"... uh, tapi, Yaoyorozu-san," ucap Midoriya mendadak, membuatku menoleh ke arah lelaki itu. "... la-lain kali mungkin kau gak perlu melibatkan Todoroki seperti yang tadi..."
"Sepakat," gumam Todoroki. "... walau kesian, sih."
"Begitu..." ucapku pelan, aku kemudian menutup lokerku dan berjalan ke arah Midoriya. "Kalau begitu kau mau menggantikan posisi Todoroki-san?"
"Boleh," jawab Midoriya sambil tersenyum, dia kemudian membeku. "E-E-Eeeh! Tidak, tidak! Maksudnya bukan—"
BRAAK!
"... kalau begitu berhenti bicara dan gantikan posisi Todoroki," ucapku sambil menatap tajam mata hijau terang Midoriya, kedua tanganku sudah ada di loker sisi kanan-kiri lelaki itu. Sang lelaki buru-buru menunduk dengan panik karena memang sifatnya, dan itu membuatku agak kesal... "Hei..."
Aku menggunakan satu tanganku untuk menyentuh dagu Midoriya dan mengangkatnya supaya mata kami bertemu, melihat tatapan tajamku, lelaki itu menelan ludah.
"Heh," gumamku sambil menyeringai tipis, lucu entah kenapa. "Aku tidak gigit, kok..."
"AKU GIGIT!" seru Bakugou sambil meledakan loker yang ada dekat dengan tanganku yang menahan Midoriya. "KALAU KAU MELAKUKANNYA SEKALI LAGI, TANGANMU YANG KULEDAKAN!!"
"Tch," gumamku sambil melepaskan Midoriya dan lanjut pakai dasi. "... bilang saja cemburu."
"Bilang apa kau, sialan!?" seru Bakugou ngamuk, dia kemudian mencengkram kerahku dengan kesal dan agak mencekikku. "Cari mati, hah!? Kalau memang mau ribut, ayo ke lapangan!"
"Tch..." gumamku kesal saat aksi Bakugou tadi membuat dasi yang susah-susah kupakai berantakan lagi. Aku lalu mencengkram kedua tangan Bakugou dan menatap lelaki itu sinis. "... heh, kalau kau memang benar-benar mau ribut, kenapa tidak? Kutunggu di lapangan nanti, dan kalau kau tidak datang... borgol ini tidak akan kulepaskan."
Aku kemudian melepaskan tangan Bakugou dan berbalik sambil berjalan pergi. "T—OI! SEJAK KAPAN KAU PASANGKAN BORGOL PADAKU, SIALAN!?" seru Bakugou ngamuk. "Lepaskan, gak!?"
"Ke lapangan dulu, kalau begitu," ucapku sambil peregangan, aku kemudian berjalan ke pintu dan menoleh sejenak. "... dan pakai dasi yang bener."
***
"... onee-sama, aku minta maaf," ucapku pada Momo sambil membungkuk dalam-dalam. "Maafkan aku... aku memang payah... maaf aku malah dapat peringkat satunya, Onee-sama!"
"... iya-in aja dah," ucap Momo sambil tersenyum seperti biasa. "Omong-omong, semalam kau dimana? Kenapa gak ada di asrama?"
"Ah, itu..." ucapku pelan sambil menyentuh bagian belakang leherku yang diperban. "Ada sedikit masalah dan aku coba menyelesaikannya, tapi onee-sama mencariku!? Kenapa gak bilang!? Maaf aku malah gak ada!!"
"Tidak kok, tidak apa-apa," Momo memang selalu baik... "Tapi—"
"Bwahahahah!! Bakugou, ada apa denganmu!?" sebuah seruan memotong perkataan Momo, aku dan kakaku itu pun menoleh ke asal suara dan melihat Bakugou masuk ke dalam kelas dalam keadaan diperban di beberapa bagian dan dipasai koyo (?).
"Ba-Bakugou..." ucap Uraraka pelan saat melihat sebuah bekas gigitan di bagian pinggir leher Bakugou—sudah kubilang buat pakai dasi, kan? "I-I-Itu kenapa, lehermu?"
"Berisik, kalian!" seru Bakugou kesal, dia kemudian menunjukku. "Tanya ke sialan itu, tuh!"
"(Name)-kun!! Apa yang sudah terjadi semalam?!" seru Hagakure langsung semangat. "Ceritakan pada kamii!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Romance"Selama ini semuanya selalu begini. Tapi mendadak... aku merasa seperti ada yang berubah. Apa yang salah?" FF oneshoot BNHA tentang keanehan, perubahan, dan sesuatu yang disembunyikan BNHA X You WARNING: ~3 admin mencari jati diri//bacot ~Typo berse...
Dear Fujo/Fudanshi
Mulai dari awal