抖阴社区

20. Dan Terjadi Lagi ?

1.5K 134 22
                                        

Votmen disilahkeunn . . .

#happy reading

.

.

Ingat dua bulan lalu Bian mulai mencoba rokok? Ternyata hingga sekarang dia masih kecanduan akan rokok tersebut, karena baginya rokok bisa menghilangkan setres dalam pikirannya.

"Bian" panggil Vandesh saat mendapati Bian memasuki rumah sepulang latihan band.

"Iya pa, bentar ya Bian mandi dulu oke" tidak seperti biasanya, biasanya saat pulang Bian akan langsung memeluk bahkan menciumi sang papa. Namun beberapa hari ini sepulang dari luar Bian langsung berlari masuk ke kamar untuk mandi terlebih dahulu.

"Berhenti disitu..!!" Titah tegas Vandesh terhadap anaknya.

Bian yang mendengar suara rendah sang ayah langsung terhenti langkahnya sama sekali tidak berani bergerak sedikit pun. Masih dengan membelakangi sang papa Bian berdoa agar papanya tidak tahu apapun. Vandesh mulai mendekati Bian dan mengendus pelan tubuh Bian termasuk bagian wajah terutama mulut Bian.

"Papa ngapain sih, ngendus-ngendus gitu kayak vampir tau" Bian masih berusaha tenang agar tidak terlalu gugup. Namun nyatanya Bian malah merasa suasana mencekam karena raut papanya benar-benar serius dan tidak membalas candaannya sama sekali.

Sreett..!!

Vandesh menarik tas Bian dengan paksa.

"Papa .. Apa-apaan sih..!!" Tanpa sadar Bian menaikkan nada bicaranya karena sedikit tersentak saat papanya menarik tiba-tiba tasnya. Vandesh masih tidak menanggapi ucapan Bian. Dia mulai mengeluarkan semua barang-barang dari tas Bian.

Dari barang-barang Bian yang di keluarkannya Vandesh murka karena ada sesuatu berbentuk kotak yang sangat Vandesh benci. Rokok. Itu di temukan di tas Bian. Vandesh mengambil rokok tersebut dan membukanya di temukan tinggal setengah isinya. Bian yang melihat itu hanya meneguk ludahnya dengan susah payah. Bian bodoh kenapa menyimpan rokoknya di tas.

Vandesh menatap tajam manik boba putra tunggalnya. Dan tanpa berkata-kata dia naik ke atas menuju kamar sang anak. Bian yang melihat itu benar-benar ketakutan, papanya sangat murka saat ini. Ini pertama kalinya sang papa marah dengan tanpa berucap sepatah kata pun. Dia pun berusaha mengejar Vandesh yang sudah hampir sampai ke kamarnya, entah apa yang ingin Vandesh lakukan di kamar sang putra.

"Papa mau ngapain?" Teriak Bian saat melihat papanya memasukkan baju-baju Bian ke dalam tas besar.

"Papa.." Bian berusaha menghentikan kegiatan sang papa.

"Pergi kamu..!!" Vandesh melempar tas yang berisi baju-baju Bian ke luar kamar.

"Papa" lirih Bian sambil melihat manik hazel sang papa.

"Saya bukan papa kamu, anak saya tidak akan berbohong dan melanggar larangan yang sudah saya buat." Ucap Vandesh dengan tenang dengan nada rendah nan dinginnya. Bian seperti melihat orang yang berbeda dalam diri sang papa.

"Papa, Bian minta maaf. Bian salah iya Bian tau Bian maaf papa. Jangan usir Bian, Bian mohon" Bian berusaha meraih tangan sang papa, namun Vandesh lebih cepat menghindari Bian.

"Papa jangan gini, Bian janji gak akan ngerokok lagi, Bian janji tapi jangan usir Bian papa Bian mohon" Bian sekarang tengah bersimpuh di kaki sang papa, dia melakukan itu karena dia tahu dia salah.

"Pergi Bian"

"Nggak. Nggak mau Bian mau sama papa. Bian minta maaf papa, Bian janji gak akan lagi Bian ngerokok Bian janji papa Bian mohon" Bian memeluk kaki sang papa sambil terus memohon kepada sang papa. Vandesh masih tidak bergeming dengan ucapan sang putra.

Bian VS Papa ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang