Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak kalian. Terima kasih♡
~Happy Reading♡~
Kelimanya terduduk lemas di bangku taman, wajah mereka terlihat lesu, dan pandangan terhenyak dalam kesedihan yang mendalam. Perasaan bersalah menghantui mereka, menindik hati yang tertekan oleh kebohongan yang terpaksa mereka ucapkan.
"Kita tega banget ya sama orang tua mereka," ucap Samuel.
"Ya gimana lagi, itu satu-satunya cara," balas Bagas.
Hening. Mereka terbenam dalam pikiran, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Bukti yang mereka dapatkan menunjukkan kesamaan. Dua kemungkinan penyebab kematian itu terus menghantui pikiran mereka. Namun, apakah mungkin hanya karena itu mereka meninggal? Pertanyaan itu masih menggantung, tanpa jawaban yang pasti.
"Kematian Zean hampir sama dengan siswi yang diceritakan di buku itu," ucap Leanna memecahkan keheningan.
Alka mengangguk setuju, "Beberapa kematian kita temukan dengan alasan yang sama."
"Ini bukan soal bunuh diri. Zean gak mungkin bunuh diri, meskipun dia ngeluh kayak bocah, tapi sebenarnya Zean orang yang kuat dan pantang menyerah," ujar Bagas.
"Anya juga. Anya orang yang apa adanya. Dia gak cerita ke kita karena dia gak mau ngerepotin kita. Anya itu orang nya gak enakan. Anya gak mungkin bunuh diri cuma karena ekonominya menurun," jelas Rheya.
"Semua ini, pasti sekolah yang jadi penyebabnya," tegas Leanna.
"Kita harus cari tahu apa yang dilakukan pihak sekolah," sambung Samuel.
"Oke, sekarang kita ke rumah terakhir, Emily."
○●○
Mereka menekan tombol bel rumah dan memandang sekelilingnya, menunggu pintu terbuka. Beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan asisten rumah tangga muncul, memandang kelimanya dengan raut wajah penasaran.
"Kalian siapa? Temannya Den Nico? Atau Non Emily? Atau keponakannya Pak Rahardy? Saya baru soalnya di sini," tanyanya beruntun.
"Kami temannya Emily, mbak," jawab Bagas.
"Oalah, silakan masuk."
Mereka melangkah masuk ke dalam rumah mewah yang berdiri megah, menyerupai istana dengan arsitektur klasik yang elegan dan sentuhan modern yang minimalistik. Tak lama menunggu, Papah Emily muncul dengan senyum hangat, menyambut mereka dengan ramah.
"Halo, apakabar?" sapa Papah Emily.
"Baik, om," jawab Rheya.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Papah Emily. Dari mulai sekolah, kabar, dan lain sebagainya yang menyangkut keadaan sekolah dan juga Emily.
"Oh iya, kalian lagi ada acara di luar sekolah?"
Leanna mengangguk dengan terpaksa, "Iya om, kami lagi ada tugas di luar sekolah," jawabnya.
Papah Emily mengerutkan dahinya, "Loh, Emily gak ikut?"
"Hanya lima orang perwakilan kelas, om," jawab Leanna.
"Iya, kebetulan kita lagi di luar sekolah, jadi kita ke sini menyampaikan salam dari Emily," bohong Rheya.
"Oh, begitu. Emily gimana di sekolah?" tanya Papah Emily.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONFIDENTIAL {END}??
Mystery / ThrillerSekolah adalah tempat untuk menimba ilmu. Dimana kita mendapatkan ilmu pendidikan untuk masa depan. Namun, bagaimana jika sekolah justru membuat kita kehilangan masa depan? Science High School, sebuah institusi pendidikan yang berdiri sejak tahun 20...