抖阴社区

04. Belajar Sabar ?

2.9K 264 35
                                        

#happy reading

.

.

.

.

"Hari ini papa mau belanja, kamu mau ikut apa dirumah aja" tawar si papa waktu sarapan.

Ini hari Sabtu pertama di bulan ini, dan biasanya awal bulan seperti jadwalnya Vandesh untuk belanja bulanan bukan kebutuhan seperti ibu-ibu tapi kebutuhan primer untuk dirumah.

"Ikut dong, Pororo ya pa" Bian tentu antusias kalau belanja karena dia bisa memborong banyak Pororo berbagai varian rasa.

"Cihh Pororo mulu yang lain kali, kratingdaeng kek biar lakik"

"Papa aja sana, eh tapi papa lebih cocok minum jasjus aja atau marimas hihi"

"Yang kerenan dikit ngapa sih Bi"

"Bi Bi kira Bian babi"

"Eehh ngumpat kamu ya kecil-kecil udah belajar ngumpat"

"Lah? Emangnya papa kalo bilang babi gimana?"

"Celeng" ucap Vandesh dan di akhiri tertawa bersama sang anak. Hangat sekali pagi ini.

Setelah perdebatan singkat antara Papa dan anak akhirnya mereka berdua bersama-sama ke supermarket untuk berbelanja. Dimulai dari persabunan, perotian, perserealan, permiean hingga perkopian, jangan lupa beberapa varian rasa Pororo dan buahan.

Diawal mereka datang biasa anak yang akan naik ke troli dan di dorong oleh sang ayah namun tidak bagi mereka sang papa lah yang nak ke troli dan di dorong oleh Bian. Namun karena banyak pasang mata yang melihat hal itu terjadi hanya sebentar karena papa Vandesh tentu masih punya malu.

 Namun karena banyak pasang mata yang melihat hal itu terjadi hanya sebentar karena papa Vandesh tentu masih punya malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Papa udah ya capek, udah banyak banget ini" ujar Bian saat melihat belanjaannya yang sudah memenuhi troli tadi.

"Oke-oke udah kok ini" akhirnya papa dan Bian pun menuju ke kasir.

"Selamat datang di Supermarket marketnya ibu-ibu. Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini mbak belanjaannya tolong di hitung" ucap Vandesh dengan cueknya.

"Oh iya, ada tambahan lain pak?"

"Nggak"

"Baik, saya scan dulu ya pak"

"Hm"

"Totalnya Rp. 399.800,- " ujar si mbak kasir, dan Vandesh menyerahkan 4 Lemar uang berwarna merah.

"Uangnya Rp. 400.000'- ya pak"

"Hm"

"200 rupiahnya mau di donasikan pak?"

"Iya boleh, ini saya tambah lagi" ujar Vandesh menyerahkan uang berwarna merah 2 lembar.

Saat itu juga si mbak kasir memandang Vandesh dan Bian adalah ayah dan anak sultan.

Bian VS Papa ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang