"Lalu, kau berharap membuat ibumu semakin menderita di akhir? Mengetahui anaknya yang sakit dan sudah tinggi, lalu kehilangan puteranya begitu saja?" balas Yeonjun tidak mau kalah, "Itu yang kau mau?"
"Setidaknya dia tidak akan menghabiskan uangnya untukku! Saat itu terjadi, semua usaha sudah tidak dapat dilakukan." Taehyun memberi jeda ketika kepalanya sakit berkat gejala penyakitnya. "Ibuku bisa hidup dengan uangnya, lebih mencukupi dan---"
"Kau pikir begitu? Ibu diman-mana akan berat melepas puteranya. Apalagi kau itu anak tunggal!"
"Hyung tau darimana aku anak tunggal? Hyung stalker?!" balas Taehyun kini dengan suara meninggi. Yeonjun tidak ingin perdebatan ini terjadi, niatnya untuk membuat suasana membaik namun malah berakhir begini. "Harusnya aku tidak pernah percaya hyung dari awal,...!"
Kekesalan yang Yeonjun rasakan, ia pilih untuk dipendam saja. Tujuannya kembali bukan hanya akan menghasilkan sesuatu yang tidak berguna, apalagi sampai kehilangan Taehyun lagi.
"Baiklah. Kau menuduhku stalker sekarang, kalau memang iya, mau apa?" tanya Yeonjun yang semakin menyalakan api diantara keduanya.
Tanpa menjawabnya, Taehyun langsung mengepalkan tangannya untuk memukul rahang Yeonjun kuat. Lalu, mengusirnya. Harapan seakan sirna begitu saja setelah Taehyun memukulnya. Memang tujuannya untuk tidak membongkar kalau dirinya dari masa depan, tidak. Kalau iya, situasinya pasti semakin parah.
Malam itu, Yeonjun menuju dimana tempatnya berasal. Booth telepon berwarna silver ini ada lagi, kemungkinan orang yang terbawa ke masa depan sudah kembali dan menunggu Yeonjun juga untuk kembali ke masanya.
Hueningkai dan Soobin menyambut Yeonjun dengan antusiasme. Keduanya sudah tidak lagi di pameran. Mereka gagal mendapatkan piagam dan piala, karena telah menghilangkan Yeonjun selama dua minggu. Saat itu juga, Yeonjun berpamitan untuk kembali ke kehidupannya yang semula. Ia bertemu Wooyoung dan Yeosang kembali, bermain game di warnet, nongkrong bareng di minimarket nostalgia masa muda mereka.
Luka dalam hati Yeonjun perlahan terobati. Berkat kawan-kawannya, berkat pekerjaan yang baru di dapatnya sebagai seorang pelayan full-time, selama itu pula Yeonjun bertemu orang-orang baru. Mulai dari lelaki hingga perempuan. Seperti pagi ini, Yeonjun yang membuka toko pertama kali.
Toko Gelato.
Siapa yang tidak suka es krim Gelato?
Suara bel memenuhi kesunyian kedai Gelato tempat Yeonjun bekerja setelah beberapa menit baru buka. Gadis itu memasuki toko gelato itu bersama kedua temannya, entah apa yang dipikirkan mereka sampai sarapan menggunakan es krim.
"Selamat datang di Bluehorn Gelato. Silakan melihat varian baru kami, di menu, dan jikalau membutuhkan varian campuran bisa langsung menyebutkan ukurannya. Kami menyediakan cone, cup dari small sampai extra large."
Gadis itu berambut pendek sebahu, poninya menutupi dahinya, dan gummy smilenya yang bisa membuat siapapun pasti terpana. Namun, Yeonjun tetap profesional menjalani pekerjaannya sebagai pelayan untuk pelanggannya.
"Saya pesan yang cup 3. Versi medium aja. Nanti teman-tema saya bergantian menyebutkan varian rasanya. Begitu bisa ya?" tanyanya.
"Tentu saja bisa. Mari..."
Yeonjun mengambil cup pertama dimana itu adalah cup untuk salah satu teman gadis ini. Gadis ini paling terakhir menyebutkan pesanannya. Suaranya yang lembut membuat Yeonjun mesem-mesem sendiri, bahkan ketika menghitung harga es krim yang dibeli ketiganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
??????. [TaeJun][Yeonjun X Taehyun]
FanfictionSEQUEL dari 'HIM.'[TaeJun][Yeonjun X Taehyun] Seiring berjalannya waktu, seorang pemuda bernama Choi Yeonjun menjadi model terkenal dan berhasil membanggakan orangtuanya dengan meraih gelar ketika kelulusannya. Dengan sebagian besar masyarakat yang...
intend #7
Mulai dari awal