抖阴社区

?

1.8K 107 1
                                        

"Bye!! Hati-hati dijalan!" Seli yang telah berdiri di halaman rumahnya melambaikan tangannya. Aku balas melambai. Saat aku hendak masuk kedalam mobil, Ali buru-buru mencegahku.

Aku menoleh kearah Ali. Menatapnya bingung. "Didepan!" Ali membukakan pintu depan, menyuruhku masuk. Tanpa disuruh dua kali, akupun masuk dan duduk di depan.

Ali pun menancapkan gas, menuju rumahku. "Emm, Ra?" Ali menatapku. "Iya?" Aku menoleh. "Kira-kira Batozar tadi kenapa ya? Tumben-tumben datang ke Bumi. Kan gak mungkin seorang Batozar hanya jalan-jalan di Bumi" Ali mengerutkan dahi.

"Aku tidak tahu." Aku mengangkat bahuku. Ali hanya menghela napas tertahan. Sepertinya ia masih memikirkan keberadaan Batozar tadi. Tidak lama, mobil Ali telah terparkir didepan rumahku.

"Mau mampir?" Aku menawari Ali. Ali terlihat berpikir sejenak, lantas menggeleng. "Aku langsung saja, Ra!" jawabnya. Aku mengangguk. "Hati-hati!!" Aku berseru menatap Mobil Ali.

"Meouuww!!" Kedatanganku disambut Si Putih dihalaman rumah. "Eh, halo Put!" Aku jongkok, mengelus kepala kucing manjaku itu. "Eh, sudah pulang, Ra?" Terlihat Mama yang masih menggunakan celemek sedang berdiri didepan pintu.

"Sudah, Ma!" Aku menoleh kearah Mama. "Ya, sudah. Ayo masuk!" pinta Mama. Aku pun masuk kedalam rumah, disusul si putih. Aku menghempaskan tubuhku disofa ruang tamu.

Si Putih mengeong pelan dikakiku. Aku merebahkan tubuhku. Menunggu mama menyiapkan makan siang. Sekarang sudah pukul satu siang. Aku membuka novel. Membacanya.

"Ra! Makan siangnya sudah siap!" teriak Mama dari dapur. "Iya, Ma!" Aku bergegas menuju dapur. Si putih mengekor dibelakangku. Tidak ada percakapan berarti. Mama dan Aku hanya membahas sekolah, pekerjaan Papa, mesin cuci, sesekali diselingi tentang dunia paralel.

***

Gerimis mengguyur kota. Aku baru saja bangun. Mataku mengerjap-erjap. "Meowww!!!" Si Putih menghampiriku. "Pagi, Put! Hoamm," sapaku sambil menguap.

Aku segera menoleh kedinding. Sudah pukul setengah enam. Aku bergegas mandi dan siap-siap. Selesai mandi, aku berganti pakaian memakai seragam untuk hari ini. Aku menyisir rambutku di depan cermin.

"Ra, ayo turun!" Mama mengetuk pintu. "Iya, Ma" Aku bergegas membukakan pintu. Aku tersenyum mendapati Mama yang ternyata sudah rapi sekali. "Ayo!" Mama mengajakku.

Aku kembali kekamar, mengambil tasku. Memastikan tidak ada yang ketinggalan. Setelah itu, aku menyusul Mama menuruni anak tangga, begitu juga si putih.

"Pagi, Ma, Pagi, Pa!" Aku ikut duduk di dapur. "Pagi juga, Ra! Bagaimana tidurmu?" Papa menatapku. Tersenyum. "Nyenyak." Aku menjawab antusias.

"Emm, Ma? Mama jadi ikut tante Anita pergi ke luar kota, ya?" Aku bertanya mendapati Mama yang sibuk mempersiapkan barang bawaannya.

Mama menoleh. "Eh, iya, Ra. Kamu gak apa 'kan Mama tinggal beberapa hari? Nanti Mama dijemput tante Anita jam delapan." Tiba-tiba wajah Mama jadi sedih. Aku menggeleng. "Ra tidak keberatan kok, Ma." Aku langsung memeluk Mamaku.

"Ya, sudah. Ayo makan dulu" Mama berjalan menuju meja makan. Disana sudah tersaji makanan yang lezat. Kami memulai sarapan bersama.

Topik pembicaraan hari ini adalah kepergian Mama ke luar kota. "Jangan lupa bawakan Ra oleh-oleh ya, Ma!" Aku nyengir. Mama dan Papa hanya tertawa.

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang