抖阴社区

35. Pamit

3.9K 245 3
                                        

"Aargh, huh..huh.." Zena menahan sakit yang begitu luar biasa.

Leo berada disamping Zena, berdzikir tepat ditelinga Zena. Yap, malam ini, Zena sedang berusaha untuk melahirkan buah hatinya ke dunia. Perjuangan yang sangat luar biasa Zena berikan demi kelahiran kedua putranya nanti. Leo menangis melihat betapa sakitnya Zena. Zena sudah sangat lemas saat ini, Leo terus membisikan kata-kata untuk menyemangati istrinya.

"Bismillah, ayo sayang kamu bisa," Leo mengusap kepala berbalut jilbab itu.

"Dek, ayo kasihan Mama kalian," Leo menatap perut Zena seakan berbicara pada calon buah hatinya yang akan lahir ke dunia.

Zena mengikuti instruksi dari dokter, ia menggenggam tangan Leo sangat kencang. Tangan Leo sangat sakit. Tapi itu tidak sebanding dengan yang dirasakan Zena saat ini. Leo berusaha menahan tangisnya dan sakit ditangannya.

"Allahuakbar," Zena berteriak tapi tidak keras.

"Oekk oekk," suara itu menggema di seluruh ruangan.

Leo sudah tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh. Ia menciumi wajah Zena, sangat bahagia rasanya. Tapi, dokter itu berkata, Zena harus berjuang lagi. Leo tersenyum senang, ia terus menyemangati Zena lagi. Berjuang untuk anak kedua mereka.

Beberapa saat kemudian, Zena merasakan perutnya sakit lagi. Tapi Zena sudah tidak kaget dengan sakit ini, ia harus bisa. Putra pertamanya sudah lahir dan putra keduanya harus berjuang lagi.

"Bismillah."

"Oekk oekk," Alhamdulillah putra kedua mereka telah lahir di dunia.

Leo segera menghampiri kedua putranya dan adzan tepat ditengah-tengah putranya. Zena tersenyum senang, sangat senang. Setelah itu, para dokter dan perawat membersihkan persalinan Zena. Kedua orangtuanya Zena dan Leo yang mendengar suara bayi menangis merasa merinding.

Keempat orang tua itu meneteskan air matanya didepan ruangan Zena. Jangan lupakan ada Raka, Renna dan juga Fariz. Nara, sahabat Zena, tidak bisa datang karena dirinya masih sibuk dengan kepentingannya. Mungkin nanti jika ada waktu ia akan secepatnya kesini untuk melihat keponakannya.

Cklek

"Alhamdulillah," ucap Mama Leo.

Mereka semua masuk ke ruang inap Zena, semua yang ada diruangan itu merasakan betapa bahagianya. Raka menghampiri Leo dan memukul bahunya.

"Widih udah jadi bapak, lo," ucap Raka dan tertawa bersama.

"Bentar lagi lo juga," jawab Leo sembari melihat perut Renna yang sudah besar.

"Lah gue kapan?" Ucap Fariz lesu.

Raka dan Leo menoleh dan terbahak. Kasihan sekali sahabatnya itu, dari mereka hanya Fariz yang masih belum menemukan wanita yang tepat.

"Sabar bro," Raka merangkul pundak Fariz.

"Namanya siapa, Le?" Tanya Bunda Zena. Leo melirik Zena sekilas dan Zena tersenyum mengangguk.

"Keynand Dino Alvado." Leo melihat putra pertamanya yang berada digendongan Bunda Zena.

"Keyno Deno Alvado." Putra keduanya yang berada dipangkuan Mama Leo.

"Nice."

***

Malam itu untuk pertemuannya dengan Silva, dibatalkan karena keadaan Silva yang tidak memungkinkan. Leo sudah mengetahui perihal perusahaan yang dipimpin Silva. Waktu itu orang kepercayaan Silva yang datang dan menyampaikan sesuatu mengenai pekerjaan.

Tapi sebenarnya, bukan itu hal utama yang ingin disampaikan. Hari ini juga Silva harus secepatnya mengatakan ini kepada Leo, dan juga semuanya. Tepat sekali malam ini mereka sedang berkumpul. Dan tepat juga Silva berada tak jauh dari ruang inap Zena. Yap, Silva dirawat.

Accidental' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang