Typo tolong tandai.
.
.
. jangan lupa vote ya
.
.
~o0o~
"Lio."
Panggilan itu, Axel melihat kearah sofa ruang tamu. Setelah melihat siapa yang duduk disana. Axel merasa bahwa karma tentang ucapan adalah doa. Memang ada.
'sial, ternyata dia yang datang.'
Tamu yang datang adalah Jovan beserta istrinya Clarissa. Walaupun merasa enggan, Axel tetap membawa Hikaru duduk di sofa. Ia mendudukkan Hikaru sendiri karena sang empu yang memaksa, jika tidak Axel akan tetap memangkunya.
"Ada apa tuan? Sampai malam-malam seperti ini anda datang ke kediaman saya." Tanya Axel dengan formal.
"Lio, ayah ingin bicara denganmu." Suara itu begitu lirih didengar. Entah mengapa Axel menjadi tak tega melihat pria itu.
Axel melihat kearah Andi, memberikan tanda agar andi tidak pergi dan ikut terlibat. Karena, selama ini Andi yang merawatnya.
Andi mengangguk, ia paham akan situasi yang tidak akan berjalan mulus. Semulus wajah Hikaru.
Dan itu sudah terjadi. Jovan bangkit dari duduknya, pria itu berjalan menuju Axel dan berdiri dihadapan Axel. Lama mereka berdiam, dan setelahnya apa yang dilakukan oleh Jovan membuat mereka semua terkejut.
Jovan pria dengan ego yang tinggi itu, kini berlutut dihadapan Axel dengan kepala yang tertunduk. Sang istri yang melihat Jovan berlutut dihadapan Axel merasa puas. Akhirnya suaminya itu bisa menurunkan ego nya.
"Ayah, menyesal nak. Ayah tau ayah salah, ayah menyadari bahwa ayah memang egois. Tapi, bisakah kamu memaafkan ayah? Ayah mohon, beri ayah kesempatan."
Axel, pemuda itu hanya diam saja saat ayah dari pemilik tubuh yang ia tempati ini berlutut dan memohon padanya.
"Tidak semua kesalahan akan hilang hanya dengan kata maaf." Axel benar, tidak semua kesalahan di perbaiki dengan maaf. Dan tidak semua orang mampu menerima maaf itu.
"Ayah tau, ayah tapi tolong, beri ayah kesempatan." Mohon Jovan.
"Aku tidak tahu." Jovan tersenyum kecut saat Axel mengucapkan tiga kata itu.
"Beri ayah kesempatan, ayah akan memperbaiki hubungan kita."
Hati Axel berkata bahwa ia harus memaafkan Jovan. Namun, ego nya berkata untuk tidak memberikan pria itu kesempatan.
Axel bimbang, apakah ini yang di inginkan Axelio, tapi ia tidak ingin Jovan mendapatkan maafnya dengan mudah.
Axel menatap Jovan yang sudah mengeluarkan air mata. "Berusahalah."
Satu kata itu, mampu membuat senyum kecut Jovan berubah menjadi senyuman bahagia. Jovan memeluk Axel erat, ia berjanji akan memperbaiki hubungan antara dia dan anaknya.
Setelah beberapa detik jovan memeluk sang anak, Axel hanya diam tak membalas pelukan itu. "Ayah akan berusaha Lio." Ucap Jovan.
"Baiklah, ayo di minum tuan, nyonya." Suara Andi memecah suasana yang sendu itu.
Akhirnya setelah permohonan maaf dari Jovan yang masih dipertimbangkan oleh Axel. Kini mereka berbincang santai.
"Lio."
"Axel. Aku tak suka panggilan itu." Entah mengapa saat Jovan memangilnya dengan nama Lio ingatan saat Jovan dan Maria meninggalkan Axelio terus berputar.
Jovan yang mendengar bahwa Axel tidak mau dipanggil dengan nama kecilnya itu, hanya bisa menatap sendu sang anak.
Melihat sang suami yang tersenyum sendu, akhirnya Clarissa mengambil alih pembicaraan. "Axel, maukah kamu ikut makan malam keluarga besok?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[Bl] I'M A LOSER (End)
ActionPublish:16 Januari 2024 End: 2 Juli 2024 Masihkah kalian ingat dengan Alexander Maverick? Anak sambung dari Luis Maverick dan adik sambung Edgar yang pada book sebelumnya bertransmigrasi ke tubuh Edward. Alexander Maverick orang yang terbunuh karen...