"Ya, seperti dugaanku udara disini terasa berbeda dan menyenangkan," ucap seorang gadis di depan pintu kedatangan bandara Incheon, Korea Selatan. Gadis itu masih tersenyum dengan lebarnya sambil berusaha menahan rambut panjangnya yang terurai terbang tertiup angin yang cukup kencang.
"LYRA!" terdengar teriakan yang cukup jauh dari tempat gadis tadi berdiri membuat beberapa orang tertarik melihat sumber teriakan itu tidak terkecuali gadis itu yang juga menoleh karena mendengar namanya dipanggil.
"ASTAGA. SETELAH LIMA TAHUN AKHIRNYA KITA KETEMU LAGI," teriak gadis tadi sambil memeluk Lyra dengan eratnya.
"Bi, jika kau memelukku seperti ini aku bisa saja pingsan karena tidak mampu bernapas," ucap Lyra sambil berusaha melepaskan pelukan tersebut.
"Kau ini tidak bisa diajak romantis sekali," ucap gadis mungil bernama Abby tersebut sambil mencebikkan bibirnya kesal karena merasa diabaikan oleh Lyra.
"Oh ayolah Abby. Kita tidak bertemu selama lima tahun tapi hampir setiap hari kita melakukan panggilan video. Rasanya aku seperti berpacaran denganmu," ucap Lyra. Sejujurnya ia juga merindukan sahabatnya ini karena bagaimanapun berinteraksi langsung dan melakukan panggilan video menjadi dua hal yang sangat berbeda. Akan tetapi, ia malu jika harus melakukan hal yang sama seperti yang tadi Abby lakukan.
"Jadi kau mau berpacaran denganku?" tanya Abby dengan jahilnya.
Lyra memutarkan bola matanya kesal namun selanjutnya ia tertawa dan disambut tawa yang sama oleh Abby.
"Jadi kau siap berubah menjadi Seungcheol oppa jika aku mengatakan iya?" balas Lyra sambil menutupi rasa ingin tertawanya.
Jangan salah sangka. Ini adalah candaan mereka berdua karena mereka berdua masih sama-sama tertarik dengan laki-laki. Bahkan Abby sudah memiliki kekasih yang sudah berpacaran cukup lama dengannya.
"Wah. Wah. Wah. Sepertinya kau bukan hanya menyukainya, Lyra. Lihatlah baru tiga bulan yang lalu kau melihatnya tersenyum dan sekarang kau melakukan perjalanan berjam-jam ke negara orang sendirian hanya untuk menemui pria itu. Aku sangat mengagumi kegigihanmu ini," ucap Abby sambil bertepuk tangan lalu menepuk pelan pundak Lyra berusaha menunjukkan ia benar-benar mengagumi Lyra.
"Kau sangat berlebihan. Ayolah bawa aku ke tempat tinggalmu aku sangat ingin merasakan empuknya kasur saat ini."
"Cih, bicara mengenai berlebihan sebaiknya kau renungi tentang dirimu terlebuh dahulu," ucap Abby kemudian langsung saja ia menggandeng tangan Lyra sambil berjalan menuntunnya menuju mobil miliknya yang berada di halaman parkir bandara.
Setelah tiba di mobil milik Abby yang terparkir Lyra langsung menaruh kopernya yang cukup besar itu di bagasi mobil milik Abby. Abby memang tidak membawa banyak barang karena ia tidak lama berada di Korea nanti. Ia datang hanya untuk berlibur.
Setelah menutupi pintu bagasi dan duduk dengan rapi di kursi penumpang mobil milik Abby, Lyra mulai membuka suara untuk bercengkrama dengan sahabatnya itu.
"Beby, aku sangat merindukanmu," ucap Lyra dengan manjanya dan hendak memeluk Abby.
"Berhenti memanggilku seperti itu dan jangan peluk aku karena aku sedang menyetir," ucap Abby dan berusaha untuk fokus menyetir. Sejujurnya Abby baru dua bulan yang lalu mendapat lisensi berkendaranya jadi ia masih agak kaku untuk mengendarai mobilnya sehingga sedikit kegiatan merusak konsentrasinya bisa membuat ia kewalahan.
"Baik lah. Kalau begitu aku mau tidur saja," ucap Lyra.
"Hem. Itu lebih baik," ucap Abby mengangguk namun tetapi fokus menatap kearah jalan.
Akhirnya Lyra yang sudah menghabiskan waktunya berada di udara selama kurang lebih delapan jam kembali tertidur. Ini adalah pengalaman pertama Lyra pergi ke luar negeri. Bahkan untuk perjalanannya yang pertama kali ini ia hanya seorang diri itu membuat Lyra tidak sabar menanti kedepannya akan apa yang terjadi di perjalanannya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
You [Choi Seungcheol]
FanfictionTerima kasih kepada takdir yang sudah mempertemukan aku denganmu. Sekarang aku akan menjadi egois berjuang mempertahankan takdir itu agar membuatmu tetap bersamaku. -Lyra-