"Kembalikan pusaka itu!"seru Miss Selena yang tengah dalam kondisi payah. Napasnya tersengal. Miss Selena berteleportasi mengejar orang tersebut.
"Kembalikan!" desisnya dihadapan orang itu. Miss Selena mengambilnya paksa. Tapi, dia diserang dari belakang oleh pencuri lain.
Bumm!! Pukulan berdentum. Miss Selena terpental. Untungnya ada panglima Tog yang datang tepat waktu. Panglima Tog segera membantu Miss Selena berdiri.
Lantas mereka mengejar pencuri itu dengan teknik teleportasi. Panglima Tog menghalang pencurinya dari depan. Miss Selena berhasil menangkap pencuri itu lantas memenjarakannya.
"Akhirnya ..." seru Av yang melihat kedatangan panglima Tog dan Miss Selena. "Apakah kalian baik-baik saja?" tanya Av.
Miss Selena dan Panglima Tog mengangguk. Av tersenyum. "Terimakasih karena kalian telah berhasil mendapatkan pusaka ini kembali," Av bergegas meletakkan pusaka itu ditempatnya.
Seminggu terakhir, Pusaka yang disimpan Av dicuri dari perpustakaan bagian terlarang. Av khawatir, jika pencurinya berhasil mengaktifkan pusaka itu, akan membuat onar di dunia paralel.
Karena mendengar kabar itu, setelah pulang mengajar, Miss Selena langsung kerumah Ali dan memberi pesan berupa file itu. Karena tepatnya tujuh belas hari setelah itu, pusaka tersebut akan terakses dan mudah diaktifkan.
Miss Selena juga memasang tameng transparan yang lebih kuat untuk melindungi Raib, setidaknya ada tameng yang bisa sedikit sekali menghalangi pengaruh dari pusaka itu.
Miss Selena khawatir, jika pusaka yang dicuri akan diaktifkan oleh pencurinya. Karena, jika pusaka itu aktif, nyawa Raib sebagai 'Putri Bulan' akan terancam. Tepatnya energinya akan melemah dalam kurun waktu singkat. Itu efek sampingnya.
Pusaka itu adalah milik leluhur Klan Bulan. Jika dalam seminggu tidak dikembalikan pada tempatnya, maka itu akan berpengaruh pada Raib selaku putri bulan.
Demi keamanan, Miss Selena sengaja mengurung Raib, Seli, dan Ali dibasement milik Ali. Bisa saja si pencurinya akan bersembunyi di Bumi dan membawa pengaruh yang lebih besar lagi pada Raib mengingat dia berada di Klan Bumi. Siapa yang tau?
Semakin jauh dari tempatnya, pusaka itu akan sangat berpengaruh pada Raib. Seminggu terakhir, Miss Selena mati-matian memburu pencuri itu.
Jika Raib didekat pusaka itu, energinya bisa terserap. Kecuali pusaka itu berada pada tempatnya atau diberi sebuah mantra. Miss Selena tahu pasti kalau kekuatan Raib akan melemah seminggu ini.
Atas pesan Av, Miss Selena mengumpulkan Raib, Seli, dan Ali agar bersama dan saling menjaga satu sama lain. Av juga cemas jika pusaka itu benar-benar menguras energi Putri Bulan sedikit demi sedikit dalam kurun waktu seminggu ini.
"Raib!" Miss Selena teringat sesuatu. Av mengangguk kepada Miss Selena. "Pusaka ini telah kembali, Raib akan baik-baik saja." Av tersenyum.
Miss Selena segera pergi ke Klan Bumi. Datang didepan rumah Ali. Lalu menonaktifkan tameng yang dia pasang. Miss Selena langsung berteleportasi menuju basement.
***
"Ali, udah jadi belum!" seru Seli. Ali yang sudah dua hari ini berusaha menciptakan alat baru untuk menembus tameng hanya menggeleng kecewa. Siang malam Ali membuat alat itu.
"Kita harus bawa Raib ke rumah sakit, Ali!" seru Seli lagi. Ali mengangguk. Sudah banyak cara yang telah dilakukan Seli dan Ali untuk mengobatiku.
Seli telah mengompres dahiku, memberi obat, Ali juga bergantian menemaniku. Sebenarnya hari ini aku sudah merasa lebih baik. Tapi mereka masih saja heboh.
***
Miss Selena tiba di basement.
Betapa terkejutnya Ali dan Seli melihat kedatangan Miss Selena. Seli langsung berseru dan memeluk Miss Selena. "Miss Selena!" Ali menghembuskan napas lega.
Miss Selena tersenyum. "Dimana Raib?" tanyanya kepada Ali. Ali menunjuk kearah kamar tempatku berbaring. Seli dan Miss Selena berlari kekamar. Disusul Ali.
"Ra ..." Miss Selena langsung berseru melihatku yang mungkin masih pucat? Hei, semengenaskan itukah diriku? Miss Selena memelukku yang masih terbaring. Lantas menatap kearah Seli dan Ali.
"Ra sudah pingsan sejak dua hari yang lalu, Miss" ujar Ali. Seli mengangguk membenarkan, "Aku sudah berusaha mengobatinya, tapi tak kunjung bangun juga," Seli menunduk. Suaranya tercekat.
"Kami ingin membawanya kerumah sakit, tapi kami tidak bisa menembus tameng ini." Ali juga menunduk. Kamar itu dipenuhi haru. Aku menjadi serba salah.
"Apakah kau baik-baik saja, Ra?" tanya Miss Selena.
"Lebih baik dari sebelumnya," jawabku tersenyum. Entah mengapa, aku merasa Miss Selena posesif terhadap diriku.
"Hm, syukurlah. Tapi, kita akan pergi ke Klan Bulan." Membuatku bertanya-tanya. Tidak dengan kedua sahabatku yang langsung mengangguk antusias.
Sepertinya Miss Selena merasa bersalah karena telah mengurung kami. Setibanya di Klan Bulan, Miss Selena langsung membawaku, Seli dan Ali masuk ke rumah Ilo.
Betapa terkejutnya Vey melihatku. "Ya Ampun, Raib!" Muka Vey terkejut. Ilo lansung menghampiri kami dan membawa kami ke kamar. Ilo menyuruhku untuk beristirahat. Sedangkan Ali dan Seli berada di kamarnya masing-masing. Aku mulai berbaring dan menutup mata. Setibanya di Klan Bulan, aku merasa pusing yang kemarin melanda kembali.
***
Miss Selena berteleportasi ke perpustakaan mencari Av. Setelah itu, Miss Selena dan Av pergi kerumah Ilo.
Setibanya dirumah Ilo, Av dan yang lain melangkah ke kamar Raib lalu menggunakan teknik penyembuhannya. Mungkin agar kondisi Raib lebih cepat pulih?
"Ibu, kak Raib kenapa?" celetuk Ou, yang sempat melihatku tadi. "Mungkin kecapekan," jawab Vey dengan tenang. Vey dan Ou sedang membuatkan minuman di dapur dibantu beberapa alat canggih.
Miss Selena, Seli, Ali, dan Ilo menatap Av yang tengah mengobati Raib. Setelah beberapa menit kemudian, Av menurunkan tangannya.
"Dia akan baik-baik saja, Ini dampak dari pusaka itu." Av memberitahu Miss Selena. Miss Selena mengangguk, menghembuskan napas lega.
Seli menatap Raib khawatir. "Ra akan baik-baik saja, Sel" Ali menenangkannya. Miss Selena mengusap kepala Raib dengan sayang. Membenahi anak rambut diwajah Raib yang tengah memejamkan matanya.
Ilo bertanya kepada Av, apa yang telah terjadi pada Raib. Av pun menjelaskannya. Ali ikut mendengarkan. Juga Seli, meskipun tidak tahu apa yang sedang dibicarakan. Seli tidak sedang menggunakan alat penerjemah.
Miss Selena berbisik pada Raib yang masih nyaman dengan tidurnya. "Maafkan aku, Ra" Miss Selena menangis. Seli ikut menangis lagi, memandang Miss Selena dan Raib yang tertidur lelap.
"Apakah dia menggunakan kekuatannya selama seminggu terakhir, Ali?" tanya Av. Ali mengangguk.
"Ra menggunakan teknik penyembuhannya," jawab Ali. Ilo menoleh kearah Ali. "Sudah kuduga." Av bergumam.
Ali menatap Av, "Apakah karena itu, Ra, jadi seperti ini?" dahi Ali terlipat. "Iya, karena selama seminggu ini, kekuatan Raib sedang lemah. Dengan menggunakan kekuatannya, apalagi teknik penyembuhan, Energinya terkuras habis dan membuat kepalanya pusing atau bisa demam." Av menjawab pertanyaan Ali.
"Apakah dia baik-baik saja, Av?" tanya Ilo disamping Ali. Av mengangguk. "Tapi, mungkin memerlukan sedikit waktu agar tenaganya pulih kembali." Av menatap kearah Ali yang menunduk.
"Ali, teknik penyembuhan? Raib menggunakannya untuk menyembuhkan siapa? Bukankah kalian dikurung Selena?" Av menatap kearah Ali. Kepala Ali terangkat.
"Kami bosan didalam basement. Aku mencoba menciptakan alat yang bisa menembus tameng. Tapi alat itu gagal dan membuatku terluka. Hingga saat itu aku terjatuh dan pingsan dibasement. Raib yang mengobatiku." Ali merasa bersalah.
Av mengangguk lantas tertawa. "Kami sudah menduga, jika kamu akan mencoba melarikan diri." Ilo ikut tertawa.
Setelah beberapa menit, Vey dan Ou tiba membawakan minuman. Semuanya minum kecuali Miss Selena. Ou menghampiri Seli.
"Kak Seli, Kak Raib kenapa? Kok tidak bergabung kemari?" Ou bertanya dengan wajah polosnya. Seli hanya mengangguk. Dia tidak tahu apa yang diucapkan Ou.
Ou terus mengoceh hingga Seli tertawa melihat anak kecil didepannya itu bicara tiada henti. Vey menyuruh Ou keluar dan meminta Seli menemaninya main dikamarnya.
Seli mengangguk, lalu mengikuti Ou kekamarnya. Seli menemani Ou bermain, sesekali tertawa melihat Ou yang kesal karena Seli tidak menjawab sepatah kata pun. Bagaimana mau menjawab? Mengerti saja tidak apa yang dibicarakan.
Malam itu, Mereka menginap dirumah Ilo. Seli tidur sendiri di kamar sebelah Raib. Begitu juga Ali di kamar sebelahnya lagi. Miss Selena masih menemani Raib. Awalnya Seli ngotot ingin ikut menemani sahabatnya. Tetapi Miss Selena menyuruhnya beristirahat. Dan mau tidak mau ia menurutinya.