Suasana di aula besar milik sebuah universitas terasa bahagia, dikarenakan mahasiswa-mahasiswa yang sudah menjalani masa kuliahnya pada akhirnya lulus pada hari ini. Ada yang begitu bersyukur bisa lulus pada akhirnya dan tidak jadi di dropout, ada juga yang pintarnya nggak ketulungan sampai cuma butuh waktu singkat untuk lulus, dan ada juga yang hanya pas-pasan yang penting lulus.
Dari semua yang disebutkan di atas, Choi Yeonjun masuk dalam kategori mahasiswa yang 'pas-pasan'. Setelah mendapatkan penglihatannya kembali, ia tidak menyia-nyiakan hidupnya lagi dan memilih mengejar mimpinya. Ia hampir sudah tidak lagi memikirkan masa lalu yang bisa dimasukkan dalam kategori 'kelam' berkat kesibukannya dalam kuliah. Lalu, setelah kelulusan apa memori Yeonjun akan memutar lagi ke masa lalu?
"Saudara Choi Yeonjun lulus dengan nilai yang cukup memuaskan, dipersilakan untuk naik ke panggung." ucap seorang guru yang merangkap juga menjadi seorang pengarah acara wisuda.
Mendengar namanya dipanggil, Yeonjun bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan menaiki panggung wisuda. Di atas panggung, ia berjalan menuju yang akan memberikannya ijazah. Begitu ijazahnya di sodorkan, Yeonjun bersamanya berjabat tangan dengan menatap ke arah kamera yang mengabadikan momen itu.
Begitu selesai, nama mahasiswa lain dipanggil dan Yeonjun kembali duduk di tempatnya.
Acara wisuda berjalan dengan lancar setelahnya. Bersama ibunya, Yeonjun pulang karena kelelahan. Ya walaupun acaranya cuma duduk dan mendengarkan saja, tetap saja.
"Yeonjuna, eomma sudah carikan lowongan kerja yang bisa kau lamar." ucapnya sambil mengemudi mobil yang ditumpanginya bersama puteranya.
"Eomma, aku capek. Bahas soal lowongan kerja, besok saja ya?"
Yeonjun menyenderkan kepalanya di jendela mobil, ibunya meliriknya sedikit melihat puteranya sesekali sudah tidak dapat menahan kantuk. Tangannya mengelus kepala Yeonjun sembari dengan lembut mengatakan,
"Baiklah. Sekarang tidurlah kalau mengantuk, Yeonjuna. Nanti kalau sudah sampai rumah, eomma bangunkan."
Yeonjun mengangguk mengiyakan ucapan ibunya. Ia pun memposisikan dirinya menyender pada kursi mobil tempatnya duduk, lalu perlahan matanya memejam sejenak mengistirahatkan tubuhnya.
Keesokan harinya, Yeonjun duduk di meja makan dengan tangannya yang sibuk memainkan game di smartphonenya. Setelah menunggu sarapan yang dibuatkan ibunya tersaji, Yeonjun meletakkan smartphonenya dan memakan sarapannya dengan lahap.
"Yeonjuna, makan pelan-pelan nanti keselek loh."
Tanpa menjawab apapun, Yeonjun tetap makan dengan lahap sampai akhirnya nasi di mangkuk kecil di hadapannya kosong. Begitu habis, ia langsung beranjak dari tempat duduknya dengan membawa tas ranselnya ia keluar.
"Yeonjuna, kau mau ke mana?" tanya ibunya yang berusaha menghentikan puteranya itu dari kabur tanpa pamit.
"Mau ketemu temen, eomma." balasnya cepat, "Nanti aku rutin ngabarin kok."
"Yaudah, hati-hati ya."
Begitu mendapat izin, Yeonjun langsung nyelonong keluar dan dengan menggunakan mobilnya ia menuju tempat dimana dengan temannya bertemu.
Sebenarnya bukan tempat untuk nongkrong atau bagaimana, Yeonjun dan temannya cuma mau ke warnet. Ngelanjutin gamenya. Katanya kalo pake PC lebih gampang menang.
"Nah ini nih, orang yang nggak terima kalau kalah." sapa temannya ketika Yeonjun menghampirinya yang sudah berdiri di depan pintu warnet.
"Maksudmu main yang lebih adil?" balas Yeonjun yang lalu melakukan sapaan khas mereka. "Kita udah lulus kan, jadi kita main sampe puas, woke Wooseokie?"

KAMU SEDANG MEMBACA
??????. [TaeJun][Yeonjun X Taehyun]
FanfictionSEQUEL dari 'HIM.'[TaeJun][Yeonjun X Taehyun] Seiring berjalannya waktu, seorang pemuda bernama Choi Yeonjun menjadi model terkenal dan berhasil membanggakan orangtuanya dengan meraih gelar ketika kelulusannya. Dengan sebagian besar masyarakat yang...