抖阴社区

?

2.8K 155 9
                                        

Di basement.

Buku kehidupan didalam tas Raib bergetar dan menyala. Buku itu terbang lantas berteleportasi sendiri. Miss Selena terkejut melihat kehadiran buku kehidupan yang tiba-tiba melayang diatas ranjang tempat Raib berbaring.

Saat itu, Raib merasakan ada energi yang mengalir ditubuhnya. Dia mulai terbangun dari tidurnya yang terasa panjang. Tubuhnya bercahaya bak sinar bulan.

Miss Selena menatap tubuh muridnya yang bercahaya. Beberapa detik kemudian, buku kehidupan itu jatuh kelantai. Miss Selena mengambilnya.

***

Aku terbatuk. Miss Selena langsung menatapku. "Ra, kamu baik-baik saja?" suara Miss Selena terngiang dikepalaku.

Aku membuka mataku perlahan. Apa yang terjadi? Kepalaku pusing lagi karena terbangun tiba-tiba. Miss Selena. Dia berada disampingku. Miss Selena meneteskan air mata. Lantas berbisik ketelingaku, meminta maaf. Maaf? Memangnya ada apa?

Aku menoleh kearah Miss Selena, menyipitkan mataku. Masih terasa pusing. Tiba-tiba, aku terbatuk. Tapi keluar darah segar dari mulutku. Apa? Darah! Aku terkejut. Baru pertama kali aku batuk darah seperti ini.

Miss Selena terlihat panik. Berteriak cemas, "Ra!!!" serunya cukup keras membuat Ilo, Seli, dan Ali segera menyusul kekamar tempat ku berbaring. Dikamarnya, Vey juga mendengar teriakan Miss Selena. Namun urung keluar kamar karena takut Ou bangun. Vey menggigit bibir. Ikut cemas.

Setibanya mereka didepan pintu, aku melihat Seli yang mematung. Ali dan Ilo juga terlihat panik. Ilo segera mengambil kain lap dan air untuk membersihkan darah yang keluar dari mulutku. Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa batuk berdarah secara tiba-tiba.

"Panggil Av, Ali!!" Miss Selena berteriak pada Ali. Ali mengangguk dan menarik tangan Seli. "Ayo ikut!" serunya pada Seli yang mematung.

Aku terbatuk lagi mengeluarkan sisa darah dimulutku. Huh, asin! Miss Selena memiringkan tubuhku. Tangannya ikut terkena darah. Aku jadi merasa tidak enak, apakah Miss Selena tidak jijik terkena muntahan darahku?

Aku meringis. Tenggorokanku sakit. Beberapa menit kemudian, Ali dan Seli berhasil menemui Av dan membawanya kemari.

Setibanya disini, Av langsung mengeluarkan teknik penyembuhannya. Miss Selena mengelap tangannya yang terkena darah.

Beberapa menit kemudian, rasa sakit ditenggorokanku berkurang. Seli membawakanku segelas air putih. Aku berkumur-kumur di mulut dan kerongkongan.

Fyuh ... Av menyeka dahinya. Semua menatapku cemas. "Bagaimana?" Av bertanya kepadaku. "A-ku ..." suaraku tercekat. Aku hanya mengangguk. Tenggorokanku seperti terkena duri ikan.

"Seharusnya kau belum sepulih ini, bagaimana bisa?" Av menatapku heran. Pulih? Miss Selena menunjuk buku kehidupan. Av mengangguk.

Seli berlari kearahku, lantas memeluku. Ali menghapus air matanya. Eh? Ali menangis? Menangisiku? Aku bingung. Aku harus senang atau tertawa? Miss Selena masih menatapku. Ilo mengambilkan air minum di dapur.

Aku merasa lebih baik. Tapi tubuhku masih lemas. Kepalaku juga masih terasa sedikit pusing. Aku juga masih shock karena darah tadi.

Seli melepaskan pelukannya. Ilo menyuruh semuanya kembali beristirahat. Semua kembali kekamar masing-masing. Miss Selena dan Av juga keluar meninggalkanku seorang diri.

Aku memejamkan mata. Berusaha kembali tidur. Diluar, Miss Selena, Ilo dan Av mengobrol. Aku tidak bisa tidur. Aku memutuskan untuk keluar.

Aku bangun, duduk diranjang. Tanganku menopang tubuhku. Menunggu beberapa menit. Masih pusing. Aku ingin meninggalkan ranjang, berusaha berdiri. Aku terhuyung. Kakiku benar-benar lemas.

Aku terjatuh disamping ranjang. Bruk! Aku mengaduh. Kepalaku kepentok meja. Menyisakan luka lebam. Ali yang mendengar suara, langsung beranjak menghampiriku.

"kamu baik-baik saja, Ra?" seru Ali didepan pintu, lalu membantuku berdiri untuk kembali tidur diranjang. Aku mengangguk. Tubuhku terasa lemas. Padahal sebelumnya aku merasa baik-baik saja.

"Kamu mau kemana, heh?" Ali melotot padaku. Aku mengerutkan dahi. Ali mengambil segelas air dimeja, menyerahkannya padaku. Aku bangun, duduk diranjang dibantu Ali lantas minum beberapa tegukan.

Ali meletakkan gelas dimeja. Aku menghembuskan napas. Ali memandangku yang berusaha memejamkan mata.

"Kau tidak bisa tidur, Ra?" tanya Ali. Aku hanya mengangguk. Si biang kerok itu terus memandangku. Aku melotot padanya.

***

Di luar ...

"Apakah dia akan baik-baik saja, Av?" tanya Ilo. Av mengangguk. "Raib justru pulih dengan lebih cepat" Av mencoba bergurau.

Miss Selena melamun. "Hei, kau tidak perlu mengkhawatirkannya, Selena!" Ilo tertawa. Miss Selena mengalihkan pandangannya, lalu tertawa getir.

Miss Selena kembali kedalam. Meninggalkan Av dan Ilo yang masih mengobrol. Vey yang sedari tadi khawatir, diam-diam keluar kamar setelah memastikan Ou benar-benar terlelap.

***

"Hei, kalian berdua, belum tidur?" Vey terlihat lebih tenang. Kami menoleh kearah Vey, lantas mengangguk.

Ali meninggalkan kamar, menyisakan Vey dan aku. Vey menatapku lamat-lamat. Ia mengelus kepalaku, lalu tersenyum.

Miss Selena mengetuk pintu. Aku menoleh. Vey membukakan pintu. Mempersilahkan Miss Selena masuk. Vey pun keluar setelah memastikan aku baik-baik saja.

Miss Selena mengangguk. "Sudah baikan, Ra?" Miss Selena menuju ranjangku. Aku mengangguk. Miss Selena melihat luka lebamku karena terpentok meja tadi.

"Ini kenapa?" Miss Selena mengerutkan dahinya. Aku tersenyum. Miss Selena menaruh punggung tangannya didahiku. Masih panas.

"Semoga cepat sembuh, Ra." Miss Selena tersenyum memandangku. Aku balas tersenyum padanya. Miss Selena tertidur disampingku.

Aku menatapnya lamat-lamat. Sosok Miss Selena. Aku ingat saat Miss Selena datang kerumahku saat itu, kemudian Si biang kerok datang.

Aku juga ingat Miss Selena yang membantu kami di ruang aula sekolah. Ia mengorbankam dirinya. Aku ingat masa-masa itu.

Sekarang, aku melihat Miss Selena yang tertidur disampingku. Terlihat lelah. Aku terharu, menjatuhkan beberapa bulir air mata.

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang