Sebuah mobil bak terbuka petugas serta mobil patroli polisi di depan, membuat bus harus berhenti. Kapten Kim segera turun untuk memeriksa.
Jalan di depan mereka terputus. Longsoran tanah, batu, dan beberapa pohon tumbang membentuk barikade alami yang mustahil dilewati kendaraan roda empat.
"Di depan masih bisa lewat?" Tanya Kapten Kim kepada petugas yang sedang membersihkan longsoran.
"Tidak bisa lewat. Longsor tadi sudah memutus akses jalan di depan. Hanya bisa jalan kaki."
"Terima kasih." Sahut Kapten Kim. Ia lalu berjalan kembali ke bus.
"Kendaraan tidak bisa lewat lagi. Semuanya, bawa barang dan turun." Kapten Kim memberitahu para penumpang bus.
Jungkook segera turun, lalu berdiri di belakang Kapten Kim, menunggu rekan-rekannya.
"Perjalanan kaki lumayan jauh, hati-hati ada batu berjatuhan. Perhatikan keselamatan." Kapten Kim memperingatkan semua orang.
Suasana segera berubah menjadi lebih sibuk. Saat pintu bus terbuka, hembusan udara luar yang lebih segar namun membawa aroma tanah basah menerpa wajah mereka. Satu per satu, tim penyelamat turun, menyandang ransel, kotak P3K, dan peralatan lainnya. Jungkook memastikan ranselnya terpasang erat di punggung, di bahunya tergantung tas P3K pemberian Kapten Kim.
💊
Medan di depan mereka jauh dari kata mudah. Bukan lagi jalan setapak, melainkan jalur berlumpur bekas longsoran, diselingi bebatuan licin dan akar pohon yang menjulur. Setiap langkah membutuhkan kehati-hatian ekstra. Lumpur tebal mengancam menyedot sepatu bot mereka, membuat langkah terasa berat.
Di pertengahan jalan, Kapten Kim mengulurkan sebotol air, menukarnya dengan botol kosong di tangan Jungkook. Tanpa berkata apa-apa, ia lalu mamasukkan botol kosong tersebut ke dalam ranselnya.
"Terima kasih." Ucap Jungkook.
Jungkook berusaha menjaga kecepatan langkahnya agar selalu berada di dekat Kapten Kim yang berjalan paling depan. Napasnya mulai sedikit terengah karena beban dan medan yang sulit. Namun ia termasuk yang berstamina bagus dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lain.
"Kapten Kim." Polisi Taehyun berlari kecil menghampiri atasannya. "Bagaimana kalau istirahat sebentar? Biar semua bisa makan dulu."
Polisi Soobin yang menyusul juga ikut memberikan saran, "Betul, kami masih tidak masalah, tetapi para perawat ini... Bagaimana kalau istirahat sebentar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Hero
FanfictionKisah cinta antara Jeon Jungkook, seorang dokter muda yang idealis dan Kim Seok-Jin, seorang kapten pasukan khusus kepolisian yang tegas. Keduanya bertemu dalam pelatihan darurat dan kemudian terlibat dalam berbagai misi penyelamatan yang berbahaya...