抖阴社区

Something Wrong

By jmnkxx

154K 10K 2.1K

"Selama ini semuanya selalu begini. Tapi mendadak... aku merasa seperti ada yang berubah. Apa yang salah?" FF... More

Rivality
Sunrise
Monster
Smoke
Sun
Beast
Hiding Something
Hero Like You
I'll Be Here
Team Mate
Promise
Switch
Return To Four
Doll
Don't Forget
Something I Can't Copy...
Devil
Dear Fujo/Fudanshi
Reflection
Being Honest
Freedom
More Than/Just Friend
Illusion
Crazy About You
For Each Other
Shadow
Alike
Feared
Your Smile
Thorns
Loyal
The Quiz
Already Lose
Dear Fujo/Fudan 2
Confusing
My Light
Forever
Dear Fujo/Fudan 3
Plan
Weakness
Untill The End
Special
Rain
Words
Revenge
Dear Fujo/Fudanshi 4
Even If I'm A Villain
Snow Putih
Snow Putih 2
Next Lifetime
Todo Rella
Surprise
Upside Down
Dear Fujo/Fudanshi 5
Supporting Character
Beautiful
Boring
Mistake
Red String
Back In Time
Back In Time 2
Back In Time 3
Back In Time (Final)
True Hero
Forgetting
Vanilla
Sleepover
How To Do It
Coward
Stupidity
Good/Bad Luck
Memories
Meaning Of Life
The Colors
What I Like
Childish
BONUS!
Competition
BONUS! pt.2
Confident
BONUS! pt.3
Hate It
Run Away
My Way
Curse
Pretend
BONUS! pt.4 :)
Name
Will Do Anything
Mem-Frozen
Mem-Frozen 2
Film
BONUS! pt.5
Fall
Contract
Queen Of Heart
Queen Of Hearts 2
Invisible
Distance
Genie
Storm
Joke
Your Presence
Stars
Patner
Reward
BONUS! pt.6
Weirdness
Never
Something Wrong
Sweet +END+

Snow

1.1K 50 4
By jmnkxx

by: Parkie

"... rambutmu sangat indah, (Name)! Sangat mirip dengan salju!" puji lelaki yang ada di depan (Name). "Y-Yah, dan Quirk-mu juga sangat hebat. Andai saja aku bisa memiliki setengah saja dari kehebatan dan keindahan (Name)... itu pasti akan luar biasa."

"Apa yang kau katakan?" ucap gadis itu pelan, sang gadis lalu menunduk dan menyebabkan rambutnya yang seputih salju itu jatuh dan menutupi bagian samping wajahnya. "Tidak ada yang indah sama sekali dariku. Baik sikap, rambut, ataupun Quirk-ku, tidak ada... yang indah dari diriku yang mengerikan ini."

"Kata siapa!?" ucap lelaki itu lagi. "Dingin dan juga indahmu itu sama seperti salju! (Name), kau adalah hal terindah yang pernah aku lihat di dunia ini!"

DEG!

Perlahan sang gadis mendongak pada lelaki di depannya, "... kau... bersungguh-sungguh?"

"Tentu saja! Walau mungkin akan susah... tapi aku adalah orang yang selalu berkata jujur dengan kata-kataku!" lelaki berambut hitam itu lalu tersenyum pada (Name) dan mengulurkan tangannya. "Makanya, kau jangan bersedih dan menyendiri lagi! Kau harus percaya bahwa kau itu indah, jadi... ayo bermain denganku, (Name)!"

(Name) terdiam dengan ucapan lelaki itu, tapi perlahan menjulurkan tangannya dan menerima uluran tangan lelaki itu. ... indah? Dia pasti bercanda... pikir sang gadis dalam hati. Tidak mungkin... ada yang menggap orang sepertiku ini indah...

"Ayo cepatlah, (Name)!" ajak lelaki itu sambil tertawa pelan.

"Ah, tung—" (Name) nyaris saja tersandung akibat ditarik, tapi dia berhasil berdiri lagi. Tapi... walau begitu dia tetap mau bermain denganku dan meyakinkanku akan sebuah kebohongan...

...

"Terimakasih... Eijiro."

***

"Dia datang, dia datang," ucap sebuah suara pelan, ditimpali dengan suara-suara lainnya yang membuatku mendengus kesal karena suara berisik di sekitarku itu. "... Ratu Es sudah datang ke sekolah!"

"Dia yang sikapnya sedingin es dan sudah menolak ratusan cowok dan selalu bermulut tajam itu selalu saja datang dengan adiknya tersayang!" ucap salah satu siswa ngawur. "Apakah... jangan-jangan mereka memiliki hubungan yang menyebabkan Ratu Es tidak tertarik dengan cowok lainnya!?"

"Uukh, aku nge-ship mereka banget..."

"Kemarin katanya Ratu Es itu menolak tiga cowok sekaligus, lho..."

"Bercanda, kan!? Yang benar saja!"

"Aaah! Mereka cocok sekali bersamaa!!"

"Berisik," bisikku kesal, aku lalu menoleh pada Shoto. "... Shoto, aku sudah bilang, kan? Kita gak mesti datang dan pulang bersama, kok."

"Tidak, aku akan tetap datang bersamamu gak masalah apapun kata mereka," gumam Todoroki. "Walau aku kadang juga terganggu dengan mereka yang tanpa alasan yang jelas mengatakan kita ini cocok... tapi kau gak perlu memikirkan itu."

"Ya, mereka memang mengganggu," gumamku pelan, aku kemudian memasuki kelas 1-A lebih dulu dari Shoto dan sontak membeku saat melihat orang di sisi lain pintu yang tadi sudah siap membuka pintu. Tangan lelaki berambut merah itu ada di sisi lain pegangan, hanya terhalang dengan sebuah besi untuk menyentuh tanganku. ... ukh! Apa yang kupikirkan!?

"... a-ah, Todoroki-san!" ucap lelaki itu sambil buru-buru mundur setelah sadar bahwa kami malah tatap-tatapan selama beberapa saat. "Maaf menghalangi jalanmu, silahkan masuk saja!"

"Sudah semestinya kami lakukan dari tadi," gumam Shoto sambil melewatiku dan langsung berjalan masuk ke dalam kelas. Aku sendiri hanya diam dan berdiri saja di depan pintu sambil melirik sedikit sosok Kirishima.

... dasar bodoh, ucapku dalam hati. ... apa yang terjadi padamu, sih?

"U-Uh... Todoroki-san?" ucap Kirishima pelan, membuatku mendongak dan menatap langsung matanya. "Apa ada sesuatu yang salah denganku sampai kau menatapku tajam begitu?"

Aku mendengus pelan, kemudian menunduk sedikit dan berjalan melewati Kirishima, "... banyak sekali..."

"E-Eh?!" ucap lelaki itu bingung. "A-Aku salah apa!?"

Aku hanya mengabaikan lelaki itu dan berjalan ke mejaku, Kaminari yang melihat Kirishima pun tertawa pelan dan merangkul temannya itu. "Ahaha! Kau tertolak oleh Todoroki-san yah, Kirishima!?" Kaminari mengatkannya seolah itu adalah lelucon. "Tenang saja!! Kita semua pernah mengalami hal yang sama, kok!"

"... kok sad, yah?" gumam Kirishima. "T-Tapi aku bukan menembaknya, lho!"

Aku mengalihkan pandanganku dengan kesal dari kedua orang yang nampak sangat akrab itu. ... teman Kirishima... ucapku dalam hati sambil memandang jendela. ... dia memiliki banyak teman. Apakah aku masih satu diantara sekian banyak itu?

...

... sudahlah, aku tidak mau menyakiti diri sendiri dengan memikirkannya...

***

"... oi, oi, lihat siapa yang datang kemari!" ucap salah satu lelaki yang lagi asik nongkrong itu saat matanya menatapku, membuatku mendengus kesal. "Ada nona yang cantik sekali di sini! Apa kau ada perlu dengan kami, Nona!?"

"Tidak, aku mau lewat," ucapku datar sambil melalui mereka. Tch, sekalinya Shoto tidak pulang denganku, kenapa harus ada orang-orang merepotkan itu di sini, sih? Merepotkan saja—ukh!

"Hei, hei, jangan dingin begitu, dong!" ucap salah satu lelaki yang lainnya sambil menahan tanganku mendadak, membuatku menggemertakan gigi karena kesal. "... kalau mau, kami bisa menemanimu, kok!"

"... berisik," bisikku kesal sambil mengaktifkan Quirk-ku dan menyebabkan bunga es muncul dan mengenai tangan lelaki itu. Es yang sangat dingin itu membuat sang lelaki tersentak dan buru-buru termundur sambil memegangi tangannya yang terkena sentakan rasa dingin itu. "Kalian pikir kalian ini siapa?! Berhenti menggangguku!"

Beberapa lelaki yang ada di sana terdiam, kemudian perlahan berjalan mendekat ke arahku dengan tatapan menjengkelkan mereka. "Apa-apaan sikapmu tadi itu, Nona Es?" ucap salah satunya dingin. "Kau pikir hanya karena dirimu cantik kau bisa seenaknya menolak siapapun yang mendekatimu, huh? Wah, kau salah besar! Akan kami berikan kau pelajaran... supaya tidak lagi mengulangi hal yang sama..."

Aku sudah memicingkan mata dan siap menggunakan Quirk-ku, tepat saat mendadak seseorang melesat melewati para lelaki itu dan langsung menarik tanganku sambil berlari pergi dari tempat itu.

Aku tersentak, tapi malah terdiam dan ikut saja dengan orang yang menyeretku barusan. Aku bisa mendengar seruan marah lelaki-lelaki yang tadi di belakang kami, walau begitu aku terlalu terpaku pada sosok yang menyeretku itu...

"... Kiri... shima..." gumamku pelan, walau begitu lelaki itu gak mendengarkan perkataanku sama sekali dan sibuk lari dengan sepenuh tenaga sampe ngos-ngosan.

"Maaf aku menyeretmu begini! Tapi kita betulan emsti lari!" Kirishima berseru. "Maaf, Todoroki-san!!"

... aneh... ucapku dalam hati. ... ini sangat aneh... mengenai bagaimana aku tidak bisa melupakan perasaan ini. Bodoh, itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi kenapa... rasanya masih sama saja?

...

Eijiro...?

***

"Haah! Untunglah kita bisa lolos dari mereka!" ucap Kirishima menghela nafas lega. "Lari dari pertarungan memang bukan hal yang jantan, tapi untuk kali ini itu adalah pengecualian!"

(Name) hanya diam saja, membuat Kirishima menoleh ke arah gadis itu.

"Um, Todoroki," ucap Kirishima pelan. "... maaf soal tadi, kau tidak—"

"Kau pikir kau ini siapa?!" potong sang gadis mendadak, membuat Kirishima terdiam. Gadis itu lalu menatap tangannya yang bertautan dengan tangan Kirishima sambil menunduk dalam-dalam. "... memangnya siapa yang mengizinkanmu memegang tanganku seperti ini!?"

"M-Maafkan aku!" Kirishima buru-buru menarik lepas tangannya, kemudian menunduk dalam-dalam. U-Ukh! Rasanya kayak ditolak untuk yang kedua kalinya dalam sehari!! Aaah, bagaiman kalau dia marah padaku!?

"... tapi..." lanjut (Name) pelan, membuat Kirishima mendongak pada gadis yang tengah menunduk sedikit itu. "... tadi itu adalah keadaan darurat. Jadi kupikir, itu tidak perlu dibesar-besarkan."

Kirishima terdiam, entah kenapa sesuatu dalam dirinya seolah bergerak dengan sangat cepat dan menyebabkan wajahnya menghangat. Entah apa alasannya. "Y-Ya, begitulah..." gumam lelaki itu pelan. "... tidak perlu dibesar-besarkan."

"Tapi lagi," ucap (Name) mendadak. "Kenapa kau membawaku kabur!? Kau berpikir aku gak akan bisa mengalahkan mereka!? Kau pikir aku lemah dan butuh bantuan!?"

"Ti-Tidak! Bukan begitu!" Kirishima berucap buru-buru. "Aku tidak takut kau tidak bisa melawan mereka dan terluka, aku tahu kau kuat dan akan bisa melawan mereka. Yang aku takutkan adalah... kau akan menghabisi mereka di sana tadi! Yah, maksudnya bukan dalma hal buruk, tapi aku cuman gak mau kau terlibat masalah! Soalnya Quirk-mu itu memang sangat hebat dan kuat sekali, sih!"

Sang gadis terdiam dengan perkataan Kirishima, ingatan akan kejadian bertahun-tahun lalu kembali memasuki kepada gadis berambut putih salju itu. Kedua orang itu lalu hanya menatap satu sama lain dalam kesunyian selama beberapa saat selanjutnya...

"... aku paham," gadis itu akhirnya berucap, dia lalu mendengus sekali lagi dan berbalik. "... terimakasih, Kirishima."

(Name) kemudian berjalan pergi meninggalkan Kirishima, membuat sang lelaki agak tersentak. "A-Anu, Todoroki-san!" panggil Kirishima nyaris tanpa sadar sambil menjulurkan tangannya pada (Name), membuat sang gadis menoleh padanya. "U-Um! Soal itu! A-Aku hanya bertanya-tanya kalau... um, kalau kau... masih ingat soal kejadian waktu itu?"

Kirishima yang sangat lurus dan langsung saja ke tujuannya tanpa basa-basi membuat (Name) membeku. ... kejadian waktu itu... yah? ucap gadis itu dalam hati, (Name) lalu memicingkan matanya. "... maaf, kejadian yang mana, Kirishima-san?"

Kirishima terdiam, kemudian dengan amat perlahan menunduk dalam-dalam. "... tidak..." gumam lelaki itu sambil menarik tangannya kembali. "... lupakan saja..."

"Ya," ucap gadis itu sambil berbalik dan berjalan pergi sungguhan. "... lupakan saja..."

...

Tapi bagaimana mungkin aku bisa melupakan hal itu?

***

"... hei, (Name)..." ucap Shoto pelan. "Sudahlah, hentikan saja."

"Tidak!" ucap (Name) tetap bersikeras. "Aku masih bisa melakukannya! Aku tahu aku masih bisa!"

Shoto menatap saudaranya itu dengan agak kasihan sekilas. "... baiklah..." gumam lelaki itu akhirnya. "Aku akan masuk ke kamarku saja. Jangan memaksakan dirimu, dan istirahatlah yang cukup."

"... ya," gumam (Name) dia, dia kemudian kemali fokus pada latihan Quirk-nya itu. "Malam... Shoto."

"Malam," gumam sang lelaki, dia sebenarnya tidak mau meninggalkan (Name) begitu saja, walau begitu... dia sadar bahwa yang dibutuhkan sang gadis saat ini hanyalah waktu untuk dirinya sendiri. "... jangan lupa tidur."

"Ya." (Name) menjawab tanpa menoleh pada saudaranya itu. Setelah beberapa saat melanjutkan latihannya itu, hasilnya mulai nampak. "... sedikit... lagi—uhuk! Uhuk!"

... eh? Kirishima yang kebetulan lagi turun dari kamarnya menuju ke dapur buat ngambil air terdiam dengan pemandangan yang ia lihat dari jendela asrama. "Salju!? Di musim begini!? Yang benar saja!"

Lelaki itu buru-buru berlari ke jendela dan melihat keluar. Ya, salju turun dengan lebar di sekitar area asrama bahkan walau musimnya bukan musim yang memungkinkan turunnya salju. Tapi yang lebih membuat lelaki itu lebih terpaku lagi adalah sosok yang tengah terbatuk di tengah-tengah gumpalan salju yang mulai menutupi tanah itu.

"... T-Todoroki-san!?" ucap Kirishima kaget, tepat saat sosok itu mendadak jatuh tersungkur ke depan. Kirishima langsung saja berlari menuju pintu secepat yang ia bisa dan langsung saja menghampiri (Name). "Todoroki-san! Apa kau tidak apa-apa?!"

"... Kiri... shima?" gumam (Name) pelan, pandangan gadis berambut sama dengan warna salju di sekitarnya menatap sang lelaki yang menjulang di depannya. "... kenapa... kau di sini?"

"Kau sendiri ngapain di sini—aah! Bukan saatnya untuk itu!!" Kirishima langsung saja mengangkat sang gadis dan menggendongnya ala bridal style. "Kita mesti membawamu masuk dan kau mesti istirahat! Hanya itu yang penting sekarang!"

"... kenapa?" bisik (Name) pelan selagi Kirishima kembali berlari masuk ke dalam asrama. (Name) yang tubuhnya sudah lemas itu hanya bisa bersandar pada Kirishima sepenuhnya dan coba menutupi wajahnya yang memerah dengan menghadap ke tubuh Kirishima dan menghindari tatapan matanya. "... kenapa kau membantuku?"

"Tentu saja karena kau temanku! Pertanyaan bodoh macam apa itu!? Ukh, sudahlah! Istirahat saja, aku akan mengurus semuanya!"

"Teman?" ulang (Name) masih gak bisa istirahat. "... Ratu Es sepertiku yang selalu dibicarakan orang-orang... memiliki teman, huh?"

"Tentu saja!! Sejak dulu... sejak aku pertama kali melihat dirimu yang seindah dan sedingin salju ini, aku sudah memutuskannya!! Aku akan selalu menemanimu dan tidak akan pernah meninggalkan sisimu, (Name)!!"

...

Bodoh, ucap (Name) dalam hati, perlahan wajahnya terasa agak memanas. Gadis itu lalu menunduk sedikit dan perlahan memejamkan matanya. ... ya, ternyata memang hanya Eijiro yang akan sebodoh ini untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak berguna itu...

Saat akhirnya tiba di dalam asrama, Kirishima hendak meletakan (Name) di atas sofa yang ada di ruang tengah, walau begitu sang gadis yang sudah tertidur menggenggam lengan Kirishima dengan sangat.

"... ah..." gumam Kirishima pelan, perlahan senyum kecil pun terulas di wajah sang lelaki selagi dia menyelipkan rambut putih sang gadis di balik telinganya dan sejenak menikmati keheningan sambil menatap sosok itu. ... bekerja keras... seperti salju yang berjuang untuk tidak meleleh di tengah cuaca ini, yah?

...

Tenyata memang hanya kau yang akan melakukan hal seperti ini yah... (Name)? Melawan semuanya untuk bisa berjuang sendiri, itulah salah satu hal yang kusukai darimu...

***

"... selamat pagi," sapa Shoto saat dia melihatku. "Kupikir kau akan ketiduran di sofa ruang tengah kayak waktu itu, tapi kau berhasil kembali ke kamar, yah?"

Eh? ucapku dalam hati. ... benar... semalam aku berlatih mati-matian, lalu... bagaimana bisa sekarang aku ada di kamarku?

"Kenapa?" tanya Shoto lagi, aku pun hanya menggeleng pelan.

"Tidak apa, ada beberapa hal yang kupikirkan sejak semalam." Aku menjawab seadanya. "... ya sudah, ayo segera berangkat ke sekolah saja, Shoto."

"Ya, kau benar..." Shoto menjawab seadanya, memang iya kalau pembicaraan kami baisanya sekering dan juga datar-datar saja seperti itu. Tapi memang dari dulu kami menutup diri dari satu sama lain dan seolah menjaga jarak... yah, jujur saja akulah yang begitu..

...

Sampai dia akhirnya datang...

"... Todoroki-san, selamat pagi!" sapa Kirishima sambil tersenyum lebar, membuatku sejenak teralihkan dari pemikiranku dan menatap sosok berambut merah itu. "Oh iya, kemarin aku melihatmu latihan dengan menurunkan salju di tengah musim panas! Kau hebat sekali tahu, Todoroki-san!"

"... kau melihatnya?" gumamku pelan, kemudian menunduk sedikit dengan tidak terlalu tertarik. "Yah, tapi latihanku memang sudah seharusnya seperti itu, sih... tidak ada yang hebat dari itu. Bagian menurunkan salju juga mestinya sudah biasa, toh itu jurus pamungkas baruku..."

"Justru menurunkan salju itulah yang paling hebat!" Kirishima tersenyum makin lebar lagi. "Aku, dari dulu, sangat-sangat menyukai salju!"

DEG!

"Dingin dan juga indahmu itu sama seperti salju! (Name), kau adalah hal terindah yang pernah aku lihat di dunia ini!"

"Begitukah?" gumam Shoto pelan. "... (Name)... kau juga suka, kan?"

"Oh! Kau juga pasti tahu betapa indahnya salju, bukan!? Dia sangat dingin dan cantik dengan warna putihnya itu! Itu sangat luar biasa!" Kirishima kemudian menatapku. "Itu alasanmu menyukai salju, bukan!?"

Aku diam saja, kemudian menunduk sedikit. "Tidak," jawabku singkat, aku lalu melangkah pergi melewati lelaki itu dan langsung menuju ke pintu asrama. "... alasanku... bukan itu."

"E-Eh?!" ucap Kirishima sambil menoleh padaku, Shoto yang masih belum melangkahkan kakinya pun tetap saja berdiri di sebelah Kirishima. "K-Kalau begitu, apa yang membuatmu menyukai salju?!"

"... kelembutannya..." jawabku pelan, membuat kedua lelaki itu terdiam. Perlahan aku menoleh pada Kirishima dan tersenyum kecil. "Kelembutan... dari memori di hari bersalju itulah yang membuatku sangat menyukainya."

... memori akan seseorang yang membuatku berhenti menganggap diriku sebagai monster... dan mencoba mempercayai bahwa aku ini adalah 'salju' yang indah.

"Kurasa kelembutan itu sempat hilang," lanjutku pelan. "... tapi, sejak semalam aku sadar... aku ingin sekali bisa mengembalikan kelembutan dan memori itu..."

Aku lalu kembali tersenyum, membuat Kirishima dan Shoto terdiam karena aku akhirnya menunjukan sisi yang sudah lama kukubur dalam tumpukan salju buatanku ini...

"Makanya, mohon bantuan untuk ke depannya yah, Kirishima-san..."

***

"... apa-apaan... itu tadi?" gumam Kaminari pelan dengan agak bingung. Lelaki itu kemudian menoleh pada Kirishima yang ada di sebelahnya. "K-Kau melihatnya tadi, kan!? Ratu Es... Ratu Es baru saja tersenyum padaku, lhoo!!"

"Iya, dia juga tadi pagi melakukannya padaku," ucap Kirishima, lelaki itu kemudian tersenyum diam-diam. ... yah... aku jadi merasa agak déjà vu dengan kejadian waktu itu, deh...

"Dia gak salah minum obat, kan!? Dia jadi ramah banget hari ini, lho!!" ucap Kaminari berisik.

"Y-Yah, orang bisa berubah kapan saja kan, Kaminari?" Kirishima berucap, dia lalu menatap punggung (Name) yang perlahan menjauh. "Dan gak pernah telambat untuk mencoba berubah menjadi sosok yang lebih baik dari dirimu yang dulu, bukan!?"

"Kirishima... kau ini kayak orang habis dapat pencerahan saja..."

"Ahaha, nampaknya aku memang mendapatkan pencerahan!" Kirishima berucap ala kadarnya aja. "... yah, betulan ada seseorang yang membuatku sadar akan sesuatu, sih... beberapa hari terakhir ini."

"... Kirishima," panggil Shoto mendadak muncul. "Boleh aku bicara sejenak?"

"Iya, silahkan saja, Todoroki-san!" Kirishima berucap sambil tersenyum sementara Kaminari pamit aja.

"Yah, kalau boleh jujur... aku kagum padamu."

"Eh?"

"Selama ini aku selalu melihat sosok Ibu di dalam diri (Name). Karena dia memang anak Ibu, jadi itu mestinya tidak aneh, tapi... makin kesini aku merasa mereka makin mirip." Shoto lalu diam sejenak. "... selama ini aku selalu ingin bisa menjaga (Name) karena sosok Ibu di dalam dirinya itu, tapi kemudian aku sadar... walau dia dan ibu sama-sama lemah bagaikan salju yang sudah siap meleleh tapi masih berjuang walau tanpa hasil dan membutuhkan bantuan dari orang lain itu... nampaknya saat ini bukan bantuanku yang ia butuhkan."

Kirishima terdiam, "... Todoroki... san?"

"Kau paham, bukan?" ucap Shoto pelan, dia lalu mendesah pelan dan berbalik. "... bantu dan jaga (Name) untukku yah... Kirishima?"

***

"... yang kau lakukan selama ini bagus sekali, (Name)," puji Kirishima padaku, aku pun terdiam dengan perkatan lelaki itu.

"... eh?" ucapku pelan sambil menoleh padanya. "... apa yang kau... katakan?"

"Eh? Kerja bagus?" ulang Kirishima, lelaki itu lalu tersenyum lebar. "(Name)!"

Kurasakan wajahku agak memanas saat lelaki itu menyebutkan nama kecilku. Aku tertawa pelan sambil menatapnya, "Aku gak menyangka kau akan bisa memanggilku begitu lagi."

"Eh? Kenapa begitu?"

"Soal Ratu Es dan lainnya," ucapku mengakui. "Saat kita pertama bertemu lagi setelah sekian lama di SMA... hal yang pertama kupikirkan adalah bahwa semuanya sudah berubah. Aku sudah meninggalkanmu, dan selamanya hubungan kita gak akan bisa sama lagi."

"Jujur saja, aku juga merasa begitu," aku Kirishima sambil menggaruk belakang lehernya. "Tapi, bukan lelaki sejati namanya kalau tidak menyelesaikan urusannya dengan jantan dan langsung begini!"

Aku tertawa lagi, "Tapi... memang ada beberapa hal yang akan berubah sepenuhnya, kan? Contohnya, kau yang jadi lebih berani ini..."

"Apakah itu salah...?"

"Tentu saja tidak! Walau aku tidak membenci kau yang dulu, dirimu yang berani dan perlahan meyakinkanku untuk kembali menjadi diriku yang dulu—diriku setelah bertemu denganmu—adalah sosok yang paling kusukai..."

Kirishima mengalihkan pandangannya dariku, dan aku pun hanya tertawa kecil. "Walau begitu," lanjut lelaki itu pelan. "... ada juga, kan? Hal yang selamanya tidak akan pernah berubah?"

"Misalnya?"

Kirishima memberikanku sebuah senyuman lebar, "... rambutmu yang sangat indah dan mirip dengan salju itu! Yah, dan Quirk-mu juga sangat hebat. Andai saja aku bisa memiliki setengah saja dari kehebatan dan keindahan (Name)... itu pasti akan luar biasa."

Mulutku agak terbuka sedikit merasakan déjà vu yang disengaja oleh Kirishima itu. "Apa yang kau katakan?" ucapku sambil tersenyum kecil dan menunduk, menyebabkan rambut seputih salju itu jatuh dan menutupi bagian samping wajahku. "Di mataku, diriku ini sama sekali tidak indah lho, Kirishima. Aku bahkan tidak paham yang orang lihat dariku..."

"Kata siapa!?" ucap lelaki itu lagi, dia lalu maju dan menyingkirkan rambutku dan menyelipkannya di balik telingaku. "Dingin dan juga indahmu itu sama seperti salju! (Name), kau adalah hal terindah yang pernah aku lihat di dunia ini!"

...

"... dan itulah kenapa aku sangat mencintaimu..."

DEG!

Perlahan aku menatap Kirishima, "... kau... bersungguh-sungguh?"

"Tentu saja! Walau mungkin akan susah... tapi aku adalah orang yang selalu berkata jujur dengan kata-kataku!" lelaki berambut merah itu lalu tersenyum dan mengulurkan tangannya padaku. "Dirimu yang indah dan luar biasa itu, aku ingin lebih sering lagi melihatnya! Aku ingin terus ada di sisimu sampai kapanpun juga, jadi... kumohon terimalah perasaanku, (Name)!"

(Name) terdiam dengan ucapan lelaki itu, tapi perlahan menjulurkan tangannya dan menerima uluran tangan lelaki itu, "... heh, padahal selama ini aku selalu berpikir... bahwa aku tidak akan pernah bisa mendapatkanmu. Tiap kali melihatmu yang berbeda itu... aku selalu merasakan sakit karena kupikir aku tidak akan bisa memilikimu!

"Tentu saja tidak!" ucap Kirishima sambil tersenyum lebar, lelaki itu kemudian menarikku. "Jangan mengatakannya lagi! Aku sama sekali tidak mau mendengarnya, jadi tutup mulutmu dan nikmatilah kebersamaan kita ini, (Name)!"

"Ah, tung—" aku nyaris saja tersandung akibat ditarik, tapi berhasil berdiri lagi. "A-Aduduh..."

"Maaf, maaf! Aku terlalu semangat! Ahaha... aku senang sekali kau menerimaku, sih..."

"Jangan buru-buru juga, dong. Toh... kita akan menghabiskan seluruh waktu dan sisa hidup kita bersama, kan?"

Kirishima terdiam, kemudian menelan ludah dan mengalihkan pandangannya, "I-Iya, tentu saja!! Sampai salju turun dan meleleh untuk terakhir kalinya, aku akan selalu ada di sisi salju terindah di dunia ini! Kau!"

Aku tertawa kecil melihat lelaki itu, kemudian mengulas senyumku saat menatap sosoknya dari belakang... sama seperti dulu...

...

"Terimakasih... Eijiro."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Baru dapet kabar katanya besok Mayang pulang, hamdalah ~Mi

Kok udh pulang? Gak mau tinggal di Ujung Kulon sekalian-_-? ~P

Ntar Mikkun kasian bikin Dear Fujo sendiri, oi! ~Mi


Cara Mayang dan Mikkun bikin Dear Fujo: Mayang halaman 1, 3, 5, 7, 9, 11, Mikkun halaman 2, 4, 6, 8, 10, 12

Reaksi Parkie: "Kok punya temen goblin semua, sih-_-?"

Continue Reading

You'll Also Like

9.6K 1.2K 14
[Bukan Novel Terjemahan] Di tengah kehampaan yang gelap, Kaelo merasakan kesadarannya melayang. Tidak ada rasa sakit, tidak ada tubuh, hanya... koson...
14.3K 1.1K 28
[Completed] 鉃 饾櫛饾殬饾殧饾殲 饾殫饾殬 饾櫡饾殠饾殯饾殬 饾櫚饾殞饾殜饾殟饾殠饾殩饾殥饾殜 饾殢饾殜饾殫饾殢饾殥饾殞! Alur cerita BNHA hanyalah milik Horikoshi! Start : 29 Agustus End : [?]
103K 5.8K 16
Peringatan Fanfiction Gay! 鈿狅笍馃敒鈿狅笍! Deku x Bakugo [Yaoi/Gay Area! 21+!] Secara diam-diam, tidak hanya kagum dengan Quirk yg dimiliki Kacchan. tapi, ak...
38.3K 4.8K 39
"Percayalah, aku masih bingung dengan semua kegilaan ini." Warning! - Typo - AU - Non baku - Absurd - OOC Boku no Hero Academia 漏 Horikoshi Kohei Enj...
抖阴社区 App - Unlock exclusive features