Zena baru saja sampai rumah setelah 6 menit perjalanan dari kampusnya. Zena hanya jalan kaki saja, sampai dirumah Zena langsung menuju kamar karena tau Leo pasti belum pulang. Zena memasuki kamar dan melepas hijabnya. Membasuh muka lalu tiduran sebentar dikasur untuk melepas lelahnya.
"Hah~ sepi juga kayak gini," Zena mengubah tidurnya menjadi duduk menatap sekeliling kamarnya.
Zena memutuskan untuk mandi dan mencuci baju sekaligus, sambil menunggu Leo sampai rumah. Karena hari ini sangat lelah, Zena membeli makanan dari luar saat tadi perjalanan ke rumah.
Leo, Raka dan Fariz sampai digarasi rumah Leo. Terlihat sangat sepi tapi nyaman dan damai.
"Ini kuburan apa rumah sih, Le?" Tanya Fariz saat membuka pintu mobil dan menatap sekeliling yang sepi.
Rumah yang dibeli Leo memang cenderung belum banyak penghuni nya. Dari banyaknya rumah yang berderet rapi, baru beberapa rumah yang ditempati. Karena memang bangunan ini belum lama dibangun.
"Lo liat apa?" Tanya Leo balik.
Fariz mengernyit bingung, "Ya rumah."
"Udah tau nanya," jawab Leo ketus.
Fariz memutar bola matanya malas, "Ya sepi amat."
Raka menepuk pundak Fariz, "Bangunan ini baru bro, rumah gue tuh." Ucap Raka sembari menunjuk rumah disamping rumah Leo.
"Lah deket amat deh."
"Iya kan-"
Belum sempat Raka menjawab suara keras Leo menyadarkan mereka karena mereka berdua masih setia berdiri didekat mobil.
"WOI! Mau masuk ga?"
Keduanya menoleh, "IYA!" jawabnya serempak tak kalah keras.
"Assalamualaikum!"
Leo mengernyit karena tidak ada jawaban, Leo menyuruh Raka dan Fariz duduk dulu. Tapi bukan Fariz kalau tidak rusuh dan heboh. Fariz bukannya duduk tapi menjelajahi rumah Leo, sedangkan Raka sudah rebahan disofa.
Leo tidak mempedulikan mereka, ia naik untuk mencari istri tercinta. Leo memasuki kamar tapi kosong, membuka kamar mandi juga kosong. Sampai terdengar suara dari ruang sebelah, ruang khusus mencuci pakaian.
"Sayang," ucap Leo membuat Zena menoleh.
"Eh kak, udah pulang?" Leo tersenyum, jika belum pulang ya dirinya tidak disini.
"Belum," jawab Leo menghampiri Zena yang masih sibuk dengan pakaian yang dicuci nya.
Zena tertawa, Leo memeluk Zena dari belakang. Tangan kanannya mengelus perut rata Zena. Zena memandang tangan Leo yang bergerak mengelus pelan perut nya.
"Aku pengen anak aku ada disini," Leo masih setia mengelus perut Zena.
Zena tersenyum walaupun dia juga sedih, Zena harus bagaimana lagi. Sebenarnya dia juga ingin secepatnya memiliki buah hati, tapi dia juga belum siap untuk itu. Zena berbalik menatap Leo, menaruh kedua tangannya dibahu Leo.
"Kak, kita udah sepakat kan untuk menunda dulu? Zena butuh waktu untuk menyesuaikan diri kuliah kak. Tapi Zena ga akan nolak kalo memang Kakak minta hak Kakak," Zena harus benar-benar menjelaskan pada Leo.
Leo memandang Zena lekat, "Iya aku tau sayang, udah jangan dipikirin lagi ya."
Zena tersenyum lega, Leo memang orang yang sangat lembut yang pernah Zena tau. Tidak pernah marah apalagi berkata kasar padanya.
"Tapi emang kamu udah siap?" Tanya Leo menaik turunkan kedua alisnya.
Zena mengernyit, "Siap apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental' (END)
Teen FictionFollow dan beri vote nya! "Ekhem! Bagaimana kelanjutannya?" Tanya Reza kepada pihak keluarga Leo "Sesuai kedatangan ku kemari Reza, putraku akan bertanggung jawab," jawab Bram dengan yakin Leo terus saja mencuri pandang pada Zena yang menundukkan ke...