抖阴社区

                                        

Aku mengerjapkan mataku saat Shinso mendadak mencengkram tanganku dan menariknya, "E-Eh? Tapi Midoriya—"

"Dia akan baik saja, aku janji." Shinso setengah berlari saat dia menyeretku melewati lorong.

Selama dia menyeretku itu, aku hanya mengikuti sambil menatap wajahnya. ... sebanarnya... apa yang ada dalam pikiranmu sih, Hitoshi-san...? aku berucap dalam hati. Aku bisa merasakan saat kau merasa sakit, tapi... aku masih gak paham...

***

"... jadi?" tanya (Name) sambil tersenyum saat keduanya tengah berada di lorong yang sepi. "Ada perlu apa, Hitoshi-san?"

"Ah, itu..." ucap Shinso pelan. "... aku... aku cuman merasa setelah kejadian saat SMP itu kita sudah jarang sekali bicara walau kita satu kelas..."

"Ahaha, iya, bukan masalah!" ucap sang gadis sambil tertawa pelan. "Aku paham kok, kalau kau sibuk dan lainnya! Lagipula aku sudah ditemani Midoriya-san, kok..."

"... kau berteman dengan anak-anak kelas 1-A?"

"Eh? Yah, begitulah," ucap (Name) masih sambil tersenyum, walau dia dan Midoriya dekat juga karena sama-sama dimintai tolong oleh All Might untuk menjadi penerus. Tidak sih, lebih tepatnya (Name) hanyalah bahan untuk One For All nantinya...

"... begitu..." gumam Shinso pelan, dia kemudian menunduk.

"... jadi?" tanya (Name) masih saja tersenyum. "... apa ada hal lain yang mau kau katakan?"

Ya, ada! Aku ingin menjelaskan semuanya padamu, (Surname)! Shinso rasanya ingin berseru. Tapi... itu semua gak mungkin, kan...? Apa kau bahkan akan mendengarkan dan percaya... alasan aku mengatakan hal kejam itu padamu?

Kebaikan hati (Name) membuat Shinso ragu, dia gak merasa dirinya bisa ataupun pantas berada di sisi sang gadis...

"Kelasnya akan mulai sebentar lagi..." ucap (Name) sambil tersenyum sekali lagi, masih saja gak ditanggapi Shinso. ... kumohon, katakanlah sesuatu... Hitoshi-san...

Shinso masih saja diam... begitu juga dengan sang gadis...

"... ah, kau gak perlu memaksakan diri!" (Name) akhirnya berucap, dia kemudian melambai dan berbalik. "... ahaha, kalau begitu, sampai—"

Mendadak Shin melingkarkan lengannya di bahu (Name) yang sedikit lebih pendek darinya, membuat sang gadis terdiam dan tidak melanjutkan langkahnya.

... Shinso... san... ucap (Name) dalam hati saat ia merasakan tubuh Shinso agak bersandar padanya. Dia lalu menunduk dalam-dalam. ... hentikan, kumohon hentikan... jangan lakukan ini padaku kalau di akhir kau tetap akan menjauhi dan meninggalkanku... jangan memberikanku harapan kalau kau akan tetap pergi, Hitoshi-san...

Kau kejam, terlalu kejam, (Surname)... Shinso hanya bisa merangkul (Name) dari belakang dalam kesunyian, merasakan tubuh (Name) ada di dalam genggamannya. ... mestinya kau jangan menunjukan senyum dan kebaikan itu, kalau di akhir nanti perasaanku gak akan berbalas...

Kenapa kau menjauhiku, Hitoshi-san...?

... kenapa kau terus saja bersikap baik padaku, (Surname)?

...

... aku ini apa bagimu?

***

"Eeh? Quirk Hitoshi-san sudah muncul? Hebat!" puji (Name) sambil tersenyum lebar. "Aku juga... ingin cepat-cepat memiliki Quirk...!"

"... aku paham, tapi..." Shinso berucap pelan. "Bagaimana kalau kau... gak akan memiliki Quirk, (Surname)?"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang