Jangan lupa follow dan tinggalkan jejak kalian. Terima kasih♡
~Happy Reading♡~
Evander menepuk tangannya sebanyak dua kali. Salah satu pasukan Evander yang berdiri di dekatnya langsung mengokang penutup geser senjatanya ke belakang dengan gerakan cepat dan terlatih, menempatkan dirinya dalam posisi bersiap menembak. Gerakan itu tampak seperti respons otomatis terhadap isyarat dari Evander.
Tatapan semua orang terfokus pada pistol yang kini mengarah langsung ke Leanna. Leanna menatap teman-temannya dengan mata lebar dan penuh kecemasan. Sementara itu, orang yang memegang pistol menatap Leanna dengan tatapan tajam dan dingin, jempolnya terposisikan siap di atas pelatuk, menambah intensitas ancaman yang menghantui udara.
Dan,
Dor!
Dalam seperkian detik, Rheya mengukir pengorbanan terakhirnya, tubuhnya menjadi perisai bagi Leanna dari ancaman maut. Peluru yang datang dengan kecepatan mematikan menghantam tubuh Rheya, membuatnya terhempas mundur dengan darah yang mengalir deras dari luka di perutnya. Dengan sisa tenaga yang terakhir, Rheya membalikkan tubuhnya, dan wajah Leanna yang terguncang oleh kesedihan dan ketakutan terpampang di depan matanya, sementara suara tangisan Leanna meraung-raung, mengisi ruang dengan kesedihan yang mendalam.
"Rhe," lirih Leanna sambil menggelengkan kepalanya, suaranya tercekat dalam tangisan.
Rheya menatap Leanna dan memeluknya erat, "Gue pergi ya, Le. Lanjutkan misi kalian. Jadikanlah gue korban terakhir di sekolah ini," ucap Rheya dengan suara lemah sebelum menutup matanya, senyum getir menghiasi bibirnya.
"Nggak, Rhe! Nggak!" teriak Leanna.
Tubuh Rheya terjatuh ke dalam pelukan Leanna, dan dengan sigap Bagas menyambut tubuh yang lemah itu, menahan beban tubuh Rheya yang kini tak berdaya, berlumuran darah segar. Pandangan mata Bagas tak kuasa menahan pilu, melihat sosok yang paling disayanginya dalam keadaan mengenaskan seperti itu.
Jika waktu bisa diputar kembali, Bagas akan rela menggantikan posisi Rheya, menanggung segala rasa sakit dan penderitaan yang dialami sahabatnya itu. Kesedihan mendalam menghantui hati Bagas, saat ia memandang wajah Rheya yang pucat pasi, mata yang mulai meredup, dan napas yang semakin lemah.
"Rhe, bangun, Rhe!" teriak Bagas dengan suara parau, air mata yang tertahan mulai mengalir deras di pipinya saat ia mengguncangkan tubuh Rheya yang lemah.
Tak lama berselang, pasukan mereka tiba di tempat kejadian, berlari dari belakang dengan pistol yang terisi peluru. Mereka langsung mengarahkan tembakan ke arah pasukan Evander. Sementara itu, Bagas dengan hati-hati mengangkat tubuh Rheya yang terluka parah dan membawanya ke tempat yang lebih aman.
Suara hiruk-pikuk kekacauan memenuhi telinga mereka, rentetan tembakan, teriakan, rintihan, dan deru api yang membakar beberapa fasilitas sekolah, menciptakan pemandangan mencekam. Namun, pemandangan yang paling menyayat hati adalah melihat Rheya, sosok yang selalu sabar dan menjadi sandaran bagi mereka, kini terbaring lemah dengan luka parah, nyawanya terancam di ambang kematian.
"Rhe, bertahan ya, Rhe. Gue panggil ambulance. Jangan tinggalin gue, ya," ucap Leanna dengan suara yang tercekat oleh tangisan, tangannya yang bergetar saat memegang ponsel seakan tak bisa berhenti, sementara jari-jarinya berusaha menghubungi layanan darurat dengan harapan besar agar Rheya bisa bertahan.
"Rhe, gue yakin lo kuat," ucap Bagas.
Jantung Rheya masih berdenyut dengan irama yang sangat lemah dan tidak stabil, seperti bisikan terakhir dari kehidupan yang perlahan-lahan meninggalkannya. Detak jantungnya terdengar sayup-sayup, luka parah akibat peluru yang bersarang di bagian perut kirinya telah menyebabkan kehilangan darah yang sangat banyak, sementara kerusakan pada struktur internal mengancam integritas organ-organ vital yang menopang hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONFIDENTIAL {END}??
Mystery / ThrillerSekolah adalah tempat untuk menimba ilmu. Dimana kita mendapatkan ilmu pendidikan untuk masa depan. Namun, bagaimana jika sekolah justru membuat kita kehilangan masa depan? Science High School, sebuah institusi pendidikan yang berdiri sejak tahun 20...